Pagi hari telah tiba, di tangannya Chika sudah memegang album EXO edisi lama yang Azizi inginkan dari dulu namun tidak pernah bisa gadis itu beli karena sudah habis terjual. Dengan senyuman sumringah yang terpampang, Chika berdiri di ambang pintu rumah Azizi. Membayangkan Azizi akan sangat bahagia bila melihat pemberiannya ini.
Tak lama pintu tebuka, menampilkan wanita paruh baya yang merupakan Asisten Rumah Tangga di kediaman keluarga Boby.
"Eh, pagi Non Chika. Ya ampun udah cantik aja. Mirip kaya Bibi waktu muda."
Chika terkekeh dengan senyumnya yang masih terpampang. "Pagi, Bibi. Orang-orang rumah ada?" Tanya Chika sambil melangkah masuk ke dalam rumah. Tentu saja tak perlu menunggu dipersilahkan, rumah mewah itu memang sudah seperti rumahnya sendiri,
"Tuan Boby sama Nyonya Ayana masih ada di kamarnya."
"Azizi ada di rumah, kan?"
"Non Azizi masih tidur di kamarnya sama temennya. Gak keluar dari kemaren sore."
Chika jadi menghentikan langkahnya dan menatap balik sang Bibi. "Temen Azizi? Temen yang mana?"
Jelas Chika bertanya demikian. Karena buatnya ini adalah hal yang sangat langka mengetahui bahwa Azizi membawa temannya yang lain ke dalam rumah. Selama ini satu-satunya teman yang pernah bermain ke rumah Azizi hanyalah Chika, karena Azizi selalu menolak siapapun yang ingin bermain ke rumahnya.
Bukannya Azizi tidak ingin bermain dengan siapapun atau tidak suka kedatangan tamu. Ia hanya tidak suka Boby ikut campur akan pertemanannya dengan siapapun, dan mengomentari mereka, jadilah Azizi lebih memilih bertemu dengan teman-temannya di sekolah atau di tempat lainnya.
"Bibi juga gak kenal sih, Non. Baru sekali main ke rumah, tapi udah sering nganterin Non Azizi pulang. Orangnya kecil, rambutnya pendek. Cantik juga, tapi kayanya lebih tua dari Non Chika."
Chika terdiam. Dari semua ciri-ciri yang disebutkan sang Bibi barusan, Chika sudah tahu siapa yang dimaksud. Chika mecobaa tersenyum walau sangat tipis. "Makasih ya, Bi."
"Sama-sama, Non. Bibi ke dapur dulu lanjut siapin sarapan. Kalau mau minum panggil Bibi ya, Non."
Chika hanya mengangguk saja sebelum menaiki tangga menuju kamar Azizi yang terletak di lantai dua rumah tersebut.
/o/o/
Chika sudah berada tepat di depan pintu kamar Azizi, tanpa menunggu lebih lama lagi, langsung diputarnya gagang pintu kamar Azizi, namun terkunci dari dalam. Tidak biasanya. Membuat Chika jadi berpikir macam-macam.
Tok, tok, tok.
Chika mengetuk pintu berwarna putih tersebut, dengan perasaan yang benar-benar sudah tidak tenang. Pikirannya menerawang jauh kemana-mana. Azizi yang masih bergelung dalam pelukan hangat Lala menggeliat pelan ketika mendengar suara ketukan keras dari luar.
"Azizi, buka pintunya!"
Suara teriakan diiringi dengan gedoran pintu membuat Azizi reflek bangkit. Disibakkannya selimut yang menutupi tubuh polosnya dan Lala, dengan cepat langsung ia pungut pakaiannya dan memasangnya secara asalan.
Tok, tok, tok.
Gedoran semakin keras, membuat Azizi sedikit panik, ia mengenal suara di luar sana.
"Iya. Bentar, Kak Chika." Teriaknya berharap dapat terdengar oleh seseorang yang tengah menunggu dengan tidak sabar dibalik pintunya.
Cklek
Azizi membuka sedikit pintu kamarnya, kemudian mengeluarkan kepalanya dari balik pintu. Ia tak ingin Chika melihat keadaan kamarnya sekarang, yang terlihat sedikit berantakan, akibat sisa permainan panasnya dengan Lala semalam, dan terlebih lagi, Lala masih belum mengenakan sehelai pakaiannya dibalik selimut yang menutupi tubuhnya itu kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfictionWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak