23. Kpop Rebel 🔞

1.2K 24 17
                                    

Sepanjang perjalanan pulang menuju Hotel Signiel yang berjarak 40 menit dari kantor Big Hit, kami lebih banyak diam. Aku tau Alexa memikirkan bagaimana cara menjalani hubungan kasih seperti yang di lakukan artis K-Pop. Semua ucapan dan perintah Bang Sihyuk yang masih membuatnya kepikiran di balik senyumannya.

Aku tidak mau hal tersebut membuat kami frustasi karena terlalu memikirkannya, aku memang sudah terbiasa kencan seperti itu, tapi tidak untuk Alex. Namun, kali ini terasa berbeda untukku, karena jarak yang memisahkan kami dan reputasinya membuat munculnya batasan baru dalam berkencan.

Aku sebenarnya paling tidak tahan dengan LDR-an, tapi dengan Alexa aku ingin mencobanya. Sebelum ada larangan menemuinya di luar jadwal Amerika, padahal aku sudah menyiapkan berbagai rencana jika harus terbang Amerika - Korea setiap seminggu sekali. Yah, kurasa aku harus putar otak lagi agar hubungan asmara ini terus membara.

"Sudah, jangan terlalu di pusingkan, semua akan baik-baik saja" ujarku memecah keheningan.

"Apanya?" Gumamnya lirih.

"Semua yang tadi bosku katakan"

Mata Alex menerawang menatap jalan dari jendela yang menyuguhkan pemandangan Han River malam hari.

"Aku sebenarnya tidak keberatan dengan perintahnya. Dari dulu aku memang tidak suka memamerkan hubungan dengan pacarku di publik atau media sosial. Tapi media selalu bisa menemukan kami, menyebut nama kami di setiap headline, menjadikan kami seolah-olah merk dagang, menjadi konsumsi dan bahan obrolan orang seluruh dunia. Aku hanya ingin berkencan seperti orang-orang, pergi ke taman tanpa ada yang mencemooh dari jepretan paparazzi dan permainan kata para jurnalis. Kenyamanan yang tidak pernah aku dapatkan lagi."

Iya menunduk merenungkan kepopularitasannya. Kadang aku juga memikirkan hal demikian. Outlet media Korea dan Hollywood memang berbeda, media disini lebih berhati-hati jika menulis berita, terutama rumor dan skandal, ada banyak media yang di setir oleh perusahaan yang menaungi artis. Berbeda dengan media luar yang gemar mengeksploitasi berita sang artis, menarik kebodohan pembaca agar terpancing untuk membicarakannya. Jika meledak, besoknya mereka akan membuat berita yang sama namun dengan gaya penulisan yang berbeda dan membuat artis terlihat buruk. Itu buruknya media sana, tukang menjatuhkan artis, sesuatu yang sebenarnya kini aku takutkan sebab telah memacari artis Hollywood.

Bagai pisau bermata dua, ulasan media USA tentang apa yang akan aku lakukan dan ucapkan nanti, maka akan mempengaruhi citraku, pacarku dan juga BTS, bahkan juga negaraku. Mungkin sudah saatnya stereotip label K-pop di ubah.

Setelah makan malam, kami mengabiskan malam kami dengan bercinta. Dan lagi, aku mengeluarkannya di dalam. Tapi kali ini rasanya berbeda, aku melakukan itu dengan perasaan takut kehilangan yang sangat kuat. Selama bercinta, aku tidak bisa melepas pandanganku dari wajahnya aku juga terus-terusan merengkuhnya seolah-olah dia akan pergi meninggalkanku.

"Besok aku kembali ke Amerika," gumamnya serak setelah ia bisa mengatur nafasnya kembali selepas orgasme.

Ulu hatiku langsung nyeri mendengar kenyataan bahwa kami benar-benar akan segera berpisah. Apalagi setelah peraturan memuakan tadi. Rasanya sebagian aku telah kehilangannya.

"Kenapa Besok?"

"Maaf aku tidak memberitahumu dari tadi. Kami harus latihan setlist baru untuk konser di Kanada" sergahnya sambil membelai wajahku saat merasakan kesedihanku.

"Kumohon jangan pergi, aku masih ingin bersamamu. Bahkan ini belum tujuh hari" pintaku parau. Aku tau ini permintaan konyol dan egois tapi itu yang aku rasakan sekarang. Ia tersenyum kecil sebelum menjawabku.

"Oh, sayang, aku juga kesal tidak bisa menepati janji. Rasanya aku ingin menaruhmu di sakuku biar aku bisa membawamu kemana-mana" guraunya berusaha menghiburku walau itu sama sekali tidak membuatku terhibur.

(M) Love Letter To Rock n' Roll (BOOK 1 COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang