Sinar matahari yang begitu menusuk menyadarkan Azizi dari tidurnya. Ia buka matanya dengan mendadak. Rasa pusing luar biasalah yang pertama kali menyerangnya. Azizi mengangkat tangannya, memijat kepalanya yang masih berdenyut.
Saat kesadarannya pulih, barulah Azizi tersadar sesuatu. Ia pandangi langit-langit, ia lalu menoleh ke samping. Ini bukan kamarnya. Lalu dimana Azizi?
Azizi membuka selimutnya dan terbelalak melihat tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Ia teguk ludahnya sebelum menoleh ke sampingnya dengan perlahan. Ia terperanjat kaget saat melihat seorang gadis tertidur di sampingnya. Mulut dan matanya sedikit terbuka, tapi dengkuran halus terdengar dari mulutnya.
Apa gadis itu tertidur dengan mata yang terbuka?
Azizi melambaikan tangannya di depan wajah Lala. Namun, tak ada respon. Buru-buru Azizi bangkit dari tidurnya. Mendengar suara-suara membuat Lala terbangun. Ia lalu duduk setelah mengusap matanya dan menatap Azizi yang terburu-buru memakai pakaiannya yang berserakan di lantai.
Lala tersenyum tipis. "Selamat pagi, Azizi sayang."
Azizi memutar tubuhnya dengan perlahan. Senyuman Lala semakin merekah melihat wajah Azizi yang terlihat memerah. Lala lalu bangkit, mendekati Azizi yang langsung menunduk. Kaget melihat Lala yang berjalan menuju ke arahnya dengan santai tanpa sehelai benangpun. Azizi sendiri bergerak cepat menutupi bagian dadanya yang belum tertutup.
"Kenapa malu gitu?" Tanya Lala sambil menyentuh jarinya di pipi Azizi. "Semalem liar banget, kok sekarang malu-malu?"
"Ka-Kakak siapa?"
Jari Lala turun ke bagian dada Azizi, bermain di sekitar sana. "Jadi aku dilupain, nih?"
Azizi mengalihkan wajahnya, memejamkan mata menahan gejolak aneh yang kembali ia rasakan. Lala hanya tersenyum sebelum berlalu.
"Sebaiknya kamu mandi, sementara aku bikinin sarapan. Nanti aku jelasin semuanya." Ucap Lala sambil memakai pakaiannya kembali. Azizi hanya menunduk, namun matanya sesekali melirik ke arah Lala. "Mandi yang wangi ya sayang." Setelah mengedipkan sebelah matanya, Lala pun meninggalkan Azizi sendiri di kamarnya.
/o/o/
Lala tersenyum saat melihat Azizi keluar dari kamarnya sudah terlihat lebih segar dan wangi. Dengan sepirin nasi goreng di tangannya ia hampiri Azizi dan diciumnya lembut pipi gadis yang lebih muda darinya itu.
"Wangi banget, sih."
Azizi yang terkejut hanya diam sambil memegangi pipinya. "Kak, sebenernya Kakak siapa? Kenapa aku bisa di sini sama Kakak."
"Duduk dulu. Sambil makan aku jelasin semuanya."
Azizi menatap ragu Lala yang sudah duduk di meja makan. Senyuman Lala yang manis membuat gadis itu menurut dan duduk di hadapan Lala.
"Dimakan."
Azizi mengangguk dan mulai memakan nasi goreng buatan Lala. Sementara Lala mulai mengenalkan dirinya dan menceritakan semuanya pada Azizi tanpa terkecuali termasuk perbuatan nakal si gadis berumur 16 tahun tersebut.
"Ma-maaf, Kak. Aku gak sadar."
"Gakpapa, kok, sayang. Aku gak keberetan. Aku malah jadi pengen ajakin kamu sesuatu."
Azizi mendongak lalu menatap balik Lala yang tengah menatapnya sambil mengusap-usap tangan Azizi yang ada di atas meja makan tersebut.
"Ajakin apa, Kak?"
"Kamu... mau jadi partner FWB aku, gak?"
"FWB?"
"Iya." Lala lalu pindah ke samping Azizi. Tangannya gini bertengger di paha Azizi, memainkan jarinya di sana. "Kita bisa ngelakuin hal yang kaya semalem kapanpun. Kamu harus ada setiap aku butuh, begitu sebaliknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfictionWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak