Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 ketika kelas yang sedang Lala jalani berakhir untuk hari ini. Ia memasukkan berbagai perlengkapan alat tulisnya ke dalam tas, kemudian melirik kepada teman di sebelahnya yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Gak balik, Cin?"
Gadis yang dipanggil Cin tadi, atau yang lebih dikenal dengan nama Cindy itu melirik sekilas ke arah Lala, lalu memutar pandangannya ke sekeliling, hanya tinggal beberapa mahasiswa saja di dalam sana.
"Eh, udah kelar? Loh, bapaknya udah keluar?"
Lala mendelik, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Percuma saja gadis ini memiliki wajah cantik, tubuh ideal, penampilan anggun, tapi sayang otaknya sedikit lemot.
"Udah dari tadi"
"Ih! Lala tungguin." Cindy buru-buru menyimpan ponselnya, dan dengan cepat membereskan perlengkapannya, lalu segera menyusul Lala yang sedang menunggu di pintu kelas. "Langsung balik, La?"
"Iya, tapi sebenarnya males banget. Gak ada aktifitas juga." Lala menghela nafasnya kasar, kemudian tampak berpikir sejenak. "Atau lo main ke tempat gue aja, yuk. Sekalian ngerjain tugas buat minggu depan. Masih lama, sih. Tapi gapapa, dikerjain aja dulu." Lala melirik Cindy, menunggu jawabannya.
Gadis cantik dengan kacamata bingkai bening tersebut tampak berpikir sebentar, mengingat-ingat agendanya hari ini. "Ah, boleh, deh. Lagian Jinan juga ada kelas sampe sore. Yuk."
"Lu bawa mobil?" Lala bertanya.
Cindy menggeleng, "Biasanya sama Jinan terus. Hehe."
"Bucin banget gila. Yaudah, yuk."
Keduanya berjalan berdampingan menuju parkiran, tempat dimana mobil Lala terpakir.
"Erik apa kabar, La? Perasaan udah lama gue gak liat lo bareng dia." Cindy membuka percakapan.
"Ada, kok. Emang cuma lagi jarang ketemu aja." Lala membuka kunci mobilnya. Lalu keduanya masuk.
"Tapi, lo ama dia baik-baik aja, kan?" Cindy bertanya hati-hati pada Lala di sebelahnya yang kini mulai menjalankan mobilnya.
Lala mengangguk mantap. "Aman, kok."
Mobil Lala akhirnya keluar dari kawasan kampus. Beruntung jarak apartemen Lala tidak begitu jauh, sehingga tidak akan memakan waktu yang terlalu lama untuk sampai ke sana. Lala membukakan pintu apartemennya, kemudian mempersilahkan temannya tersebut untuk masuk.
"Gue kamar mandi bentar ya, Cin."
Lala berucap sambil melangkah tergesa-gesa melangkah ke arah kamarnya. Cindy hanya mengangguk, kemudian duduk di sofa yang ada di ruang tengah apartemen tersebut. Sembari menunggu, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tak ada yang berbeda, semua masih sama seperti waktu terakhir ia datang ke sini.
"Mau minum apa, Cin?" Suara Lala yang baru keluar dari kamarnya mengalihkan perhatian Cindy.
"Apa aja deh, La, yang penting dingin."
Lala mengangguk, kemudian berlalu ke arah dapur. Beberapa saat kemudian ia kembali dengan dua gelas es jeruk di tangannya, kemudian meletakkannya di atas meja. Ia ikut duduk di sebelah Cindy. Tanpa di suruh, Cindy mengambil gelas yang baru saja Lala letakkan.
Baru saja Lala hendak mengeluarkan suaranya, ponselnya berdering, menampilkan nama seseorang di sana, membuat senyum Lala merekah ketika melihatnya. Tanpa menunggu lagi, langsung saja ia angkat panggilan video tersebut.
"Halo kak Lala.." Sebuah senyuman dari dalam layar, langsung menyambut Lala.
"Baru pulang sekolah Zee?" Lala tersenyum sumringah balik. Seolah-olah lupa akan kehadiran orang lain di sebelahnya. Azizi di seberang sana mengangguk. "Yaudah, makan dulu, gih. Biar kesehatan kamu balik sepenuhnya lagi." Lala masih tidak peduli pada Cindy yang kini sedang menatapnya ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfikceWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak