(Silahkan play video yg ada di atas agar supaya...)
Tok! Tok! Tok!
Ketukan yang terdengar seperti pada pintu kamar Azizi membuat Chika terbangun. Ia tatap sekeliling kamar Azizi. Pakaian keduanya terlihat berserakan di lantai. Chika memegangi kepalanya yang sedikit pusing lalu mengambil ponselnya tergeletak di lantai.
"Astaga! Jam setengah 7?!"
Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu itu kembali terdengar bersamaan dengan suara Ayana.
"Azizi! Chika! Bangun!! Kalian sekolah, gak?!"
"Bentar, Tante!" Chika yang panik langsung mengguncang-guncangkan tubuh Azizi. "Zee, bangun. Zee."
"Hmmfh."
"Zee, kamu-- astaga!" Chika memekik kaget saat ia memukul pelan pipi Azizi. "Kamu demam?" Chika langsung menaruh punggung tangannya di kening Azizi. "Astaga badan kamu dingin banget."
Chika jadi berdecak dan buru-buru mematikan AC kamar Azizi. Ia barulah ingat bahwa seharian kemarin keduanya bercinta dengan AC menyala dalam suhu rendah. Hujanpun sempat mengguyur ibu kota pada malam hari dan keduanya akhirnya tertidur dalam keadaan tak mengenakan sehelai benangpun.
Jadilah sekarang tubuh Azizi menggigil kedinginan.
"Chika, udah bangun?"
Sial bagi Chika. Ia lupa dengan keberadaan Ayana di depan pintu. Karena panik, akhirnya ia memilih mengambil kaos milik Azizi memakainya cepat lalu membuka sedikit pintu kamar Azizi. Chika bahkan hanya menyembulkan kepalanya, tentu saja agar Ayana tidak dapat melihat keadaan kamar Azizi yang sangatlah berantakan.
"Pagi, Tante." Sapa Chika dengan senyum manisnya.
"Kalian baru bangun? Azizi mana?"
"Kayanya aku sama Azizi ijin gak sekolah, Tante."
"Loh, kenapa?"
"Azizi sakit." Sebelum Ayana kembali bersuara, Chika langsung berbicara. "Azizi biar aku aja yang urus, Tante. Kalau boleh, minta tolong izinin aku sama Azizi. Kalau Brielle biar aku aja yang ngomong."
"Yaudah. Kalau ada apa-apa bilang ya, Chika."
Chika hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Ia lalu tutup pintu kamar Azizi kembali dan menguncinya. Chika lalu menuju beranda kamar Azizi, membukanya sedikit agar ia dapat keluar untuk memanggil Brielle.
"Brielle? Brielle!"
Pintu beranda kamar Brielle sudah terbuka, memperlihatkan gadis itu lengkap dengan seragam putih-abunya.
"Loh, Kak Chika kok pake kaos Azizi? Gak sekolah?"
Chika sedikit menarik kaos Azizi agar menutupi sedikit bagian bawahnya. Tentu saja ia tidak ingin membuat Brielle tahu bahwa gadis itu belum memakai celana dalamnya.
"Azizi sakit, El. Jadi kamu mending berangkat sendiri aja sekarang."
"Eh? Azizi sakit apa? Biar aku ke sana."
"Jangan!" Cegah Chika cepat. "Azizi biar aku yang urus. Kamu sekolah aja. Nanti pulangnya baru ke sini. Azizi gapapa. Cuman deman aja, kok."
"Hmmm. Yaudah deh kalau emang gitu. Aku berangkat, Kak. Semoga Azizi cepet sembuh."
Kembali Chika hanya mengangguk lalu menutup pintu beranda kamar Azizi tanpa menunggu kepergian Brielle. Ia lalu melangkah menuju lemari Azizi, mengambil piyama dan kaos kaki milik gadis tomboy itu.
"Azizi, bisa bangun, gak? Pake baju dulu, yuk."
"Dingin, Kak."
"Iya. Makanya pake baju."

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
Fiksyen PeminatWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak