19

3.4K 145 46
                                    

Chika terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak. Kepalanya sedikit pusing karena sejatinya gadis itu kekurangan waktu tidur. Semalam ia dan teman-temannya, bermain dan berpesta di pantai sampai tengah malam. Membakar ikan, makan-makan, minum-minum, dan bernanyi sampai lupa waktu. Apalagi kehadiran Gito, Eli dan awak kapal menambah keramaian suasana mereka.

Lalu, bukannya tidur. Chika dan gadis anggun yang masih tertidur lelap dengan mulutnya yang terbuka itu malah melanjutkan obrolan seru mereka di kamar.

Ternyata Cindy, merupakan teman yang sangat asik. Sebagai gadis yang usianya lebih tua, Cindy sangat memahami Chika walau kadang gadis itu suka tidak mendengar apa yang Chika katakan. Bolot kalau Jinan bilang.

Chika lalu turun dari kamarnya, mengambil ponsel dan jaket untuk dipakainya. Jam di ponselnya masih menunjukkan waktu yang terlalu dini untuk Chika terbangun sebenarnya. Lihatlah semua temannya masih tertidur pulas di kamar masing-masing, bahkan penginapannya masih begitu gelap.

Hanya saja, Chika memang sudah meniatkan diri untuk bangun saat sebelum Subuh. Ada sesuatu yang ia rindukan, sesuatu yang dilihatnya bersama Azizi jika keduanya kemari bersama keluarga besar Azizi.

Bicara soal Azizi, mata coklat Chika melirik ke arah kamar Azizi dan Lala yang berada di lantai bawah. Pintunya masih tertutup rapat, ia yakin Azizi di dalam masih tertidur pulas.

Chika hanya menghela nafasnya sebelum kembali melanjutkan langkahnya keluar dari penginapan mereka. Suara keras dari pintu utama yang tertutup membangunkan Azizi dari tidurnya yang tidak terlalu pulas. Azizi mengerjap-ngerjapkan matanya, sebelum duduk di tepi ranjang.

Ia geleng-gelengkan kepalanya yang sedikit pusing akibat alkohol yang ia minum semalam. Saat ia menoleh ke arah jendela, ia bisa melihat sosok Chika yang berjalan menuju tepi pantai. Azizi melirik Lala sekilas, tidur dengan mata terbuka seperti biasa. Azizi selalu terkekeh jika melihatnya, untung sudah biasa.

Sementara itu, Chika sudah berada di tepi pantai. Ia pandangi hamparan laut yang luas. Suasana yang begitu tenang dan damai. Deru suara ombak yang begitu menangkan, angin sepoi-sepoi yang menerbangkan rambut panjangnya, terasa dingin menerpa kulit dan kini hatinya. Mendingin semenjak sang matahari menjauh, dan bukan lagi jadi penghangatnya.

Chika mengusap air mata yang baru saja menetes. Sebelum matahari terbit dengan malu-malu di hadapanya, Chika memotret pemandangan sekitar pantai. Mengunggahnya ke media sosial instagram-nya yang sudah jarang ia sentuh.

Liked by RichEvan and othersyssctmr I know, lately I've been missing youView all 12 comments

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liked by RichEvan and others
yssctmr I know, lately I've been missing you
View all 12 comments

Azizi yang sedang meminum air putih, langsung melihat ponselnya saat mendapatkan notifikasi postingan Chika di instagram-nya. Azizi hela nafasnya saat melihat kalimat yang Chika tuliskan pada fotonya tersebut. Azizi lalu menyimpan ponselnya, memilih menyusul Chika sesegera mungkin.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang