Misi Untuk Naruto [Selesai]

132 20 1
                                    

Saat ini keadaannya Naruto tengah berada di kediaman Hyuga tepatnya kamar Hinata, tentu saja ada Sasuke sang pangeran yang ikut bersamanya juga tengah bersembunyi di ruangan rahasia sang Hime.

"Kalian sudah boleh keluar",ucap Hinata.

Aku yang mendengar suara itu pun memutuskan keluar disusul Sasuke dari belakangku.

"Naruto-sama, saya sudah menyiapkan semua yang anda inginkan",ucap Hinata menyeringai misterius ke Sasuke yang nampak tidak nyaman dengannya.

'Setelah ini aku bisa pulang, semoga saja semuanya berjalan dengan lancar',pikirku.

'Aku yakin Naruto-sama punya rencana kejam untuk pangeran itu, mari kita ikuti permainannya',pikir Hinata menanti-nanti.

Sementara itu di kejauhan terlihat seorang wanita cantik tengah bersembunyi di balik bayangan di atas kamar Hinata.

'Sepertinya Naruto bisa menyelesaikan ini lebih cepat dari dugaanku',pikirnya.

'Sampai-sampai aku jadi penasaran dengan Naruto asli yang ada di dunia sini, dia bersembunyi dengan sangat baik sehingga tak seorang pun menyadarinya. Memang cukup sulit untuk membujuknya di tambah lagi Naruto ini sangat berdarah dingin, kejam dan haus darah salah-salah nyawaku mungkin sudah melayang dibuatnya jika aku gagal',pikirnya lagi masih merinding.

'Naruto ganbatte, saat kembali kau pasti akan jadi lebih siap menghadapi duniamu yang sebenarnya tidaklah setenang kelihatannya',ucapnya memberi semangat meski hanya dalam hati.

.
.
.
.
.
.
.

"Hinata-sama, semuanya sudah selesai",ucap ajudan Hinata, Baki.

"Kerja bagus",tukas Hinata.

'Kurasa penghianatan ini akan sukses di tambah lagi Ayahanda dengan sukarela menjadikanku Ketua Pasukan Kesatria Kerajaan (KPKK) hanya karena kemampuan hebatku yang semakin memudahkanku menghancurkan kerajaan yang seharusnya sudah lama hancur',pikir Hinata memandnag langit dengan senyuma merekah indah. Bagi musuh itu adalah senyuman malaikat pembawa maut.

'Naruto-sama sekarang giliranmu',ucap Hinata memberi arahan dengan tatapan mata.

'Kurasa sekarang giliranku',pikirku yang kemudian melesat ke dalam istana megah yang sebentar lagi akan hancur itu.

.
.
.
.
.
.
.

"Raja, bahaya. Ada musuh yang menyusup ke istana",ucap seorang prajurit tiba-tiba menghadap raja Hyuga.

"Heh? Lalu, kita kan masih punya putriku. Tenang saja",ucapnya meremehkan.

"Jadi berapa orang yang menyusup ke istanaku?",tanyanya kemudian.

"Seorang, Raja. Kami sama sekali tidak bisa mendeteksi keberadaannya",lapor prajurit itu lagi.

"Anata, kerajaan kita tidak aman. Lebih baik kita kabur",ucap sang permaisuri takut.

"Oh? Pangeran Neji, ini saatnya untukmu unjuk diri. Tunjukkan kepada Ayahanda jika kau mampu",ucap sang Raja.

"Baik, Ayahanda",ucap Pangeran Neji berlalu pergi.

'Ck, kemana perginya adik sial itu. Tugas keamanan seharusnya urusannya, mengapa harus aku yang bersusah payah? Seorang Raja tugasnya memerintah bawahannya',pikir Neji kesal karena disaat-saat dirinya akan segera diangkat menjadi Raja dalam tiga hari malah terjadi penyerangan yang tidak jelas dilakukan oleh siapa.

"Hm, semoga kau berhasil Pangeran Neji",gumam Hinata menyeringai di balik pintu rahasia yang sengaja dibuatnya di ruang tahta raja.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Tidak ada siapapun disini, apa benar Kerajaan Hyuga diserang?",gumam Neji seorang diri, tidak menyadari sekitar yang sama sekali tidak ada satupun prajurit disana.

'Dia lengah, aku harus membunuhnya dengan kejam dan tanpa perasaan',pikir Naruto sebelum mengeluarkan beberapa jarum beracun dari dalam tasnya. Beberapa jarum tidur tepatnya.

"TUSK TUSK TUSK BRAKK",hanya dalam beberapa buah jarum Neji langsung tergeletak di lantai. Naruto pun akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya.

"Hm, baiklah. Mari kita lihat, yang mana yang harus kupotong dan sayat dulu",gumam Naruto.

"Kaki dan tangan? Kepala? Yang mana ya?",tanya Naruto pada dirinya sendiri bermain-main. Di sisa waktu yang tersisa sebelumnya, Hinata telah mengajari Naruto berbagai cara licik dan kejam demi keberhasilan Naruto. Hingga Naruto dengan cepatnya terbiasa seperti sekarang ini.

"Apa ketiganya saja ya? Tapi dia tertidur, nah bagaimana jika kita ambil tangan, kaki dan matanya saja?",gumam Naruto sebelum melesat pergi ke ruang singgasana Raja.

"Anata, lebih baik kita kabur",ucap sang permaisuri berusaha membujuk suaminya yang keras kepala.

"Tidak usah, kalau sampai segitunya kau ketakutan. Lebih baik kau kabur saja sendiri",ucap sang raja dingin.

"Anata",gumam sang permaisuri sebelum berlari dengan tergesa-gesa dari ruang tahta istana.

'Kaa-san yang terbaik. Disaat begini beliaulah yang paling tahu apa yang harus dilakukan biar selamat. Beliau benar-benar kaa-san yang telah mendidikku sampai terlatih seperti sekarang ini',pikir Hinata ingin segera menyambut ibunya setelah keluar dari ruang singgasana.

"Kaa-san",ucap Hinata begitu melihat ibunya kini ada di hadapannya.

"Aku tahu, Hinata. Ini pasti ulahmu, kemana kaa-san harus pergi?",tanya sang permaisuri kelihatan kebingungan tapi dengan seringai kesenangan.

"Lewat sini, Yang Mulia Permaisuri",ucap Hinata segera membawa kaa-sannya pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.

'Apa mereka baik-baik saja?',pikir Sasuke di dalam kereta kuda menuju kerajaan baru yang akan dirinya tempati bersama Hinata dan Permaisuri Hyuga.

'Ck, pangeran itu sepertinya ikut selamat ya. Kupikir Naruto akan membiarkannya terbunuh saja',pikir wanita itu dari atas pohon melihat kereta kuda yang sudah disiapkan khusus untuk Pangeran Sasuke.

Sementara itu, Naruto saat ini tengah membersihkan diri dari tubuhnya yang dipenuhi keringat hasil dari darah Raja dan Pangeran Neji.

'Akhirnya aku bisa kembali sekarang',pikirku dan tak lama kemudian kulihat seseorang menjemputku.

😳👍👉Udah update nih, hayo yang nungguin. Cerita ini belum tamat ya. Nantikan saat-saat Naruto kembali ke dunianya dan menghadapi berbagai sensasi dan suasana baru yang telah menunggunya.😳😳😀😗

BAKEMONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang