10. Scenery 🔞

1.3K 29 2
                                    

5 Juni 2017

Alarm sialan itu membangunkanku dari mimpi super seksi dan panas. Adegan bercintaku dengan Alex. Kulihat juniorku mengacung di bawah selimutku. Kumasukkan tanganku ke dalam boxer dan menggenggamnya. Ah sekalian saja aku mengocoknya, kubayangkan Alex yang menggenggam dan mengocok penisku.

Mataku terpejam membayangkan potongan adegan seks barusan yang aku dan Alex perankan di mimpi. Sambil meingat-ingat elungan dan desahan mesra miliknya saat aku mencumbuinya bulan lalu di hotel. Aahh...enaknya pagi-pagi memuaskan diri, tapi ini kurang nikmat, tanganku kering.

Cepat-cepat aku beralih ke kamar mandi sebelum mimpi itu hilang dan melanjutkan permainan soloku. Kubalurkan conditioner ke tanganku banyak-banyak dan kukocok lagi penisku yang masih tegang.

Alex. Panggilku dalam benak. Kubayangkan ia balas memanggil namaku saat ia mencampai orgasmenya.

Tak lama, cairanku keluar membasahi tangan. Sperma kental itu bercampur dengan kentalnya sisa conditioner di tanganku. Ini menyedihkan, bukannya enak. Aku jarang bermain solo, tapi sulit rasanya menahan godaan bermastrubasi ria setelah bermimpi basah bersama Alex. Padahal dia bukan pacarku.

"Tentu saja dia bukan pacarmu, kau orang asing baginya" gerutuku sambil menatap penisku yang masih berkedut-kedut.

Dia tidak ada disisiku, jaraknya ribuan mil dariku tapi ia masih bisa menggodaku di dalam mimpi. Kupikir yang barusan adalah puncak nafsuku yang tidak tersalurkan dengannya sebulan lalu dan sekarang aku kepikiran untuk menyalurkan seksku ke wanita sungguhan. Tapi siapa? Aku sedang tidak mau menyewa pelacur. Apa aku hubungi mantan-mantanku saja? Barangkali ada yang mau.

Hm, aku jamin mereka mau melakukannya lagi denganku, tidak ada yang mampu menolak permainan seksku.

Tidak! Aku bukanlah Jimin. Kalau sudah mantan ya mantan, tidak ada aji mumpung yang bisa ku panggil kalau sedang butuh wanita yang pernah menemaniku tidur.

Kubuka bajuku dan beralih ke shower. Menyalakan air hangat berdiri di bawah pancuran, air hangat membasahi tubuhku, kulihat si junior sudah melemas dan aku jadi prihatin.

"Sabar ya, kau baru bisa memenangkan sarangmu jika aku sudah punya pacar". Kataku pada si kecil yang lemah dan tidak berdaya itu.

Selesai mandi, kupandangi wajahku dicermin. Kuraba pipi, dagu dan sekitar piltrumku, sepertinya kumis dan jenggotku mulai tumbuh, aku harus mencukurnya. Setelah mengusapkan foam, kuambil pisau cukur dan nencukurnya sampai bersih.

"Hm...Siapa pria mulus tanpa blemish di depanku? Yup, itu aku, Kim Taehyung dari Daegu,"

Tok...tok...tok

"Ya, Taehyung! Berhenti berbicara sendiri di dalam, gantian woy!" Pekik Namjoon dari luar.

"Sebentar, hyung!" aku bergegas membaluti bawahku dengan handuk dan juga melingkarkan handuk kecil di leher.

Baru aku membuka pintu, Namjoon yang tidak sabar menyerobot masuk membuat handukku nyaris melorot, untung aku sigap kalau tidak burungku lepas.

***

Sorenya kami mulai sibuk menyiapkan barang bawaan untuk berangkat ke Jepang nanti malam. Lusa kami akan memenuhi jadwal konser Wings Tour kami di Hiroshima.

Ah padahal kami baru diberi waktu istirahat kembali ke Korea kemarin. Bagiku itu sudah menjadi 24 jam yang lumayan untuk mengais-ngais kehidupan yang tidak menyakitkan, seperti bermastrubasi yang aku lakukan tadi pagi.

Ibaratnya setiap konser adalah lautan lepas yang di mana kami selalu berlayar ke penjuru samudera dan bila kami kembali ke Korea itu seperti daratan yang menyenangkan bagi kami. Dengan waktu yang begitu ketat kami akan berusaha menghabiskan waktu untuk sesuatu yang kami dambakan setelah lama berlayar, bertemu pacar, bermain perempuan, kumpul bersama teman atau hanya tidur seharian, pokoknya kegiatan yang membuat kami plong.

(M) Love Letter To Rock n' Roll (BOOK 1 COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang