Teman/Fans/Keluarga bagian 3

478 42 2
                                    

Keesokan harinya aku terbangun dari tidurku dengan mata sembab efek dari tidur larut malam. Tak ingin membuang waktu aku langsung bersiap-siap dan bergegas berangkat ke sekolah.

Ku lihat di meja makan ada baa-san dan kaa-san yang sedang asyik berbincang. Nampaknya mereka menungguku karena begitu aku datang mereka terdiam,"Naru-chan Ohayou",sapa kaa-san ku begitu melihat aku sudah memakai seragam rapi.

"Ohayou kaa-san. Ohayou baa-san",sapaku pada kaa-san dan baa-san.

"Ohayou sayang",sapa baa-san padaku.

"Naru-chan nanti pulangnya jam berapa?",tanya kaa-sanku di sela-sela kegiatan makan kami.

"Sekitar jam 12 kaa-san",ucapku pada kaa-san.

"Nanti kaa-san jemput ya?",ucap kaa-san padaku dan aku aku mengangguk senang.

"Iya kaa-san",balasku kesenengan.

Aku pun berangkat ke sekolah setelah sarapan dan sedikit berbincang dengan kaa-sanku.

"Naru-chan Ohayou",sapa Sakura padaku.

"Ohayou Sakura",balasku pada Sakura.

"Naru-chan ingin masuk club mana?",tanya Sakura menyerahkan selembaran kertas ekstrakurikuler.

"Club Fotografi",gumamku asal-asalan dan Sakura menampakkan ekspresi cengar-cengir.

"Sakura masuk club apa?",tanyaku kemudian.

"Sama denganmu Naru-chan. Clubnya akan dimulai lusa",balas Sakura memberiku jawaban dan informasi club.

Berikutnya pembicaraan kami diisi oleh perbincangan sederhana tentang kami masing-masing dan club yang akan kami ikuti. Hingga akhirnya waktu pelajaran pun dimulai namun Hinata temanku tak juga datang begitu aku melihat bangku yang masih kosong. Mungkin Hinata terlambat pikirku kemudian fokusku langsung tertuju pada Kakashi Sensei.

"Kita ketemu lagi",ucap Kakashi Sensei dengan mata tersenyumnya. Memberikan kesan horor terutama bagi murid-murid lainnya.

Seketika membuat murid-murid membeku karena ternyata Kakashi Sensei juga mengajar di kelas IPA. Pelajaran yang tergolong sulit dan beranak seperti matematika.

"SENSEI KENAPA SENSEI JUGA MENGAJAR IPA",protes murid-murid berjamaah.

Sementara aku hanya menutup telingaku rapat-rapat agar tidak berdenging mendengarnya.

"Ma ma tenanglah. Mari kita mulai pelajarannya anak-anak",ucap Kakashi Sensei mencoba meredam teriakan murid-muridnya.

"Tiiiidaaaaaaaaaaakkkkkkkk laaaaaggiiiiii huhhuhuhuhuh",teriak murid-murid berjamaah.

Waktu istirahat pun tiba...

Sakura menghampiriku dan ku manfaatkan itu untuk menanyakan ketidakhadiran Hinata di kelas hari ini.

"Hinata ada rapat Clan Utama dengan Clan Cabang Naru-chan",jelas Sakura padaku.

"Naru-chan mari kita lihat ruang Club Fotografi",ucap Sakura dan membawaku ke ruang Club.

Akhirnya sampailah kami ke ruang Club tempat tujuan kami. Aku begitu terpesona dengan pemandangan yang tersedia di ruangan Club Fotografi.

"Kirei",ucapku tanpa sadar.

"Hm aku setuju denganmu Naru-chan",balas Sakura padaku. Nampaknya Sakura juga merasakan hal yang sama.

"Hehehe senang melihat kalian nyaman dengan ini. Jadi apa kalian berniat masuk ke Club Fotografi kami?",tanya seorang laki-laki bersurai merah yang seperti adalah ketua Club tersebut.

"Kami sangat tertarik mengikuti Club ini",ucap Sakura dengan semangatnya menunjukku dan dirinya sendiri.

"Baguslah. Namaku Sasori ketua dari Club ini",ucap Sasori pada kami dengan wajah datar tanpa senyum.

"Kau menakuti mereka Sas. Setidaknya tersenyumlah pada mereka sedikit",ucap seorang pria bersurai hitam dengan wajahnya yang tersenyum terkesan cantik dan indah bagiku.

"Wajahku tidak seseram itu Sai",ucap Sasori sedikit menyonggol samping perut Sai.

"Jika tidak seram mana mungkin murid baru yang lain sewaktu datang kesini setelah melihat wajahmu langsung kabur",ucap Sai pada Sasori.

'Pasti karena gosip tentang ketua Club Fotografi melakukan eksperimen pada tubuh manusia itu penyebabnya',tambah Sai dalam hati.

Ah aku paham sekarang. Sai Senpai bukannya tersenyum pada kami tapi memang wajahnya yang selalu tersenyum itu... membuatku sedikit penasaran.

"Sai Senpai indah",ucapku tanpa sadar membuat seisi ruang Club menjadi senyap.

Aku tak begitu mempedulikan apa yang ada di sekitarku saat memandangi setiap jengkal tubuh Sai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tak begitu mempedulikan apa yang ada di sekitarku saat memandangi setiap jengkal tubuh Sai. Membuatku begitu sulit mengalihkan pandanganku padanya.

Seolah membaca isi pikiranku. Sakura dengan cepat menutup mataku.

"Gomen Senpai sebentar lagi kami harus masuk kelas",ucap Sakura lalu menarikku pergi.

"Hahh syukurlah masih sempat",desah Sakura lega.

"Naru-chan jangan terlalu terpana melihat Sai Senpai. Oke",ucap Sakura takut-takut padaku melihat yang tidak mengedipkan mata sedari tadi. Masih belum terkoneksi dengan dunia nyata secara refleks aku hanya mengangguk di saat Sakura tiba-tiba menguncang tubuhku agar sadar.

'Jika Hinata tahu habislah dia',batin Sakura teringat pesan Hinata tadi pagi.

"Naru-chan ayo kembali ke kelas",ajak Sakura masih menarikku karena aku yang dari tadi tidak bergerak sama sekali dan hanya berdiri dalam diam di tempat.

Pulang sekolah...

Seperti perkataan kaa-san tadi pagi. Hari ini aku pun pulang dan saat hendak naik ke mobil mendapati kaa-san ku telah duduk dan menatapku.

"Kaa-san tadaima",ucapku pada kaa-san.

"Okaeri Naru-chan",balas kaa-san.

"Kita tidak akan langsung pulang tapi ke butik langganan kaa-san. Ingat pembicaraan kita kemarin malam. Malam ini kita akan bertemu dengan keluarga besar Nami-Uzu",ucap kaa-san dan aku hanya mengangguk teringat akan kedatangan kaa-san kemarin malam ke kamarku untuk perjalanan sore ini.

Tak hanya karena tidur larut malam karena mempersiapkan barang-barang ke pindahanku. Perkataan kaa-san tentang Keluarga Besar membuatku tidak sabar menanti hari esok membuatku tidak bisa tidur.

'Semoga malam ini jadi yang terbaik',harapku begitu teringat kejadian kemarin.

BAKEMONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang