13

4.3K 166 24
                                    

Azizi tengah berbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya. Ia tersenyum bila mengingat apa yang sudah ia lakukan dengan Ashel di UKS tadi sore. Azizi tahu Ashel merupakan salah satu penggemar rahasianya yang menyukainya selama ini. Hanya saja Azizi tidak menyangka ia bisa berbuat lebih dengan Ashel, gadis cantik yang langsung malu-malu saat melihatnya pertama kali di waktu Masa Orientasi Siswa.

Azizi lalu bangkit, duduk di tepi ranjangnya sambil menghitung dengan jarinya. Apa yang dia hitung? Kalian pasti tau ketika mendengar nama-nama yang disebutkannya.

"Kak Lala, Kak Chika, Kak Cinhap, Kak Anin, Ashel." Azizi menurunkan 5 jarinya. "Kok tiba-tiba jadi banyak banget." Azizi lalu memikirkan dua nama lagi. "Ce Fiony, udah punyanya Kak Ara, ya? Biyel...."

Perkataan Azizi terputus saat dari ujung matanya ia bisa melihat Brielle keluar dari kamar mandi di kamarnya hanya dengan memakai handuknya. Azizi langsung mendongak memperhatikan sepupunya itu. Seakan tak sadar atau memang lupa bahwa gordennya tak tertutup, handuk itu dilepas begitu saja menampakkan tubuh polosnya tanpa sehelai benangpun.

Azizi langsung menunduk, meneguk ludahnya dengan susah. Merutuki kelakuan sepupunya yang bisa-bisanya teledor seperti itu. Tidak ingin melihat, tapi mata nakal Azizi tak tahan untuk tak melirik ke arah Brielle yang masih sibuk berdiri di depan lemari memilih pakaian yang akan dipakainya.

Akhirnya, Azizi memilih menuruti hasratnya untuk kembali memperhatikan Brielle memakai bajunya. Sang sepupu yang dengan kurang ajarnya pernah ia jadikan bahan halusinasi dan nyaris saja ia perlakukan dengan hina, memaksanya bercinta hanya untuk menuntaskan hawa nafsunya.

Saat Brielle sudah selesai dengan urusan memakai bajunya, Azizi kembali tiduran agar sekalipun Brielle menyadari dia lupa menutup gorden, Azizi tidak kepergok memperhatikannya sedari awal.

"Ajiji. Ajiji alay!!"

Azizi yang pura-pura tidur jadi membuka matanya yang terpejam. Ia lirik ke arah kamar Brielle, Brielle sudah berdiri di balkon kamarnya.

"Ajiji, ih! Tumben banget jam segini tidur."

Azizi berdecak lalu melangkah dengan langkah gontai dan muka masam, berjalan menuju balkon kamarnya menghampiri Brielle.

"Apa? Ganggu banget."

"Ish. Aku mau ajak jalan besok. Sibuk, gak?"

"Tumben. Pasti ada maunya."

Brielle jadi tertawa mendengar penuturan Azizi yang memang ada benarnya. "Hehe, tau aja. Aku mau cari novel baru sekalian jalan aja sama kamu. Kan udah lama." Brielle mengalihkan wajahnya, berucap dengan malu-malu.

Azizi jadi tersenyum. Rasanya sudah lama tidak melihat sepupunya yang seperti itu. "Iya, yaudah. Bangunin aku aja besok."

"Makasih, Ajiji alay!"

"Ngatain lagi, aku gak temenin, nih?!"

"Ih, kan. Mainnya ngancem, ah. Males."

"Bodo amat!!"

Azizi memeletkan lidahnya sebelum berlari masuk ke dalam kamarnya kembali.

/o/o/

Keesokan harinya...

Sekarang Azizi dan Brielle tengah berada di salah satu toko buku di mall yang berada tak jauh dari pusat kota. Azizi dengan penampilan maskulinnya cenderung lebih terlihat seperti laki-laki daripada perempuan, membuat tak jarang mata gadis-gadis yang ada di toko buku tersebut, melihat kagum ke arahnya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang