8. The Jackass

866 27 5
                                    

Duk..duk..duk..duk

Mataku seketika terbuka mendengar pintu kamarku di ketuk begitu keras. Tidak bukan diketuk, lebih seperti menggedor pintuku dengan tidak sabar.

Kepalaku masih terasa berat akibat menenggak begitu banyak alkohol. Kurasa aku baru tidur sekitar 3 jam dan benar saja, kulirik ke jam digital di mini playerku menunjukan pukul 7:48. Cahaya matahari juga memaksa masuk dari tirai jendela yang masih tertutup rapat.

Seseorang masih menggedor pintu kamarku berkali-kali. Aku sangat yakin sekali itu Jungkook kalau di dengar dari cara mengetuk pintunya.

Aku memaksakan diri memijakan kaki ke lantai karpet dengan mata setengah terpejam. Saat mencoba berdiri seketika kepalaku langsung pening, serasa berputar-putar.

Aku coba mengingat apa saja yang aku tenggak semalam dan saat itu juga mataku terbuka lebar. Aku baru ingat Alexa bermalam disini. Namun sosoknya sudah meninggalkan sofa, tapi aku lihat ponselnya masih tergeletak di meja, begitupun jaket kulitnya yang masih tersampir di sofa. Ya ampun dia membuka flanelnya. Di saat bersamaan dengan kepanikanku aku mendengar suara kucuran air dari wastafel. Syukurlah dia masih disini.

Tidak! Jangan bersyukur dulu! Karena orang di depan pintuku masih menggedor pintu kamarku. Apa yang akan aku jelaskan nanti? Jika itu salah satu member atau manager, habislah aku pasti akan di introgasi.

Sesaat mataku terpaku ke flanel milik Alexa ketika menyentuh grendel pintu, kemudian mataku ke arah toilet yang berharap Alex segera keluar. Karena aku tidak mungkin merengsek masuk ke dalam.

Siapapun di luar, sepertinya aku tidak akan mengizinkan mereka masuk, aku akan menjaganya tetap di luar jangan sampai mereka masuk. Akan kutendang bokongnya bila memaksa masuk. Kuintip keluar melalui lubang intip di pintu dulu untuk melihat dan, alamak!

Demi kerang ajaib! Apa lagi ini?

Bukan Jungkook, bukan fans, bukan member BTS, bukan staf, bukan manager. Melainkan dua cowok bule dan satu pelayan kamar yang sedari tadi di depan pintuku.

Sial Andy dan Luke benar-benar mencari Alex sampai ke kamarku. Kuintip sekali lagi dan dalam bersamaan Andy mengetuk pintunya kembali lebih keras hingga membuatku terlonjak kaget. Kelihatannya wajah Andy tidak santai karena tidak sabaran.

Aku menoleh kembali ke arah toilet dan Alex masih belum keluar. Saat ini aku bingung apa yang harus aku katakan pada mereka, haruskah aku menelepon Namjoon dan Jungkook dulu untuk minta bantuan?

Tidak, tidak, jangan libatkan mereka. Tidak ada hal apapun juga yang terjadi antara aku dan Alex. Ya lebih baik aku coba hadapi mereka. Tidak mugkin kan mereka menghajarku sampai mampus karena kami bermalam bersama, aku cinta damai.

Ayo Taehyung, hadapi mereka seperti laki-laki, karena kau laki-laki. Tidak ada yang harus di khawatirkan. You're a men.

Kucoba menguatkan diri dari prasangka yang mungkin akan mereka lempar ke mukaku langsung. Dengan keyakinan penuh aku segera membuka pintu setengah. Saat itu juga dua pasang mata biru mereka menatapku dengan heran. Aku pun tidak mengatakan apapun untuk menyambut mereka sebagai basa-basi.

"Maaf kami mengganggu pagimu yang indah ini, tapi teman kami disini" Andy mengatakan itu dengan nada sarkasme. Kesan pertama, dia arogan.

Ya dia pasti berpikir aku habis berhubungan seks dengan rekannya.

"Ya dia disini" jawabku belagak santai.

"Katakan padanya kami datang menjemputnya," kali ini Luke mengingatkan lebih ramah dari Andy.

"Tidak Luke! Kita harus masuk ke dalam. Kita harus tau apa yang terjadi dengan kawan kita di kamar orang asing ini" Andy mengintrupi. Ia bahkan menyentakan telunjuknya ke arahku. Luke menatapku meneliti ketika Andy menudingku.

(M) Love Letter To Rock n' Roll (BOOK 1 COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang