Jeno membaringkan Yeji di atas kasurnya, mereka masih dalam posisi berciuman dimana Jeno saat ini sudah menindih Yeji yang sudah terbaring di kasur. Tangan Jeno sudah menelusup masuk kedalam baju Yeji membuat gadis itu meremas lembut rambut Jeno karena rasa geli yang dirasakannya.
Bibir Jeno sekarang sudah turun menciumi daun telinga hingga leger Yeji, sesekali digigitnya gemas daun telinga gadis itu hingga membuatnya meleguh dan membuat Jeno tersenyum dalam ciumannya.
Jeno menghisap daerah bahu Yeji membuat gadis itu sedikit tersentak karena merasakan hal baru. Setelah meninggalkan dua jejak di bahu kiri Yeji Jeno mengangkat kepalanya menatap wajah gadisnya dengan senyum hangat. Setelah puas memandangi wajah Yeji dia kembali mendekatkan wajahnya untuk mencium gadisnya.
Krukkk..kruukk
Belum sampai Jeno kembali mencium Yeji dia mendengar suara perut yang sedang kelaparan, dia tersenyum memandangi wajah Yeji yang sudah berubah menjadi merah karena malu. Jeno langsung mengecup singkat kening gadisnya dan bangkit duduk di atas ranjang.
"Aku lupa jika tadi kita berencana memesan makanan" Ucapnya masih dengan senyum gemas melihat Yeji membuat gadis itu semakin malu.
"Berhenti menatapku begitu, aku malu" Ucap Yeji lalu menyembunyikan wajahnya dengan bantal. "Tunggulah disini aku akan mengambil ponsel lalu memesankanmu makanan" Ucapnya lalu keluar meninggalkan Yeji yang masih menyembunyikan wajahnya.
Senyum Jeno tidak luntur walau dia sudah tidak bersama Yeji, dia mengambil ponselnya yang di taruh di meja ruang tengah lalu menelpon restauran langganannya untuk memesan paket makan siang. Setelah dia menelpon Jeno pergi menuju dapur dan mengambil apel yang kebetulan ada di dalam lemari pendinginnya.
Jeno mencuci buah itu memotongnya dan menaruhnya di piring lalu dia bawakan untuk Yeji sebagai pengganjal sampai makanan mereka tiba. Saat Jeno sudah kembali ke dalam kamar dia melihat Yeji duduk di depan cermin sambil terus mengusap usap bahu kirinya.
"Makanlah buah ini sebagai pengganjal sampai makanan kita datang" Ucap Jeno lalu menaruh piring di depan Yeji.
"Jeno bagaimana aku menyembunyikan bekasnya" Ucap Yeji sambil terus mengelus bahu kirinya membuat Jeno tersenyum.
"Maafkan aku karena membuat tanda ini, kau sangat menggemaskan jadi aku tidak bisa menahan diri" ucapnya sambil berlutut dan ikut mengelus tanda merah yang ada di bahu Yeji.
"Tapi aku ingin menanyakan sesuatu" ucap Yeji ragu-ragu membuat Jeno memasang tampang bingung. "Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Mmm tidak jadi deh" Jawabnya lalu berdiri dan mengambil sepotong apel dan melagapnya sebelum kembali duduk di atas ranjang. "Apa yang ingin kau tanyakan? Kenapa wajahmu memerah seperti itu" tanya Jeno tapi Yeji terus menghindarinya dan membuat lelaki itu semakin penasaran.
"Yejii.." Jeno mendekati Yeji tapi gadis itu terus mengelak membuat Jeno semakin gemas dan penasaran. "Tidak ada yang ingin ku tanyakan" Ucap Yeji sambil terus menghindari Jeno sehingga membuatnya harus naik ke tengah ranjang.
"Yeji... kau tau aku tidak suka penasaran, apa yang ingin kau tanyakan?" Jeno menarik tangan Yeji mendekat membuat gadis itu menunduk dengan wajah memerah.
"Heyy ada apa denganmu? Kenapa wajahmu semakin memerah? Apa kau sakit? Habiskan apel itu makanan kita akan segera tiba" pertanyaan beruntun dengan nada khawatir Jeno setelah melihat wajah Yeji yang semakin memerah.
"Yejii.. heyy lihat aku kau baik-baik saja kan" Jeno mengangkat dagu yeji sehingga membuat gadis itu kini menetapnya. "Kenapa? Apa aku berbuat salah? Apa ada yang sakit? Kenapa kau berubah aneh begini?" Pertanyaan beruntun kembali dilontarkan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Kiss (Jeno x Yeji)
Fiksi PenggemarItu bukan ciuman pertamaku tapi kenapa rasanya jantungku berdetak dua kali lebih kencang dibanding saat ciuman pertamaku dulu.-Jeno Ciuman pertamaku diambil oleh senior hanya untuk kebutuhan penampilan saja, Jantungku rasanya sudah ingin meloncat da...