5

4.6K 183 8
                                    

Nafas Azizi jadi tidak beraturan, matanya membulat dengan sempurna melihat kini di hadapannya sang kakak kandung tengah melakukan hal yang sangat tidak pantas, bercinta dengan Tantenya sendiri.

Dari balik tubuh Vino yang berada di atasnya, Gracia yang berada di bawah Vino tersebut dapat melihat sosok Azizi yang berada di sana. Mata Gracia jadi terbelalak lebar, ia dorong kasar tubuh Vino.

"Azizi?!"

Vino yang tadinya ingin protes langsung menoleh saat mendengar nama adik kandungnya disebut oleh Gracia. Vino menoleh dan terkejut, mendapati Azizi berdiri di sana dengan wajah yang terlihat memerah, menahan emosinya. Kedua tangannya terkepal kuat, ingin rasanya Azizi menonjok kakaknya sekarang juga.

"Zee, gue bisa jelasin."

Azizi hanya menggeleng lalu melangkah pergi, berlari meninggalkan rumah Gracia. Vino pun langsung bangkit, membenarkan celana dan memakai cepat sepatunya lalu berlari menyusul Azizi, tanpa peduli penampilannya yang masih acak-acakan.

Azizi membanting keras pintu rumahnya, membuat Ayana dan Boby yang tengah makan bersama jadi terkejut. Ayana bahkan tidak sempat mengeluarkan suaranya, ia hanya mendapati Azizi yang nyelonoong masuk begitu saja lalu berlalu menuju ke lantai dua rumah mereka. Di belakang Azizi, ada Vino menyusul dengan penampilan yang masih sangat berantakan. Kancing kemejanya bahkan masih terbuka semua.

Ayana menatap Boby sejenak. Suaminya itu nampaknya tidak peduli. Pria tersebut malah dengan santainya duduk di ruang keluarga, menonton berita di televisi dan malah bersantai memainkan ponselnya.

"Kenapa, Ay?"

"Kamu gak mau liat anak-anak kamu?"

"Mereka udah pada gede. Lagian, pada mana mau mereka ngomong kalau aku ikut campur." Jawab Boby tanpa melepas pandangan dari arah ponselnya, tentu saja ia tengah menghubungi Chika.

Ayana menghela nafasnya dan memilih mengejar Vino dan Azizi sendiri.

"Azizi, tunggu! Bang Vino bisa jelasin!" Vino akhirnya berhasil menggapai tangan Azizi, namun Azizi langsung membantingnya dengan kasar.

"Apa yang perlu dijelasin, Bang?! Jawab aku!"

"Abang sama Tante Gre--"

"Mau ngeles apa lagi!" Azizi mendorong kasar tubuh Vino. "Aku bisa lihat jelas dengan mata aku apa yang lagi kamu lakuin sama Tante Gracia!" Teriak Azizi. "Lo boleh bajingan kaya bokap lo! Tapi, gak sama Tante lo sendiri, Anjing!!"

"Vino, Azizi, ada apa?"

Azizi dan Vino kompak menoleh ke arah Ayana yang baru saja datang. Ayana bisa melihat jelas emosi di wajah Azizi, air mata juga mengalir di pipi gadis tomboy itu. Ayana lalu melirik ke arah Vino, pemuda itu terlihat sangat kalut.

"Vino." Sekali lagi Ayana memanggil nama Vino dengan lembut. Mencoba mencairkan suasana.

Brakk!

Suara bantingan pintu terdengar, Azizi membanting pintu kamarnya dan menguncinya. Seakan enggan melihat kembali wajah kakak kandungnya.

"Vino kalian ada masalah apa?"

Vino lalu menatap Ayana kembali. "Biasa, Mi. Namanya juga kakak-adek."

"Vino baju kamu..."

Vino lalu menunduk, menyadari bahwa ia belum mengancingi satupun kancing kemejanya. "Ah, maaf, Mi."

Ayana jadi mengerutkan keningnya heran. Memikirkan apa yang tengah dilakukan Vino hingga penampilannya berantakan seperti ini? Padahal tadi Vino masih terlihat rapih dan tampan persis seperti Boby setiap berangkat kerja. Lalu, hal apa yang membuat Azizi sampai marah sebesar ini pada kakaknya?

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang