2 minggu kini telah berlalu.
Azizi membuka kedua matanya dengan berat, suara deringan dari ponselnya yang sudah sedari tadi berisik, mau tak mau memaksanya untuk terbangun.
Dengan mata setengah terpejam, diraihnya benda yang sedari tadi berdering tiada henti tersebut, sebuah panggilan video dari kekasihnya, secara otomatis membuat lengkungan Indah tercipta begitu saja di kedua sudut bibirnya, langsung saja ia angkat. Wajah cantik Chika langsung menjadi hal pertama yang masuk ke dalam penglihatannya.
"Ih! Sayang udah jam 5, dan kamu masih tidur?" Gadis cantik di dalam layar ponsel Azizi itu kini tengah menampilkan wajah cemberutnya.
Bagaimana tidak cemberut? Rencana awalnya mereka akan pergi cepat ke acara pesta ulang tahun perusahaan milik keluarga besar Azizi yang akan dimulai pada jam 7 malam, sedangkan sekarang sudah jam 5 lewat. Belum lagi, macet-macetan di jalan dan segala macamnya.
Azizi tersenyum. "Iya. Gampang, ah. Setengah jam lagi aku jemput kamu, ada satu jam buat perjalanan. Santai, dong."
"Emangnya keburu?"
"Keburu, dong. Aku mah gercep, emangnya kamu?" Azizi bangkit, hendak segera bersiap-siap.
"Hih! Kenapa sih makin nyebelin aja?" Chika menghentak-hentakkan kedua kakinya, kemudian kembali berucap. "Ya udah, buru. Eh iya, jemput aku di apartemen Kak Lala ya, Zee."
Azizi mengernyitkan kedua alisnya heran, kemudian hanya mengangguk membiarkan segala pertanyaan yang mendera dalam pikirannya.
Pasalnya, setelah kemarin mereka berbaikan, Chika tak pernah bercerita apapun mengenai hubungannya dengan Lala, dan Azizipun tentu tak mau membahasnya, takut nanti Chika merasa tidak enak dan segala macamnya.
45 menit berlalu.
Azizi kini telah berada di depan gedung apartemen Lala. Setelah memarkirkan mobil miliknya, ia langsung melangkah naik menuju ke diaman Lala.
Tok. Tok. Tok.
Ketukan pintu ia berikan. Sambil menunggu pintu dibuka, Azizi memainkan ponselnya, membalas pesan dari Vino yang menanyakan keberadaannya. Pasalnya seluruh keluarganya sudah sedari siang sibuk dengan persiapan acara tersebut, sementara Azizi malah memilih untuk tidur.
Cklek
Lala muncul dari balik pintu, kemudian tersenyum manis kepada Azizi, meskipun situasinya sekarang sudah berbeda, namun mereka sepertinya tidak terlihat canggung atau apapun, tampak masih sama seperti biasanya.
"Masuk dulu, Zee. Chika masih dandan di dalem, tuh."
Azizi menaikan sebelah alisnya, kemudian mengangguk, lalu masuk mengikuti langkah Lala. Azizi langsung duduk di sofa di hadapan Chika, kekasihnya tersebut tampaknya begitu tak peduli dengan tatapan Azizi yang tengah menatap tajam padanya.
"Apa?" Tanya Chika santai, sambil memoleskan lipstick berwarna pink di bibirnya.
"Belum kelar juga, tapi udah desak-desak aku buat cepet-cepet." Azizi mendelik. Lala datang, kemudian menaruh segelas jus jeruk di hadapan Azizi, membuat gadis tersebut tersenyum. "Makasih Kak Lala."
Lala mengangguk, kemudian berlalu ke arah kamarnya, untuk mengambil tas kecilnya, bersiap untuk berangkat ke pesta tentunya.
Chika menyimpan peralatan make up-nya, kemudian melangkah mendekat ke arah Azizi yang masih bersungut-sungut padanya. Ia tersenyum. "Makin galak aja, ih. Lagian kan sebenernya aku bangunin kamu, biar siap-siap." Chika berkilah, kemudian mengusap pelan lengan Azizi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfictionWARNING 18++ Story not for child!! Sebuah kolaborasi bersama @Velaine48 Re-make of @FlitchySn0w story with same title. Inspired by Aku Padamu @adagiotempo Inti ceritanya Azizi menang banyak