53. Pretending

287 20 18
                                    

Sesampainya aku di hotel kami langsung tancap gas untuk seks, memadu kasih yang rasanya seperti balas dendam gara-gara dua bulan lebih tidak tersalurkan. Padahal aku baru pulang dari acara AAA dan seharusnya Alex sedang jetlag. Namun entah kekuatan apa yang merasuki kami, mungkin kekuatan ini berasal dari kerinduan yang dengan ajaib dapat menyingkirkan rasa lelah dan penat kami. Aku merasa dengan bersama-sama kami seperti memiliki kekuatan super untuk melakukan apapun dan mampu melawan kekacauan media soal skandal yang kami perbuat. Inikah keajaiban cinta yang di kata orang-orang?

Selesai memadu kasih kami memutuskan untuk pergi berkencan ke festival lampion di Gyeongbokgung yang berjarak 40 menit dari hotel. Apa kami lelah? Ajaibnya tidak.

Kubiarkan Alex yang menyetir dan aku membantunya sebagai navigasi. Sambil mendendangkan lagu apapun yang di putar stasiun radio.

"Oh ini lagu kesukaanku, aku ingin membuat musik seperti ini" seruku sambil membesarkan volume.

♪...Miss Atomic Bomb
But I'm standing here and you're too late
Your shock-wave whisper has...♪

Tiba-tiba Alex mengganti ke saluran radio lokal yang memutar chart lagu Korea.

"Kenapa di ganti?"

"Aku tidak suka lagu itu" tukasnya serius sambil menatap jalan di hadapannya.

Sebelum aku bertanya aku langsung tersadar jika itu adalah lagu ciptaan mantan pacarnya si Brandon Flowers. Lagu itu menceritakan tentang seorang wanita yang mampu menghancurkan kehidupan pria dengan pesonanya. Sadar lagu itu ternyata tercipta untuknya, aku mendengus sambil menyeringai.

"Apa semua mantan-mantanmu yang musisi membuat lagu tentangmu?"

Ia mengangkat bahu dengan sikap enggan membuat kami beberapa saat membisu.

Miss Atomic Bomb memiliki kata kiasan terkenal yang kalau di artikan kalimat 'radiasinya akan selalu tertinggal dalam waktu yang lama' dalam hal percintaan alias susah move on.

"Alex si Miss Atomic Bomb ya?" Gurauku cekikikan "Gimana rasanya di buatkan lagu oleh mantan?"

"Diam kau!" balasnya galak. Responnya membuatku terkikik geli. Menggemaskan sekali.

Aku memutar lagu itu di kepalaku mengingat-ingat setiap bait liriknya. Menurutku lirik lagunya tepat sekali mendeskirpsikan tentang sosoknya yang luar biasa cantik tapi kadang menyebalkan hingga membuat kepala seperti mau pecah.

"Duh, kenapa nih mobilnya?" Seru Alex kebingungan.

"Kenapa mobilnya?" Ulangku ikut kebingungan melihat Alex terus-terusan memasukkan gigi netral padahal mobilnya lagi jalan dengan mulus.

"Enggak tau, tiba-tiba saja berat di pedalnya. Aduh kumohon jangan mati." Alex terus meraung-raungkan mesin mobilnya untuk mempertahankan mesinnya agar tetap menyala. Namun yang di khawatirkan soal mobil ini akhirnya kejadian.

"Shit!" Umpatnya emosi sambil menggebrak setir.

"Tuh kan. Aku selalu punya firasat mobil bekas sepertimu pasti tidak beres dan lihat kita sekarang, Pak Tua! Kita berada di antah berantah" Omelku menuding-nuding kesal pada mobil tua sialan ini.

"Ssshht.... sudah jangan ngomel-ngomel terus. Ingat mobil ini lebih tua darimu bahkan orangtuamu jadi hati-hati nanti kau kualat. Lebih baik kau bantu bereskan masalah ini, kau tau soal mesin-mesin mobil, kan?"

(M) Love Letter To Rock n' Roll (BOOK 1 COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang