15 Mei 2021
Satu tahun telah berlalu. Sebentar lagi, Azizi akan lulus dari SMA dan menjadi mahasiswi. Waktu seolah berjalan begitu cepat tanpa disadari.
Azizi baru saja selesai mandi sore. Ia lalu turun dari lantai 2 kamarnya, berniat menuju dapur mencari sesuatu untuk mengisi perutnya. Hanya saja langkahnya terhenti saat mendengar keramaian dari arah ruang tengah rumahnya.
Karena heran, akhirnya Azizi merubah tujuannya. Betapa terkejut dirinya saat melihat keduak kakaknya sedang bermain playstation di sana. Tak hanya itu, Dey dan Shani juga dudu di samping mereka tengah mengobrol berdua.
"Bang Febi? Bang Vino? Ngapain di sini?" Tanya Azizi sambil mendekat.
"Eh, ada yang bentar lagi lulus, nih. Duduk sini, Zee."
Azizi menuruti Febi lalu duduk dianta kedua kakaknya. "Tumben banget pada kumpul. Dalam rangka apa?" Alis Azizi terangkat sebelah, ia perhatikan keempat orang di sana bergantian.
"Dalam rangka menyambut hari bahagia besok." Bukan Febi, melainkan Dey yang menjawab.
"Ada apa besok?"
"Bang Vino mau lamar Ci Shani, Zee."
"Serius, Bang?"
Omongan ngawur Febi langsung membuat Vino tersedak, dengan cepat Shani langsung memberikan Vino segelas air mineral yang ada di depannya.
"Makasih, Dira." Ucap Vino setelahnya. "Doain aja, kalau semua lancar, tahun ini bisa terlaksana, kok."
"Amin." Ucap semuanya kompak.
"Buruan deh, Bang. Nikah terus ngasih cucu. Biar Nyokap gak main sama berondong mulu. Capek gue liatnya." Keluh Febi yang hanya mendapatkan tawa dari Vino.
"Ngomong-ngomong setelah ini, lu mau lanjut kuliah mane, Zee?" Dey bertanya sambil mengunyah cemilannya.
"Belum tau, Kak."
"Bandung aja tempat Abang sama Cici dulu."
"Gak mungkin Azizi mau jauh-jauh dari Chika. Paling ngebucin terus satu kampus sama bidadarinya."
"Diem deh, Bang Febi."
"Ngomong kenyataan padahal," balas Febi yang kembali sibuk pada permainannya.
"Oh, iya. Chika masih nge-kost, Zee?"
"Udah gak, Ci. Udah balik tinggal sama Abi-Umi."
"Yah, susah dong lu kalo ngapel. Gak bisa macem-macem kaya biasanya."
"Febiii."
Mendengar tegoran Shani, Febi kembali terdiam. Vino hanya menggeleng, sementara Azizi mengambil alih stick playstation dari tangan Vino dan memainkannya.
/o/o/
16 Mei 2021, jam 00.00.
Tidur Azizi terasa tidak nyenyak karena mendengar kegaduhan di depan kamarnya. Saat matanya belum terbuka sepenuhnya, pintu kamarnya terbuka dan banyak orang langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Happy birthday, Azizi. Happy birthday, Azizi. Happy birthday. Happy birthday. Happy birthday, to you."
Azizi langsung duduk di tepi ranjangnya, ia usap kedua matanya agar dapat melihat jelas mereka-mereka yang memberinya kejutan. Tentu saja ada sang kekasih, Chika dengan sebuah kue berbentuk kucing dengan lilin angka 17 di atasnya. Shani dan Dey yang tengah merekam, dan kedua abangnya di belakang.
"Selamat ulang tahun, sayang." Chika duduk di samping Azizi lalu mengecup lembut pipi Azizi.
"Selamat ulang tahun, Azizi." Ucap Dey dan Shani bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfictionWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak