35. Tensity

369 16 8
                                    

Aku menemani Alex berbelanja baju untuk berkunjung ke rumah orangtuaku nanti. Dia bingung memutuskan apa yang harus ia kenakan untuk berkunjung ke rumah orangtuaku.

Ia ragu pada dirinya yang bisa merebut hati orangtuaku. Bahkan dia sampai membeli buku soal etika yang menjelaskan, bagaimana seharusnya berpakaian dan berperilaku ketika mengunjungi orangtua kekasih orang Korea. Aku sampai terpingkal mengetahui ia seniat itu. Padahal dia hanya cukup menjadi dirinya sendiri untuk bisa membuat orangtuaku tersanjung.

Kami sampai di sebuah gedung butik terkenal di Gangnam. Aku dan anggota lain sering berbelanja disini. Bahkan terkadang kami bertemu anggota Girlband atau Boyband lain disini yang sedang berbelanja. Butik ini memang ada banyak merk-merk ternama dan terlengkap. Tidak heran banyak artis dan orang tajir kemari.

Ini juga pertama kalinya aku menemaninya berbelanja pakaian. Aku baru tau, Alex itu kalau belanja baju teliti banget. Aku tidak tau apa dia memang biasanya begitu atau karena ini berbelanja untuk membangun kesan ke keluargaku? Mungkin ada 15 - 20 menit untuk mencari pakaian di satu brand. Belum termasuk mencoba pakaian di fitting room.

Ia fokuskan ke pencarian cassual dress dan pakaian terusan musim dingin. Setelah pakaian ke 12 dan aku bilang semuanya bagus akhirnya dia lelah. Padahal memang semua baju itu bagus di badannya. Penilaianku pun tidak asal-asalan. Tidak mungkin dia jadi model dan Brand Ambassador Balmain jika punya tubuh yang biasa-biasa saja

"Ah, ternyata sulit sekali mencari baju yang pas" desahnya nyaris putus asa.

"Ya sudah beli saja tadi itu semuanya yang kau coba, aku yang bayar" ujarku tidak sabaran.

Ia mengerling padaku. "Kau ini boros sekali jadi laki-laki, buat apa aku beli semuanya kalau yang aku pakai disana cuma 1 atau 2 potong saja"

"Kau sendiri juga bilang 'ini bagus kan?', 'ini cocok untukku kan'? Kau pasti menyukai baju-baju itu, kau cuma terlalu mengkhawatirkan penilaian orangtuaku" debatku.

"Ya sudah sebentar," ujarnya pasrah sambil mengecek kembali pakaian pilihannya di rak gantung "aku mau pilih yang mana ya?"

Kulirik jam di tanganku sudah nyaris jam 5 sore, "Ayo sayang sebentar lagi aku mau kerja,"

"Tunggu! Tadi baju ke berapa ya yang bagus?" sergahnya buru-buru sembari memilih pakaian di rak. Kelamaan aku panggil pramuniaga saja.

"Tolong baju ini semuanya saya beli" perintahku dengan menunjuk semua baju yang tadi Alex coba.

"Semuanya Tuan?" Tanyanya kaget.

"Iya semuanya, segera proses pembayarannya sekarang dan kirimkan ke alamat ini malam ini" kutulis alamat rumahku pada secarik kertas dan kuberikan ke pramuniaga.

"Baik" ia berlalu untuk memanggil pramuniaga lain, membantunya mengambil pakaian-pakaian pilihan Alex di rak.

Di belakangku Alex menggerutu.

"Baju-baju itu kan bisa kau simpan di apartement kita nanti buat baju ganti sehari-hari" usulku agar ia berhenti menggerutu.

"Iya sultan" timpalnya merengut.

Aku tidak tahan untuk tersenyum melihat tingkahnya, "Kau ini di ajak belanja bukannya senyum malah cemberut, perempuan macam apa sih kau?"

Ia tidak meladeni, hanya duduk berpura-pura mengecek ponselnya.

(M) Love Letter To Rock n' Roll (BOOK 1 COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang