Jam istirahat makan siang sedang berlangsung. Tentu saja, seperti siswa-siswi pada umumnya, Chika menuju kantin untuk membeli makanan guna mengisi perutnya. Ia tersenyum lebar saat melihat Azizi bersama dengan seorang temannya sedang makan. Walau Azizi terlihat jauh lebih sibuk dengan ponsel di tangannya.
Saat Chika ingin duduk di hadapan Azizi, teman sekelas Azizi pamit pada keduanya karena ia sudah selesai dengan urusan makan siangnya. "Zee, gue duluan."
"Hmm."
Hanya deheman yang keluar dari mulut Azizi. Teman Azizi sepertinya tidak ambil pusing dengan reaksi gadis tomboy tersebut. Chika sendiri hanya tersenyum saat adik kelasnya itu pamit padanya. Ia lalu duduk di hadapan Azizi.
"Zee lagi liatin apa, sih? Kayanya seru banget."
Bukannya menjawab, Azizi malah tertawa sendiri. Senyumannya terlihat sangat lebar. Sudah lama sekali Chika tidak melihat senyum Azizi yang secerah ini. Apalagi, faktanya Azizi memang tidak terlalu suka tersenyum karena menurut gadis tomboy itu, senyumnya terlihat sangat aneh.
Chika jadi mengerutkan keningnya bingung. Ia jadi kembali berpikir, apa Azizi memang diam-diam sudah punya pacar, ya? Tapi, siapa? Kenapa Azizi tidak bercerita padanya?
Kriuuuk!
Bunyi perut menyadarkan Chika dari lamunan tentang adik kelasnya itu. Ia lalu melirik semangkuk mi ayam yang belum disentuh oleh Azizi. Melihat Azizi yang masih sibuk dengan ponselnya, Chika seenaknya menarik mangkuk mi ayam tersebut.
"Buat aku aja ya, Zee. Daripada mubazir."
Baru saja sesuap mi ayam masuk ke dalam mulut Chika, Azizi langsung menatap tajam Chika.
"Ih, Kak Chika! Kok mi ayam aku diambil!" Azizi menarik mangkuk mi ayamnya kembali, menatap Chika dengan cemberut.
Chika mengerucutkan bibirnya sebal sebelum menyeruput mi ayam yang tergantung di mulutnya. "Habisnya kamu diemin mi ayamnya, kan sayang. Lagian aku juga laper, Zee."
"Tinggal pesen sana. Aku bayarin."
"Males ngantrinya."
"Ish! Ya udah makan ini. Biar aku pesen lagi." Baru saja Azizi ingin bangkit, ia lalu menyadari sesuatu. "Loh?! Olla kemana Kak Chika?!" Azizi berujar kaget karena hanya menemukan mangkuk mi ayam serta gelas jus yang telah kosong.
Chika menghela nafasnya malas. "Kamu sih sibuk sama HP mulu. Udah ke kelas duluan tadi. Pamit kok sama kamu."
"Emang, iya?"
"Sibuk sama apa, sih? Sampe aku aja dicuekin." Ucap Chika sambil memakan kembali mi ayam milik Azizi. Nada sebal sedikit terdengar dari nada bicaranya.
Azizi terdiam, memperhatikan Chika di hadapannya. Ia jadi menunduk tak enak hati. Ingin sekali Azizi bilang, tapi jelas banyak faktor yang membuatnya selalu ragu untuk bercerita tentang 'hubungan'nya dengan Lala pada Chika. Jenis hubungan yang terjalin antara keduanya yang membuat Azizi ragu untuk membicarakannya, lalu hal lainnya adalah Azizi belum sempat menanyakan pada Lala, perihal bolehkah orang lain mengetahui hubungan mereka.
"Ya, kalau kamu belum mau cerita, aku gak maksa, Zee. Aku cuman mau ngucapin selamat kalau emang kamu punya pacar. Seengaknya akhirnya ada orang lain yang bakal kamu gangguin selain aku sama Brielle."
"Emang selama ini aku ngeganggu Kak Chika?"
"Lumayan."
"Ish! Nyebelin banget!" Protes Azizi sambil mengambil kembali mi ayamnya. Chika hanya tertawa melihat tingkah kekanakan gadis tomboy tersebut.
/o/o/
Azizi sudah tiba di depan pintu apartemen Lala. Setelah menghela nafasnya dan menenangkan dirinya, Azizi mengetuk pintu tersebut. Setelah beberapa kali ketukan, barulah suara Lala terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfictionWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak