06

2.5K 249 22
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan NCT Dream ke Pulau Jeju untuk syuting Musik Video dan juga menghadiri festival yang di selenggarakan salah satu stasiun TV Korea. Jeno saat ini sedang duduk di ruang tunggu bandara menunggu pesawat mereka, sedangkan member lain sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Setelah kejadian beberapa bulan lalu di apartemen Jeno, lelaki itu tidak lagi bertemu dengan Yeji bukan hanya katena kesibukan masing-masing tapi juga Yeji yang berusaha menghindari Jeno, buktinya saat lelaki itu mencoba menanyakan maksud dari sikap sang gadis tapi Yeji mengabaikannya. Gadis itu mengabaikan seluruh pesan Jeno membuat lelaki itu bingung harus berbuat apa.

Dia juga sudah menerima saran dari Renjun dan Juga Haechan yang ternyata malam itu menyaksikan kejadiannya. NCT Dream dan Itzy berada di penerbangan yang sama yang biasanya membuat Jeno khawatir dengan maknaenya karena harus bertemu dengan mantan kekasih tetapi saat ini dia hanya memikirkan gadis yang sedang duduk manis di kursi tunggu yang lumayan jauh dari tempatnya.

"Dia masih mengabaikanmu?" Tanya Renjun
"Hmm"
"Saat itu dia sedang mabuk, dia mungkin bingung harus berbuat apa padamu" Ucap Renjun dan Jeni hanya mengangguk dan terus menatap ke arah Yeji.
"Apa sikapku benar-benar keterlaluan padanya?" Tanya Jeno
"Itu sudah jelas, kau melakukan skinship yang berlebihan siapapun bisa salah paham" Jawab Renjun
"Aku benar-benar tidak sadar melakukan itu, semua mengalir begitu saja"
"Itulah yang di rasakan maknae kita ketika bersama Yuna" Ucap Renjun membuat Jeno kembali mengangguk.
"Apa artinya aku juga menyukainya?"
"Kenapa kau bertanya, kau bahkan lebih berpengalaman dariku jika menyangku masalah percintaan" Kata Renjun

Tidak lama muncul Jaemin, Jisung dan Chenle yang baru saja pergi membeli makanan, mereka memberikan bungkusan roti yang langsung di terima para anggota. Jeno hanya makan dalam diam sambil sesekali menatap gadis yang beberapa bulan ini mengganggu pikirannya.

*****
Yeji Pov
Sejak di pintu masuk bandara aku sadar akan tatapannya, tapi aku benar-benar berpura-pura tidak menghiraukannya. Ini semua karena kecerobohanku yang terlalu banyak minum sehingga membuatku melakukan hal bodoh padanya.

Sejak hari itu Jeno tidak berhenti mengirimi ku pesan tapi aku tak bersikap seolah-olah tidak pernah melakukan apa-apa. Mungkin dia kesal dengan sikap ku tapi aku tak peduli karena aku juga saat ini bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi padaku.

Bahkan sampai saat ini aku menyadari tatapannya walaupun tempat duduk kami cukup jauh. Tatapannya membuat jantungku terus berdetak tak karuan. Sampai saat ini aku berhasil menghindarinya. "Eonni kenapa kau terlihat khawatir" tanya Chaeryeong yang mungkin sudah jengah melihatku yang duduk di sebelahnya tidak tenang.

"Tidak aku hanya gugup karena akan melakukan penerbangan lagi" Jawabku sekenanya membuatnya mengernyit bingung.
"Ini bukan penerbangan pertama kita eonni" katanya lalu aku mengangguk "ya tapi entah kenapa aku begitu gugup" Ucapku lalu dia menggeleng-geleng dan kembali menonton drama di ponselnya.

Jika Chaeryeong menyadari kegelisahanku apakah Jeno juga menyadarinya. Apa dia akan menanyaiku lagi perihal kejadian beberapa bulan lalu di apartemennya. Ahh itu membuatku frustasi, demi Tuhan aku tidak akan minum lagi jika berada di dekatnya.

Tak lama berselang setelah Lia dan Yuna kembali dari membeli makanan panggilan untuk masuk ke pesawat pun berbunyi, kami berjalan beriringan melewati pintu sampai akhirnya kami harus berpapasan, Jeno hanya terus menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan sementara aku hanya menunduk mencoba menghindari tatapannya.

Saat telah melewati pintu dan mengantri untuk masuk ke pesawat Jeno berdiri tepat di sebelahku dan membisikkan sesuatu yang membuat jantungku seperti ingin meloncat saja "Berhentilah menghindar, Kita harus bicara"

Mendengar bisikannya aku hanya diam tanpa merespon lalu berusaha jalan lebih cepat untuk masuk ke dalam pesawat.

Mungkin Semesta sedang berpihak padaku karena kursiku dan kursi Jeno berada di kabin yang berbeda itu membuatku lebih mudah menghindarinya. Entah kenapa aku terus-terusan menghindar aku hanya belum siap menghadapinya untuk saat ini.

Yeji Pov End
*****
Yeji sedang berjalan di lorong hotel menuju ke kamarnya setelah tadi dia turun untuk makan malam di restauran hotel. Awalnya dia berjalan dengan para membernya tapi karena kamarnya berada di lorong paling ujung membuatnya harus berjalan sendiri setelah para member masuk di kamar masing-masing.

"Yeji"
Panggilang itu membuat Yeji berhenti tapi tidak berani berbalik karena dia mengenal siapa pemilik suara itu. Yeji hanya diam di tempatnya sampai seseorang yang tadi memanggilnya tepat berada di sampingnya.

"Kita harus bicara" Ucap Jeno membuat Yeji yang awalnya menunduk langsung mendongak menatap lelaki yang selama beberapa bulan ini dia hindari.

"Kenapa diam? Kupikir kita harus meluruskan sesuatu" ucapnya lagi karena Yeji hanya diam tak menjawab ucapannya. Dambil menghela napas karena tak kunjung mendapat respon akhirnya Jeno menarik tangan Yeji dan membawanya pergi dari sana "Ikut aku" Ucapnya sambil menarik Yeji.

Mereka kini berada di kamar milik Jeno, deharusnya di kamar ini juga ada Haechan tapi Jeno mengirimkan pesan pada lelaki itu agar tidak masuk dulu karena ingin menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu.

Jeno  : Jangan ke kamar dulu!
Haechan  : Kenapa? Kau pikir itu milik nenek moyangmu
Jeno  : Aku di dalam bersama Yeji
Haechan  : Dasar laki-laki gila, apa yang akan kau lakukan dengannya? Jangan kotori ranjangku!
Jeno   : Pikiranmu! Kau mau mati?
Jeno  : Aku hanya ingin menyelesaikan kesalahpahaman
Haechan  : Cihh dengan berciuman? Kesalahpahaman kepalamu
Haechan  : Tapi karena aku teman yang baik aku akan menurut, aku akan tidur di kamar maknae.

Setelah menerima balasan dari Haechan Jeno kembali fokus menatap Yeji yang sedari tadi hanya menunduk setelah mereka sampai di kamar Jeno. Keduanya saling diam tanpa mengatakan apa-apa hingga berapa lama membuat suasana kamar yang memang hening menjadi semakin hening.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Jeno
"Baik"
"Kenapa menghindariku?"
"Aku tidak melakukannya"
"Benarkah?"
Mendengar pertanyaan Jeno membuat Yeji kembali diam dan menunduk sambil memainkan ujung kaosnya.
"Tidak membalas pesanku, menghindari tatapanku, tidak menjawab pertanyaanku, Mengabaikan telponku. Apakah itu yang kau sebut tidak menghindar?"

Mendengar ucapan beruntun Jeno membuat Yeji mendongak dan balas menatap lelaki yang sejak tadi tak melepas pandangannya.

"Kenapa?" Tanya Yeji membuat alis Jeno bertaut bingung "Kenapa aku harus membalas pesanmu? Kenapa aku harus membalas tatapanmu? Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu? Kenapa aku harus mengangkat telponmu?"

"Kita bahkan tidak sedekat itu untuk melakukan semua yang tadi kau ucapkan" Balas Yeji tanpa melepaskan tatapannya.

"Apa yang salah dengan mu?" Tanya Jeno
"Seharusnya pertanyaan itu kau tujukan pada dirinu" Jawab Yeji "Sekarang aku tanya kita ini apa?" Tanya Yeji membuat Jeno diam karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Kenapa diam? Kau bilang ingin menyelesaikan kesalahpahaman"
"Kita rekan, sama seperti Chenle, Ryujin dan Chaeryeong. Kita rekan karena berada di umur yang sama" Jawaban Jeno membuat Yeji tersenyum miris.

"Jika kita rekan kenapa kita berciuman?"

Pertanyaan itu seperti bom bagi Jeno, dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa dan hanya diam tak mengatakan apa-apa.

*****
29.07.20
Lunalim_

Naughty Kiss (Jeno x Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang