16. SEBUAH SURAT PERJANJIAN

6.6K 401 40
                                    

🎻

16. SEBUAH SURAT PERJANJIAN

"Tidak ada laki-laki lain di hidupku kecuali ayahku dan kamu, Sasgara"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada laki-laki lain di hidupku kecuali ayahku dan kamu, Sasgara"

-AMORA EDELWEISS-

16. SEBUAH SURAT PERJANJIAN

Pagi ini matahari tidak terlihat akan tetapi digantikan oleh hujan yang sangat lebat sehingga sebagian orng lebih memilih untuk menarik selimut dan kembali tidur.

Sasgara terbangun, seluruh badannya terasa kaku dan lehernya sangat sakit sehingga ia memijatnya perlahan. Diliriknya ke arah tempat tidur yang ternyata sudah tidak ada siapa-siapa bahkan tempat tidur itu sudah rapi, pandangan Sasgara kesana kemari akan tetapi orang yang ia cari tidak ada.

Sasgara beranjak dan menuju kamar mandi namun di dalam kamar mandi ternyata kosong, lalu ia melangkan kakinya menuju Walk in closet, nihin orang yang ia cari tidak ada. Kemudian Sasgara keluar kamar, pandangannya menyeluruh kesana kemari akan tetapi diseluruh ruangan juga ia tidak menemukan keberadaannya.

"Kemana Amora?" Diliriknya jam yang menunjukan pukul enam, lalu kemana Amora pergi? diluar saja masih hujan dan kemana Amora pergi? apa sudah berangkat ke sekolah?.

Sasgara terdiam sejenak sampai ia masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap berangkat sekolah. Setelah siap, Sasgara mengambil kunci mobil. Untung saja semalam ia meminta supir yang bekerja dirumahnya untuk mengantarkan mobil, ia teringat kejadian kemarin yang dimana Amora terjatuh sehingga ia berencana untuk berangkat sekolah bersama Amora menggunakan mobil, akan tetapi perempuan itu ntah kemana Sasgara tidak tahu.

"Kenapa gue khawatir?" Sasgara masuk kedalam mobilnya dan mulai meninggalkan area basement.

🐳

Seorang perempuan yang tengah berdiri diluar gedung hanya bisa menghela nafas karena hujan semakin lebat, taxi yang dari tadi ia coba pesan tidak bisa. Ah ia jadi menyesal menyuruh taxi tadi yang ia pesan pergi dan kini ia terjebak disini.

Andai saja Amora tidak memikirkan nilainya mana mungkin ia mengambil buku di Apartemennya, di tengah hujan yang lebat seperti ini. Ia nekat untuk pergi ke Apartemennya hanya karena sebuah buku dan nilai. Lalu bagaimana ia untuk sampai ke sekolah jika dirinya terjebak hujan?

Lagi dan lagi Amora hanya bisa menghela nafas.

"Heii akhirnya kita ketemu"

Amora menatap orang yang baru saja datang dengan payungnya itu. Amora langsung menatapnya malas, kenapa dirinya harus bertemu dengan orang ini sekarang?

SASGARA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang