"Laura!"
"Laura!"
"Laura!"
"Apaan sih!?"
Laura menepis tangan seorang laki-laki yang kini mencekalnya, seraya bersedekap dada Laura menatap laki-laki didepannya kesal. "Kenapa?"
"Siapa cowok yang kamu posting di instagram kamu, HAH?"
Laura terkekeh, "Kenapa? Lo cemburu? Ngerasa kalah ganteng? Dia cowok baru gue, pengganti elo."
Laki-laki dengan nametag Candra ini terlihat marah. "Laura! Aku ini pacar kamu."
"Dulu," Laura tersenyum miring, "sekarang aku mau putus, lagian nih ya, aku udah dapatin yang jauh lebih baik dari kamu."
"APA? PUTUS? AKU NGGAK TERIMA, YA!"
Laura terkekeh, "Terserah lo, Candra. Tapi, di mata gue kita tuh nggak ada hubungan apa-apa lagi. Gue males sama lo, lagian Iqbaal tuh lebih dari elo."
Candra mencengkram lengan Laura, hal ini membuat Laura meringis kesakitan.
"Candra! Lepas nggak?"
"Aku nggak akan ngelepasin kamu gitu aja. Kamu pikir aku akan diam aja? Nggak! Kamu lihat aja, selingkuhan kamu itu..." Candra membuat gerakan seakan menebas lehernya, "mati."
"Candra!"
Laura menatap kepergian Candra. Satu hal yang Laura khawatirkan, Candra itu nggak pernah main-main sama ucapannya.
"DASAR BRENGSEK!"
*
(Namakamu) menyandang tasnya, dia lalu tersenyum. "Udahan kali sedihnya, lo mah nggak cocok pasang wajah sedih kayak gitu. Senyum dong senyum."
Zidny mengerucutkan bibirnya, "Tapi, gue yakin sih (Namakamu). Kalau Iqbaal jodoh gue, dia gak akan kemana."
Lah, masih aja.
(Namakamu) hanya bisa menepuk punggung Zidny, berharap semoga temannya ini cepat-cepat sadar kalau Iqbaal itu bukan cowok baik-baik. Lagian nih ya, mana ada cowok baik-baik baru putus udah jadian lagi.
Terus nih ya, (Namakamu) sering banget lihatin Iqbaal godain cewek sana-sini. Dih, fuckboy banget.
"Gue pulang duluan deh, (Namakamu). Mau menata ulang hati." Seru Zidny dramatis.
"OK, kalo mau nangis lagi. Minum dulu saran gue."
"Kenapa?"
"Dehidrasi."
"Anjay."
Zidny melambaikan tangannya ke arah (Namakamu). Walaupun kelihatannya cuek, tomboy, dan tak menganggap serius segala sesuatu. Zidny tau (Namakamu) itu baik banget, makanya dia betah sahabatan sama (Namakamu).
**
"Tumbenan BIS-nya belum datang." Guman (Namakamu).
(Namakamu) duduk di halte dengan beberapa orang. Gak ramai, karena rata-rata anak SMA sini tuh pada punya kendaraan semua.
(Namakamu) lebih senang naik BIS ketimbang menggunakan kendaraan. Pun, dia nggak mungkin minta Mama dan Papa antar jemput karena dua-duanya sibuk kerja.
(Namakamu) mengeluarkan ponselnya, dia mencolok earphonenya di ponselnya dan mendengarkan musik.
Adem.
Bruk!
(Namakamu) tidak menoleh saat ada seseorang yang duduk di sampingnya. Tapi, karena merasa ada hawa-hawa nggak baik. (Namakamu) menoleh.
Astaghfirullah, ada setan.
(Namakamu) memasang wajah datar, dia menatap seorang laki-laki yang kini menatapnya sambil tersenyum.
Iqbaal Dhiafakhri, Ibal, atau si fuckboy kini ada disebelahnya.
OK, kali ini apa lagi?
(Namakamu) mengalihkan pandangannya ke depan, berusah mengacuhkan si fuckboy dan menikmati lagunya.
"Pssst, lagi dengarin apa sih?"
"Hallo."
"Hallooo, hallo Bandung. Ibu kota Surabaya!"
"Cogan di kacangin."
"Heh."
(Namakamu) memasang wajah kesal saat Iqbaal menarik satu earphonenya dan memasang di telinganya. Ini cowok mau apaan sih?
"Oh lagu ini, gue tau nih. Tapi, judulnya apa ya?"
(Namakamu) bangkit dari duduknya, membuat earphone di telinga Iqbaal terlepas begitu saja.
"Lo mau apa sih?" tanya (Namakamu) kesal.
Iqbaal tersenyum. "Sebenarnya gue nggak mau ya gangguin lo. Tapi, dari beberapa hari yang lalu gue perhatiin lo lumayan juga. Sayang banget lo anak SMA sini. Gimana kalo kita temanan?"
"Temanan, sama lo?" (Namakamu) menatap Iqbaal dengan pandangan menilai, "Mimpi!"
Iqbaal menatap kepergian (Namakamu). Kemudian dia tersenyum, "Awalnya jual mahal, nanti juga jatuh hati. Sayang banget prinsip gue gak boleh pacaran sama anak sekolah gue."
*
BERSAMBUNG
by: Venapz
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
FanfictionMeeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control. "Kalau lo jadi pacar gue, gue jamin, hidup lo bahagia!" Ucap Iqbaal dengan penuh keyakinan. "Dih, siapa lo? SELEBGRAM?!" hina (Nama...