Yoona mendapatkan ijin dari pemilik café untuk tinggal di lantai atas café itu. Disana ada sebuah kamar kosong, jadi ia diijinkan untuk tinggal disana saja. Perutnya masih belum tampak jelas karena ia sering memakai baju yang kebesaran, dan saat ini ia semakin rajin bekerja demi babynya. Usianya masih tergolong muda untuk menjadi seorang mommy. Tapi ia akan menjadi mommy yang baik.
Beruntung sudah tiga bulan berlalu, ia sama sekali tidak bertemu dengan Siwon. ataupun karena ia jarang berkeliaran.
"Selamat datang, apa pesanannya agashi?" tanya Yoona seperti biasanya, tanpa menatap siapa tamunya, ia hanya menatap sekilas saat masuk tadi dan seorang wanita maka ia menyapanya dengan sebutan agashi
"Cake stawberry satu dan belgia chocolate satu" ujarnya dan Yoona menatapnya, benar saja wanita itu adalah istrinya Siwon. ia menatap sekeliling, tidak ada kehadiran pria itu.
"Ada tambahan agashi?"
"Itu saja dulu" ujarnya, lalu ia memberikan kartunya. Yoona tersenyum padanya selayaknya ia pelanggan biasanya. "Anda sedang mengandung ya?" tanyanya pada Yoona
"Nde?"
"Aku melihat perutmu sedikit menonjol, walaupun belum begitu jelas tapi aku bisa melihatnya kamu hamil" ujar Tifanny lagi
"Aku sedikit gendutan akhir-akhir ini agashi. Tapi lemaknya menumpuk di perut dan pipiku" ujar Yoona sambil tersenyum.
"Aku punya kenalan tempat gym jika kamu mau diet" ujarnya lagi dan ia memberikan Yoona kartu namanya.
***
Siwon datang menjemput istrinya untuk makan siang bersama. Sebelum masuk ke café, ia sudah menatap ke dalam untuk memastikan tidak ada yoona di meja kasir maupun di setiap sudut café. Ia pun mendorong pintu dan masuk tanpa menyadari Yoona berada di hadapannya.
"Mianhae" ujar Yoona karena sudah menabrak seseorang. Ia sedang mengambil jam istirahatnya, hari ini ia sedang ingin memakan daging panggang, jadi ia memutuskan untuk keluar makan siang. Ia tidak lagi memakai celemeknya yang menutupi perutnya.
Siwon terkejut melihat Yoona, ia pun hanya diam di tempat.
"Tuan, bisakah berikan aku jalan?" tanya Yoona, ia juga terkejut saat melihat pria yang ia tabrak adalah Siwon, lalu ia kembali menunduk sambil mengatakan maaf dan mengambil langkah ke arah yang tidak terhalangi oleh Siwon. ia benar bersikap seolah tidak mengenal Siwon.
"Oppa sudah datang? Ayo kita pulang" ujar Tifanny, ia menghampiri suaminya dan menggandeng tangan Siwon.
"Oppa lihat perutnya membuncit, ia mengatakan kalau ia gendutan, aku rasa dia hamil. Menurut oppa?" tanya Tifanny saat mereka berjalan keluar di belakang Yoona.
"Aku tidak tahu" ujar Siwon
"Kita jadi ke dokter?" tanya Tifanny lagi
"Kyuhyun sudah mengatur jadwalku, kita akan ke dokter setelah aku pulang jam kantor"
"Baiklah, dokter mengatakan kita memiliki kesempatan jika terus berusaha" ujar Tifanny dan Siwon mengangguk. Sejak memutuskan memperbaiki hubungannya dengan Tifanny, Siwon rajin mengunjungi dokter untuk menyembuhkannya. Jika saja sampai masa terapi selesai dan Siwon belum berhasil menghamili Tifanny maka ia akan melakukan proses bayi tabung.
"Ne, kita harus berusaha" ia membelai rambut Tifanny. Tapi saat ini pikirannya lari ke Yoona, wanita itu hamil, apa dia sudah menikah atau masih menjadi simpanan pria kaya.
***
Tifanny mengajak Siwon makan siang di restorant barbeque juga. Saat masuk, ia melihat Yoona sedang bersama seorang pria paruh baya.
"Itu pelayan café tadi" ujar Tifanny "Ah rupanya suaminya ahjushi tua"
"Jangan mencampuri urusan orang" ujar Siwon, ia mendapat posisi duduk bersebelahan dengan Yoona. yoona melihat mereka pun pura-pura tidak tahu apapun.
"Makannya pelan-pelan sayang" ujar Ahjushi itu dan ia adalah Tuan Im
Ponsel Yoona berbunyi sesaat setelah ia melihat Siwon berjalan ke arah toilet. Ia menatapponselnya, pesan dari Siwon yang memintanya menyusulnya. Ia pun permisi pada appanya untuk menuju toilet. Setiba disana, Siwon menariknya masuk ke toilet pria dan mengunci dari dalam.
"Kamu hamil?" tanya Siwon
"Seperti yang kamu lihat" ujar Yoona,
"Kamu menikah dengan ahjushi itu?"
"Jika itu yang ingin kamu tanyakan, maaf aku tidak bisa menjawabmu. Aku mohon biarkan aku keluar sekarang"
Yoona melepaskan tangannya dari cengkraman Siwon dan meninggalkan kamar mandi.
***
Siwon mengajak Tifanny untuk pindah restorant saja. Sedangkan Yoona memilih menikmati makanannya sambil mendengarkan omelan appanya. Ia tadi tidak sengaja bertemu dengan appanya.
"sampai kapan kamu akan berkeliaran seperti ini terus?" ngomel tuan Im, ia belum menyadari kondisi perut putrinya
"Sampai appa berhenti menjodohkanku"
"Jika appa berhenti menjodohkanmu, apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku akan pulang dan mulai bekerja di kantor appa" ujar Yoona
"Appa sudah menjodohkanmu dengan putra sahabat appa"
"Aku bisa terima jika ia mau menerima kehamilanku" ujar Yoona dengan santainya dan appanya langsung memukul meja. Seluruh tamu di restorant itu terkejut. Yoona bersyukur untung saja pria itu sudah pergi.
"Apa katamu?"
"Aku hamil appa" ujarnya dan ekspresinya masih santai
"Katakan siapa bajingan itu?"
"sejak keluar dari rumah, aku menjadi wanita panggilan. Aku tidak tahu siapa ayah bayiku"
Tuan Im menampar putrinya itu. Ia bangkit dari duduknya dan meninggalkan Yoona. ia terlalu terkejut.
***
Karena Yoona yang tinggal di café, jadi ia yang bertugas mengunci pintu. saat akan mengunci pintu, beberapa pria berbadan besar berdiri di hadapannya.
"Nona mau ikut baik-baik atau harus kami bius?" tanya salah satu pria itu
"Siapa yang menyuruh kalian?"
"Jangan banyak tanya nona"
Yoona akhirnya memilih ikut baik-baik dan ia meminta ijin mengunci pintu café lebih dulu. Ia ikut dengan mereka dan ia sebenarnya sudah tahu siapa yang memerintah orang-orang itu. Dan benar saja tebakannya, mereka adalah orang appanya.
"Ya ampun yoona" Nyonya Im berdiri di depan pintu menunggu putrinya
"Eomma" ia memeluk eommanya dan eommanya memukulnya
"Anak nakal" dan ia pun mencium putrinya itu sambil menangis. Suaminya menyiapkan sebuah rotan untuk memukul Yoona.
Saat masuk Yoona disuruh berlutut dan menjulurkan tangannya, appanya memukulnya untuk ia mengakui siapa pria yang membuatnya hamil itu. Yoona hanya diam tanpa mau mengatakan siapa. Appanya memukulnya sampai ia menangis sendiri. Sudah lebih dari sepuluh libasan, tapi yoona masih diam.
"Ambil teleponku yeobo" ujar Tuan Im, ia membuang rotannya. Setelah istrinya memberikan ponselnya, ia segera menghubungi seseorang. "Hyunbin, siapkan tempat tinggal untuk Yoona disana. Ahjushi akan mengirimnya kesana besok"
"Appa,,"
"Pergi ke London, belajar dengan Hyunbin dan lahirkan anakmu disana atau tetap disini dan gugurkan anakmu" ujar Tuan Im dan Yoona akhirnya memilih berangkat kesana. Eommanya memeluknya dan menatap telapak tangannya yang memerah terluka bahkan ada bagian yang terkupas kulitnya. Yoona menyakinkan eommanya jika semua itu tidak sakit, ia meminta eommanya tidak menangis dan melepaskan pelukannya. Ia menghampiri appanya dalam keadaan berlutut.
"Aku akan ke london appa. Aku akan jadi anak yang baik, asalkan appa berjanji akan menerima anakku" ujar Yoona sambil memeluk kaki appanya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated to Love You
FanfictionAku percaya takdir, walaupun takdir mempermainkanku. Aku akan tetap mempercayainya. Aku mempercayaimu sama seperti mempercayai takdir, sehingga aku akan melakukan apapun yang kamu katakan, walaupun itu melukai diriku sendiri. Aku tetap melakukannya...