Nyonya Im mengantar putrinya untuk pindah ke London. Disana suaminya memiliki beberapa usaha, salah satunya adalah hotel di pusat kota yang saat ini diurus oleh salah seorang keponakan nyonya Im, Hyunbin.
Tuan Im mengirim putrinya kesana demi menjaga nama baik keluarganya, walaupun Korea Selatan adalah negara modern, tapi disana tetap bagian dari Asia, dimana orang-orang akan peduli dengan masalah orang lain. Dan wanita yang hamil diluar pernikahan akan menjadi gunjingan orang-orang. Berbeda dengan negara barat, tidak akan ada yang mengenalnya dan mengurusinya.
"Appa, maafkan aku" ia memeluk appanya sebelum masuk ke waiting room di airport. Appanya memiliki beberapa pertemuan dengan rekan bisnisnya di Seoul, jadi ia tidak bisa ikut mengantar Yoona. dan sebenarnya itu hanya alasan, ia masih cukup marah dengan putrinya itu. Saat ini ia dan putranya sedang mencari siapa pria yang sudah menghamili putrinya itu.
"Disana, kamu harus mendengarkan apa yang Hyunbin katakan"
"Arraseo"
Tuan Im sudah merencanakan kehidupan putrinya ke depan, setelah melahirkan, ia akan meminta putrinya bersekolah kembali dan bekerja di hotelnya. Ia akan mempekerjakan seseorang untuk membantu putrinya mengurus cucunya.
***
Setiba disana, ia tinggal di penthouse yang bersebelahan dengan milik Hyunbin. Eommanya menemaninya beberapa hari disana,
"Kamu tidak mengapa kan sayang eomma tinggal?" tanya Nyonya Im pada putrinya, setelah seminggu disana, ia harus kembali ke Seoul.
Yoona memeluk eommanya sambil menangis, disini begitu asing untuknya. Tapi ia juga tidak memiliki pilihan lain, ia hanya bisa belajar beradaptasi.
"Jika kamu belum betah, eomma akan menemanimu lagi" ujar eommanya, nyonya im juga memiliki aktivitas, ia bukan hanya ibu rumah tangga yang berdiam diri di rumah, ia melakukan berbagai kegiatan sosial selama suaminya bekerja.
"Aku akan belajar menerima semua keadaan ini eomma" yoona tidak ingin menjadi penghalang bagi eommanya.
"Sayang, jika kamu memberitahu eomma, siapa ayah babymu maka semuanya akan lebih mudah. Appa akan melakukan segala cara untuk memaksanya menikahimu" ujar Nyonya Im
Yoona menggeleng,,
Ia tidak ingin mendapat penghinaan dari pria itu lagi.
***
Im Yoona POV
"Sayang, jika kamu memberitahu eomma, siapa ayah babymu maka semuanya akan lebih mudah. Appa akan melakukan segala cara untuk memaksanya menikahimu" ujar Eommaku
Aku menggeleng, aku tidak akan menyebut namanya lagi walaupun sampai detik ini perasaanku belum mati untuknya, aku masih mencintainya dan mungkin selamanya akan begitu. Atau mungkin karena benihnya tumbuh dalam tubuhku. Tapi aku tidak ingin mendapatkan penghinaan darinya lagi.
Aku ingat hari itu, setelah aku keluar dari apartementnya, setelah ia mengakhiri semuanya. Aku meneleponnya untuk menemaniku mendatangi dokter kandungan karena aku tidak memiliki siapapun untuk aku mintai pertolongan, dokter mengatakan ada hal yang harus ia katakan pada suamiku. Aku tidak memiliki suami, aku memutuskan mencarinya karena bagaimana pun ia adalah ayah dari babyku. Walaupun aku takut saat itu, jika ia tahu aku tengah menggandung, ia akan merebut babyku. Tapi aku tetap mencarinya.
Ia menemuiku dan melempariku dengan sebuah amplop berisi uang.
"Jika kamu memang membutuhkan uang, seharusnya kamu tidak sok menjual mahal saat itu. Mengembalikan apartement dan semua uang yang aku berikan" ujarnya setelah melempariku dengan uang itu.
"Apa selama dua tahun ini, kamu pikir aku bersedia melayanimu karena uang?" tanyaku
"Apa lagi untuk seorang jalang jika bukan uang?" ujarnya "Kamu boleh menipuku dengan ribuan tipuan tapi jangan sekali-kali mengatakan kamu mengandung untuk memerasku. Kamu tidak ingat jika aku selalu memberikanmu pil kB? Dan kalaupun kamu tidak mengonsumsinya, kamu juga tidak akan hamil. Karena aku itu mandul" teriaknya
Aku menatapnya dengan tatapan terluka, jadi ia bermaksud menuduhku berbohong tentang kehamilanku atau,,
"Jika kamu benaran hamil saat ini, bisa saja itu anak pria lain" ujarnya kemudian dan aku bangkit dari dudukku. Aku melemparinya dengan uang itu kembali. Cukup sudah, jangan sampai anakku mendengar apa yang ia katakan, itu akan sangat melukai hati anakku.
"Ambil kembali uangmu itu, aku tidak menginginkan apapun darimu. Dan terima kasih atas hinaanmu" aku berjalan meninggalkannya
"Jangan coba menghubungiku lagi" ujarnya, sejak kapan aku pernah meneleponnya lebih dulu. Bahkan tidak sekalipun aku mengiriminya pesan. Aku hanya berjalan tanpa menoleh.
Aku mengunjungi dokter dan terpaksa mengatakan padanya jika aku dan suamiku telah bercerai jadi tidak mungkin bisa memintanya menemaniku. Kandunganku tidak cukup sehat, dokter mengatakan mungkin aku terlalu lelah atau stress. Ia memberikanku banyak vitamin dan memintaku beristirahat yang cukup. Jadi setelah itu aku tidak pernah memikirkan apapun selain babyku dan aku sudah bersumpah untuk tidak pernah memberitahu siapapun tentang ayah dari babyku.
"Yoong," eomma berusaha membujukku untuk mengatakannya
"Eomma, aku berjanji pada eomma, jika eomma datang sekali lagi. aku akan sudah berubah menjadi wanita yang kuat. Jadi jangan memaksaku untuk mengatakan siapa pria itu lagi. aku dan babyku akan baik-baik saja tanpa dia" aku berusaha menyakinkan eomma
"Hamil itu tidak mudah sayang. Eomma saat mengandung oppamu dan kamu yang ditemani appamu saja begitu sulit apalagi kamu seorang diri"
"Tuhan itu adil eomma, aku yakin Tuhan akan memberikan aku yang terbaik" ujarku "Aku mohon eomma,"
Eomma akhirnya mengangguk tapi ia meneteskan air matanya. Ia memelukku. Aku terluka, tapi aku tidak akan biarkan siapapun melihat lukaku. Demi anakku, aku akan kuat.
***
Author POV
Semuanya tidak mudah, tapi Yoona melalui semuanya benar-benar sendiri. Walaupun ada oppa sepupunya, tapi ia tetap berusaha sendiri, ia juga meminta eommanya untuk tidak mengunjunginya lagi. ia meminta mereka datang jika ia sudah melahirkan nanti. Tapi appanya mengirimkan ahjumma kim yang sejak kecil mengurusi yoona kesana, untuk membantu putrinya itu.
Ia juga mulai bekerja di hotel dengan membantu di restorant hotel sebagai pelayan. Tidak ada yang mengenalinya sebagai putri pemilik hotel. Ia lebih nyaman dengan kondisinya saat ini. ia mulai bisa beradaptasi setelah dua bulan disana.
Sedangkan Siwon, ia dan Tifanny berusaha memperbaiki semuanya. tapi semuanya terasa hambar, walaupun sekuat apapun mereka berusaha. Siwon memilih menyibukkan diri di kantor dan pulang tengah malam. Jika dulu saat ia bosan. Ia memiliki tempat untuk ia datangi. Menjadikan Yoona sebagai pelampiasan saat ia butuh pelepasan dan saat ini ia tidak memiliki Yoona lagi, wanita itu sudah menghilang bagai ditelan bumi sejak pertemuan terakhir mereka di restorant BBQ. Dan istrinya juga tidak seperti dulu lagi yang bisa memberikannya kenyamanan. Dia merindukan Yoona, wanita yang tidak pernah mengungkapkan perasaannya dan hanya mendengarkannya, wanita yang selalu tersenyum dan wanita yang seolah tidak memiliki perasaan dan masalah.
"Aku merindukanmu yoong" gumamnya sambil memejamkan matanya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated to Love You
FanfictionAku percaya takdir, walaupun takdir mempermainkanku. Aku akan tetap mempercayainya. Aku mempercayaimu sama seperti mempercayai takdir, sehingga aku akan melakukan apapun yang kamu katakan, walaupun itu melukai diriku sendiri. Aku tetap melakukannya...