Pemulihan Kembali bagian 2

171 24 5
                                    

Setelah kejadian yang membuatku mati mendadak itu, aku merasa hidupku hampa bagai udara di ruang kosong.

Tapi kali ini aku ingin membuat kemajuan, jadi pertama-tama aku penasaran dengan Sasuke yang katanya cacat itu.

'Walaupun sikapnya yang bagiku menganggu, tapi kurasa akan ada bagusnya jika aku mengetahui lebih banyak tentangnya',pikirku merasa semua informasi yang kudapatkan sejauh ini selalu menyangkut Pangeran Kedua Kerajaan Uchiha itu.

'Apa Nee-chan ingin aku menyelamatkannya? Atau ini berhubungan dengan klan Hyuga?', pikirku menebak-nebak.

"AKU AKAN MENYAMAR JADI PRIA SAJA",teriakku penuh tekad.

Beberapa jam setelahnya, aku pun mulai menyelinap ke Istana Kekaisaran Hyuga. Aku melihat kanan kiri dan disaat kurasa sepi aku langsung bergegas maju memasuki Kekaisaran Hyuga.

Di tengah perjalanan kulihat seorang pria dalam keadaan mata tertutup dan kedua mulut yang terikat tengah diseret masuk sebuah ruangan, tapi itu terhambat karena pria tersebut berusaha keluar dari jeratan kedua pengawal yang awalnya kulihat di pintu masuk tersebut.

'Haruskah ku tolong?',pikirku melihat sekitar yang ternyata benar-benar dan tidak ada tanda-tanda mata-mata disana, aku pun mulai memikirkan cara menyelamatkan pria itu.

Hingga sebuah suara yang mengagetkanku yang ternyata adalah suara pedang yang dilepas dari sarungnya,'Aku harus cepat' pikirku melihat apa yang akan terjadi pada pria itu jika terlambat ku tolong. Pengawal itu akan memotong paksa kaki itu.

'Sial',pikirku tidak dapat menemukan jalan keluar yang pada akhirnya terpaksa untukku berlari dan menyelamatkan pria itu.

'Tujuanku adalah membawanya pergi',pikirku dan langsung membawa pria itu pergi setelah menyabetkan kedua punggung para pengawal itu dengan pisau tajam yang selalu kupanaskan selama berminggu-minggu semenjak aku ada di dunia ini lalu menghilang dari sana secepat kilat.

Tak lama pintu ruangan yang sempat tertutup itu terbuka menampilkan seorang gadis cantik berpakaian kesatria. Gadis itu keluar karena mendengar suara bising dari luar hingga menemukan mayat kedua pengawal tergeletak di bawah kakinya dengan berlumuran darah. Memeriksa keadaan kedua pengawal yang telah mati itu, gadis itu menemukan sebuah goresan pisau tajam beracun yang mampu membunuh siapa saja yang mengenainya hanya dalam waktu satu detik.

"Naruto-sama",gumam gadis itu lalu terkekeh dan menyeringai dengan raut wajah puas dengan apa yang baru saja terjadi pada kedua pengawal kekaisaran itu.

'Baiklah, aku menunggu perintahmu selanjutnya',pikir gadis itu dengan seringai dan tatapan yang sangat tajam sebelum berbalik masuk ke ruangannya.

Sementara itu, Naruto yang berhasil kabur dengan selamat pun merasa lega lalu melirik pada satu-satunya pria yang ada di dekatnya. Membuka ikatan pada mulut dan mata pria itu, aku merasa senang karena tidak ada luka apapun padanya,'nampaknya para pengawal itu belum sempat melakukan apapun padanya, aku tidak terlambat menyelamatkannya' pikirku dengan raut wajah tenang.

"K-ka-mu si-a-pa?",tanya pria yang baru saja ditolongnya, Naruto yang awalnya tidak melihat wajah pria yang baru saja di tolongnya pun kaget.

"Naru hehe, sekarang kau sudah aman",ucapku kemudian beranjak dari tempatku berniat pergi.

"N-na-ru a-a-ri-ga-to-u",ucapnya berterima kasih padaku dan ku balas dengan senyuman hangatku lalu tanpa sadar tanganku menyentuh sebuah botol berisi air yang kusimpan di pinggangku dan menyerahkan botol berisi air tersebut ke pria yang ku tolong.

"Minumlah, setidaknya bisa meredakan rasa hausmu. Tenang saja ini tidak beracun",jelasku memberikan botol itu dan dengan ragu pria yang kutolong meminum air itu.

"Namamu siapa? Kamu tinggal dimana?",tanyaku setelah meminum air yang kuberikan padanya.

"A-ku..",ucapnya yang segera kuhentikan karena melihatnya tiba-tiba memegang tenggorokannya saat berbicara denganku.

"Apa sakit?",tanyaku menunjuk lehernya dan dia menggeleng.

"Syukurlah",ucapku merasa lega.

'Aku ingin menanyakan mengapa dia tertangkap tapi apa dia akan menjawabnya',pikirku ragu-ragu.

"A-a-ku p-per-gi du-lu",ucapnya terbata-bata melihatku yang melamun.

"Bagaimana kau tetap bersamaku sampai keadaanmu membaik?",tanyaku memintanya untuk tetap tinggal di dekatku karena aku ragu bila tidak akan membahayakan nyawanya jika berkeliaran di sembarang tempat.

Dia menatapku dalam diam, mencoba memikirkan ajakanku,"k-ka-mu a-a-kan da-l-am ba-ha-ya j-ika be-rs-am-aku" ucapnya ragu-ragu menerima tawaranku.

"Tenang saja, aku cukup kuat untuk dapat menjagamu disisiku",balasku menyakinkan, aku tidak ingin dia pergi dan mendapatkan lebih banyak masalah.

'Jika dia menerima ajakanku. Aku akan mencari tempat tinggal baru yang akan membuatnya lebih aman saat bersamaku',putusku kemudian menunggu jawabannya.

"H-ha-n-ya s-se-me-n-ta-ra",balasnya dan aku pun meloncat-loncat kegirangan. Setelah itu aku langsung menggendongnya di depanku menyadari jika pria yang kutolong memiliki stamina yang sangat sedikit dari cara dirinya yang sangat bersusah payah agar tidak dapat masuk ke ruangan yang para pengawal ingin membawanya tadi padahal jika diperhatikan dari bentuk tubuhnya yang yang bisa dibilang seukuran pria tegap dan seharusnya dapat dengan mudah melawan kedua pengawal yang membawanya paksa tadi.

Melihat aksiku yang langsung menggendongnya, pria yang kutolong nampak kurang nyaman dengan posisinya saat ini di dalam gendonganku tapi dia tidak menolak ataupun melawan karena dia tahu itu akan menyusahkan saja orang yang menolongnya itu.

Next😳👉

Wa'ah aku takut, baru kali ini bikin cerita yang beginian. Semoga kalian Suka

BAKEMONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang