47. Cemburu

933 198 61
                                    

Ada kalanya aku cemburu jika kau lebih nyaman dengannya.
--Angga//Anggie--


Pagi harinya, tepat di kelas 12 IPA 1. Bel masuk sudah berbunyi. Semua murid sudah berada di dalam kelas, menunggu sang guru masuk membawa pelajaran.

"Aww ..." lirih Anggie yang tiba-tiba merasakan sakit di perutnya.

Angga yang berada di samping Anggie pun langsung menghampiri Anggie. "Anggie! Kenapa?" tanyanya panik.

"Shh ... gak papa. Cuman sakit perut biasa kok."

Arsat yang melihat Anggie kesakitan pun ikut khawatir. "Lo harus ke UKS."

"Gak, gak perlu."

"Ayo Anggie, nanti tambah sakit," bujuk Arsat yang langsung memegang kedua bahu Anggie.

Murid yang lain hanya menonton kejadian antara mereka bertiga. Sedangkan Naura, Keyra, Noval, dan Kelvin menghampiri Anggie.

"Iya benar. Masalah pelajaran tenang aja," ucap Keyra khawatir.

Dengan pasrahnya Anggie mengangguk. Anggie berdiri sambil memegang perutnya yang sakit.

"Ayo," ucap Arsat yang masih memegang bahu Anggie. Tanpa pikir panjang Anggie mengangguk, dan mereka berdua berjalan keluar kelas menuju UKS.

Angga hanya diam menatap datar Arsat yang mulai menjauh. Tangannya mengepal hingga urat-uratnya terlihat.

"Ga!" panggil Naura kesal.

Angga tersadar. "Ya?"

"Lo gila, huh? Seharusnya lo yang bawa pacar lo ke UKS!" ucap Naura kesal.

"Tau! Menang banyak dia!" sahut Kelvin.

Lalu Naura, Noval, Kelvin, dan Keyra kembali ke tempat duduknya.

Angga hanya diam sambil mengepal tangannya.

****

"A-aw ...."

"Hati-hati," ucap Arsat.

Kini mereka berdua sudah tiba di UKS. Anggie berbaring di ranjang UKS.

"Sudah. Makasih, maaf kalo gue ngerepotin lo terus," ucap Anggie.

"Iya tenang aja, gak papa. Lo perlu apa lagi?"

"Gak ada," jawab Anggie. "Lo gak ke kelas?" tanya Anggie.

"Jadi gue ninggalin lo nih?" tanya Arsat.

"Ya gak baik aja berdua di sini."

Arsat tersenyum kecil lalu ia melihat ada paku di dekat kepala Anggie. Ia mendekat, berusaha mengambil paku itu.

Anggie yang merasa tidak enak karena tiba-tiba Arsat mendekatinya pun bertanya, "Kenapa?"

Arsat masih diam tidak menjawab. Hingga sekarang wajah mereka semakin mendekat.

Tetapi dibalik itu ada seseorang yang cemburu melihat apa yang dilakukan Arsat. Ia mengepal tangannya lebih keras hingga urat-uratnya terlihat. Matanya menatap tajam ke lelaki yang mendekati Anggie, seakan mata yang penuh kebencian. Dialah, Angga.

Angga lekas kembali berbalik ke kelas dengan tangan yang masih mengepal.

****

Arsat dengan cepat mengambil paku yang ada di samping kepala Anggie. "Ah, selesai."

Wajah Anggie mengernyit bingung. "Paku?"

"Iya. Tadi gue liat ada di samping kepala lo. Jadi gue ambil, takutnya kalo kena lo."

Angga&Anggie [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang