Dentuman lagu terdengar begitu keras. Lampu warna-warni berkerlap-kerlip menerangi seluruh ruangan. Di tengah-tengah klub malam mewah tersebut, Azizi tengah joget bersama Chika. Gadis tomboy itu memegang botol bir di tangannya, seakan sudah akrab dengan berbagai jenis minuman beralkohol.
Sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian Vino meniduri Gracia, hari dimana Azizi nyaris menyetubuhi Brielle karena emosinya. Semenjak itu, Azizi tidak pernah tidur dengan tenang dan nyenyak. Bahkan hubungannya dengan Brielle masih belum membaik, gadis berpipi bulat tersebut masih bersikap dingin pada Azizi seolah Azizi orang asing yang tak ia kenali.
Lala yang juga berada di sana hanya duduk sesekali meminum wine-nya sambil memperhatikan Azizi yang terus menari seirama dengan lagu yang berputar, sesekali gadis itu berteriak mengeluarkan rasa kesalnya. Lala tidak terlalu khawatir karena Chika menemani Azizi menari bersama. Gadis itu juga tidak melarang Azizi berteriak-teriak bak orang gila, Lala tahu Azizi tengah dilanda masalah dan butuh melampiaskan emosinya.
"Pacar lo gakpapa tuh, La? Udah berapa botol tuh diminum?" Badrun bertanya khawatir. "Teler lagi aja. Berabe." Mira yang duduk di sebalh Badrun mengangguk setuju.
"Biarin aja. Lagi butuh melampiaskan emosinya."
Lala menjawab tanpa sadar bahwa Badrun menyebut Azizi sebagai pacarnya. Barulah setelah beberapa detik berlalu, Lala baru tersadar bahwa Badrun tidak menyebut nama Azizi melainkan menggantinya dengan kata 'pacar'.
"Wait." Lala langsung menoleh ke arah Badrun dan Mira yang terlihat sedikit mesra. "Barusan lo bilang pacar gue? E-Emangnya siapa pacar gue?" Nada suara Lala terdengar panik.
Badrun kembali menoleh. Menjawab setelah meminum segelas birnya, "Azizi. Dia pacar lo, kan?"
Lala langsung melotot menatap Badrun. "Ngaco! Siapa yang bilang?"
Walau mengelak, Badrun dan Mira dapat melihat wajah panik Lala. Keduanya saling pandang sejenak sebelum menjawab pertanyaan Lala.
"Kak Amel. Katanya Azizi berondong lo."
Lala berdecak kesal. Temannya yang satu itu memang gemar sekali menceritakan rahasia orang lain. Padahal kalaupun Badrun dan Mira harus mengetahui hubungannya dengan Azizi, jelas Lala yang akan menceritakannya sendiri. Apalagi, sejatinya memang tidak ada status diantara dia dan Azizi.
"Amel dipercaya, udah tau tukang gosip." Lala berusaha mengelak.
"Kalau pacaran juga gak apa sih, La. Gue sama Amir dukung, kok."
"Gue gak pacaran, Drun." Lala menekankan setiap perkataannya. "Oke, oke. Gue tau lo akan terus kepo sama gue sampai rasa kepo lo terjawab. Gue emang ada something sama Azizi tapi kita berdua gak pacaran. Cuma temen." Akhirnya Lala memberikan penjelasan dengan penekanan pada kata temenan.
"Maksud lo, kalian Friend with--"
"Ya." Lala memotong cepat ucapan Badrun. "Gue minta kalian gak usah memperjelas hal ini apalagi sampai dibahas depan Azizi. Dia lagi kacau banget. Gue minta tolong banget, ya?"
Badrun dan Mira mengangguk kompak, tanda mengerti dengan permintaan Lala. Mira lalu menyenggol pelan lengan Badrun.
"Jadi, Azizi sama Lala beneran pacaran?" Mira bertanya sambil bisik-bisik pada Badrun.
"TTM?"
"Teman tapi mesra?"
"Teman tapi menyetubuhi."
"Eh, jadi Azizi sama Lala---"
"Ssst! Udah. Entar aja bahasnya."
Walau keduanya saling berbisik, Lala masih dapat mendengarnya samar-samar. Namun, Lala tidak mau ambil pusing selama sekali lagi tidak ada yang menyinggung masalah status itu di depan Azizi. Karena Lala sadar, gadis yang masih labil itu mungkin merasa dirinya menyukai Lala. Jadi, Lala jelas tidak mau menyakiti Azizi lebih dari yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfictionWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak