Fated to Love You - 23

2.2K 133 23
                                    

Siwon terus memandangi wajah istrinya. Ia menjamu tamu dan membiarkan istrinya ditemani kedua anaknya duduk di ujung sana karena kakinya mulai sakit karena berjalan seharian dengan high heels. Ia begitu bahagia melihat senyuman indah yang terus mengembang di wajah istrinya.

"Daddy, aku tahu putrimu cantik. Tapi tidak perlu menatapnya sampai begitu. Orang akan berpikiran kalau daddy seperti ahjushi mesum" ujar Darren, mendengar suara putranya dan menatap putranya yang sudah dewasa menyadarkannya kalau saat ini bukan lagi upacara pernikahannya. Hari ini adalah hari pernikahan putrinya. Ia menatap sekali lagi, ne yang duduk disana bukan lagi Yoona melainkan Aillen. Dan kedua bocah itu bukan lagi Darren dan Aillen tapi cucu-cucunya. Putra dan putri dari Darren.

"Dad, hari ini hari bahagia noona. Jangan sedih begini" ujar Brian, putra bungsunya. Putra peninggalan terakhir istrinya.

"kalau mommy kalian masih disini, dia pasti sangat bahagia" ujar Siwon dan Darren memegang bahu daddynya yang mulai bergetar. Ia tahu setiap malam daddynya akan menangisi mommynya, walaupun sudah 20 tahun berlalu. Pria itu masih terus merasa bersalah atas kepergian mommynya, dan ia sadar daddynya mencintai mommynya. Hanya mommynya. Buktinya sampai saat ini ia tidak mencari pengganti lain.

"Mommy akan sedih jika melihat daddy seperti ini. semua yang terjadi sudah takdir dari Tuhan dad. Kami tidak ada satu pun yang menyalahkan daddy, kami juga kehilangan tapi kami tahu mommy berada di samping kami semua. Mommy tidak benar-benar meninggalkan kami" ujar Darren, sedangkan Brian, ia tidak memiliki gambaran tentang mommynya. Ia hanya tahu mommynya sosok sempurna dari cerita mereka semua. Jika sudah melihat daddynya seperti ini, ia juga sedih, jika dulu ia bisa memilih, ia lebih memilih tidak dilahirkan supaya mommynya dapat diselamatkan.

"Daddy," putrinya menghapus air matanya. "Jangan menangis,"

"Maaf, maaf daddy membuatmu bersedih di hari bahagiamu" ujar Siwon, ia memegang pipi putrinya. Putrinya, putri satu-satunya ini, walaupun tidak terlahir dari rahim Yoona, tapi karakternya paling mirip dengan Yoona. ia yang paling bisa membuat Siwon tenang.

Karena tidak ada yoona lagi, yang menjadi wali dipernikahan Aillen, Siwon meminta Tifanny mendampinginya. Menurutnya bagaimana pun Aillen lahir dari Tifanny.

Ketiga anaknya memberinya ijin, seandainya saja Siwon ingin kembali pada Tifanny. Setidaknya ada orang yang menemaninya di masa tua. Mereka katakan Yoona tentu tidak akan keberatan juga. Tapi Siwon menolak, ia akan mencintai Yoona saja di sepanjang sisa hidupnya. Walaupun kebersamaan mereka cukup singkat.

***

Siwon mengunjungi Yoona. Hari ini ulang tahun Brian yang ke-20, itu artinya Yoona sudah pergi genap 20 tahun. Ia datang lebih awal daripada anak dan cucunya. Banyak hal yang ingin ia ceritakan pada istrinya.

"Yeobo, oppa datang" ia memegang foto Yoona yang berada di nisan. "Kamu tahu sayang? Oppa merindukanmu setiap malam, kenapa tidak pernah datang ke mimpi oppa lagi?"

"Hari ini ulang tahun Brian ke 20, dia sudah dewasa. Dia lebih dekat dengan Sehun dan Sejeong. Kamu tahu mereka berdua yang membantuku menjaganya saat ia kecil, aku sungguh daddy yang tidak berguna yoong. Aku menelantarkan mereka bertiga karena aku cukup terpuruk karena kehilangan kamu" ia duduk di samping meja altar yoona. "aku terus berpikir seandainya aku tidak memintamu berangkat sendiri, seandainya aku kembali menjemputmu, maka semua ini tidak akan terjadi"

Hari itu, hari pernikahan Sehun dan Sejeong, Siwon berangkat sendiri karena ia langsung dari airport sedangkan Yoona tinggal di rumah sendirian. Kedua anaknya sudah berangkat dengan tuan dan nyonya choi, akhirnya Yoona membawa mobil sendiri. Ia kecelakaan di jalan, mobil yang ia bawa menabrak trotoar dan ia terluka cukup parah. Tapi ia masih sadar sampai di rumah sakit, dia meminta dokter untuk menyelamatkan babynya. Karena kondisinya sudah terlalu parah.

Saat Siwon dan kedua orang tua Yoona tiba, yang mereka temui hanya yoona yang sudah tidak bernafas lagi. siwon meneriakinya untuk memintanya bangun, kedua orang tua yoona ikut menangis dan berusaha menenangkan Siwon.

"Yoong, anak-anak kita sudah memiliki kehidupan sendiri. Bisakah kamu mengajak oppa ikut denganmu? Kebersamaan kita cukup singkat, oppa bahkan belum membahagiakanmu sama sekali, oppa mohon kamu jemputlah oppa"

"Daddy, mommy sudah meninggalkan kita, bagaimana bisa daddy juga ingin pergi?" Aillen menegurnya, ia sudah datang bersama suaminya, oppa dan kakak iparnya serta adiknya.

"Mommy sudah terlalu lama sendirian, sedangkan kalian sudah memiliki kehidupan masing-masing. Biarkan daddy ikut mommy,"

Aillen memeluk daddynya,

"Aillen akan selalu menjaga daddy, jangan mengatakan hal ini lagi dad"

"Dad, daddy masih harus menghadiri pernikahanku. Bagaimana bisa daddy tidak bertanggung jawab atas aku? Aku tahu aku menjadi anak angkat daddy sehun tapi daddy juga harus menghadiri pernikahanku" protes Brian, Siwon menariknya dalam pelukannya. Putra bungsunya, walaupun ia sudah menjadi anaknya Sehun, ia tetap putranya yang paling manja.

Ketiga anaknya memeluknya dan ia menangis dalam pelukan itu.

***

"Kamu datang sayang?" ia membuka matanya saat merasakan ciuman Yoona di bibirnya. Wanita itu masih cantik, ia membelai wajahnya. Ia menatap heran tangannya sendiri, masih tampak kencang belum ada kerutan sama sekali.

"Kenapa oppa?" tanya yoona, ia mencium lagi bibir suaminya. Siwon tidak membalas, ia segera berdiri untuk menuju meja rias Yoona.

Ia mengecek rambutnya masih hitam. Ia belum memiliki uban.

"Sayang, ada apa sih?" tanya Yoona, ia menghampiri Siwon dan memeluk pinggangnya.

"Ini kamu sayang? Astaga jantung oppa hampir copot" ia memeluk Yoona

"Kenapa oppa?"

Siwon belum yakin, ia mengecek ponselnya untuk melihat tanggal.

"Oppa,," Yoona menciumnya lagi

"Sayang, oppa bermimpi kamu pergi. Kamu meninggalkan anak-anak dan oppa."

"Aku masih disini sayang" ujar Yoona

"Tapi,,"

"Apa perlu kita bercinta supaya oppa yakin?"

"Sayang, sekarang kita memiliki berapa anak?" tanya Siwon lagi

"Astaga choi siwon, apa sekarang alkohol membuatmu berhalusinasi. Mengiraku sudah mati dan sekarang lupa kamu memiliki berapa anak"

"Tinggal jaawab aja yoong"

"Tiga, anak kita tiga choi siwon. jadi jangan bermalasan, putra bungsu kita mau menjadi dokter katanya. Kamu harus giat bekerja"

Siwon merasa tenang, semua ini hanya mimpi. Ia tidak akan sanggup kehilangan Yoona.

"Ayo kita bercinta sayang" ajak Siwon

"Jangan membuatku hamil lagi ya"

"Wae?"

"sadar umur tuan. Kamu sudah hampir kepala empat. Jika aku hamil lagi, nanti kamu ubanan dan anakmu masih kecil. Malu tahu"

Siwon tersenyum

"Yang penting bisa mesumi istriku saja. Syarat apapun akan aku terima" ujar siwon dan ia menggendong istrinya ke ranjang dan memulai perperangan di ranjang mereka.

"Saranghae choi yoona"

"Saranghae choi daddy" balas yoona dan kemudian ia mendesah karena kenikmatan yang diberikan suaminya.



END

Fated to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang