Rahasia Si Manis bagian 1

360 36 16
                                    

Sehabis mandi aku langsung bersiap-siap dan duduk di meja makan untuk sarapan.

Bagiku kemarin rasanya seperti mimpi.

'Aku merindukanmu', deg kata itu bagai gema yang tiba-tiba melintas di kepala Naruto.

Menampar pipiku beberapa kali sebelum pergi ke sekolah untuk memulai hariku.

Sesampainya di sekolah aku hanya mendesah lega,'sampai dengan selamat'.

"Naruto kau kenapa mendesah begitu?",tanya sakura bingung.

"Tidak.. arigatou telah menghawatirkanku",balasku pada Sakura yang mendadak sudah duduk di kursi depanku.

Ku lewati hari-hariku selama seminggu ini dengan orang-orang baru yang mulai bermunculan di sekitarku.

Hingga waktu pembelajaran pun berakhir dan waktu pulang pun tiba.

'Aku ingin jalan kami',batinku lalu meminta supirku untuk pulang lebih dulu meninggalkanku.

Ku perhatikan tiap-tiap jalanan berbatu yang ku pijaki. Rasanya sudah begitu lama hidupku tidak lagi luntang lantung.

Hingga tanpa sadar kakiku terus melangkah bukan ke arah kediaman Namikaze tapi malah kebalikan dari jalan yang seharusnya. Nampaknya pemukiman kumuh yang saat ini ku lalui adalah sarang para preman dan orang-orang kumuh yang tidak memilki tempat tinggal.

Memejamkan mata sejenak mengingat apa yang sedang terjadi di depanku dengan pendengaranku yang semakin lama semakin menajam. Ada yang melakukan seks bebas, ada yang di tindas, ada yang di perkosa berjamaah, ada yang di potong-potong setiap bagian tubuhnya bahkan ada yang hanya menyisakan tulang, ada yang di bunuh, ada yang menjilat senjata tajam penuh darah, ada yang melihatku dengan tatapan penuh gairah, ada yang sibuk menarik-narik pakaian sekelompok gadis yang nampaknya berduit, ada yang menganiaya yang lainnya dengan begitu sadis, ada yang hanya diam mengawasi, ada yang terbaring di bawah dengan kepala penuh darah bahkan hampir pecah, ada yang teriak meminta pertolongan, bahkan ada pula petugas-petugas keamanan yang dianiaya dengan menghisap p*n*s sesama jenisnya.

'hm',ku hirup udara sekitarku sebanyak mungkin. Lalu melangkah pergi dari tempat itu dengan santainya.

Ya aku sangat mengenal sekali kondisi sekitar yang seperti itu. Makanya hanya kalimat ini yang harus kalian ingat selalu Jangan pernah melolong di tempat yang tidak seharusnya selama kau melakukan hal itu kau akan selalu aman.

"Hahh",desahku begitu tiba di kamar dan langsung loncat ke ranjangku. Rasa gelisahku sudah sepenuhnya hilang.

Hidup yang kasar adalah jalan yang selalu ku tempuh sedari dulu. Walaupun sekarang kehidupanku sudah lebih membaik tetapi tetap saja akan selalu ada yang kurang bila tidak bercengkrama sedikit pun di dunia bawah.

Di dunia bawah adalah tempat bagi orang-orang yang selalu tertindas. Dan bagiku itu sungguh cukup untuk menenangkanku.

"Kaa-san aku punya permintaan",ucapku begitu tiba di dapur tempat favorit kaa-aanku.

"Eh? Apa itu Naru?",tanya kaa-san di sela-sela kesibukannya memasak hidangan lezat.

"Aku ingin bekerja",pintaku yang langsung mendapat tanda dengan jatuhnya spatula yang saat ini sedang digunakan kaa-sanku ke lantai begitu saja.

"Naru ingin kerja apa?",tanya kaa-san padaku.

"Apapun",ucapku dengan tampang polos ku disertai senyuman hangatku sukses mendapatkan jitakan sayang dari kaa-san.

"Bagaimana jika Naru tanyakan nanti sewaktu makan malam sama tou-san?",ucap kaa-san memberikan saran.

"Walaupun sering mabuk-mabukan tou-sanmu adalah seorang direktur",ucap kaa-san padaku dengan suara yang lebih pelan dan jari telunjuknya di depan bibir.

Aku hanya mengangguk. Tak lama makan malam yang kutunggu pun tiba.

"Tou-san aku ingin bekerja",ucaku di tengah-tengah makan malam kami.

"Naruto hiks anak tou-san udah gede",ucap tou-sanku tiba-tiba mewek.

"Anata",panggil kaa-san dengan tatapan intensnya.

"Ehm Naruto bisa melakukan apa saja?",tanya tou-san padaku.

"Hehe apa saja",balasku tertawa pelan. Karena dari dulu sebagai ganti punya orang tua angkat yang tidak merawatnya, dia selalu melakukan apapun dalam pekerjaannya termasuk dalam tingkatan tergolong sangat berat dan berbahaya hingga sangat ringan.

Ku lihat tou-sanku memejamkan matanya terdiam mendengar jawabanku. Hingga sepatah kata terdengar sebagai jawaban yang tentu saja mendapatkan getukan sayang dari sang istri.

"Jadi bodyguard saja. Bagai..."

"Anata...berikan saja Naruto sesuatu yang ringan",ucap kaa-san memberi saran pada tou-san.

"Eh tapi semua pekerjaan itu pasti selalu berat. Tidak ada yang santai seperti itu. Nah Naruto pilihan pekerjaan mana yang menjadi minatmu disini mulai dari body"

"ANATA sudah kubilang bodyguard itu berbahaya",ucap kaa-san yang mulai kehilangan kesabarannya alias kesal.

"Begitukah?",tanya balik tou-san dengan tampang begonya.

"Jadi Naruto suka yang mana? Bodyguard, menangani dokumen, presentasi bisnis, duduk santai lalu..."

'Plank plank plank', terserah kalian mau menganggap barusan itu bunyi apa.

"ANATA BERHENTILAH BERMAIN-MAIN. DUDUK SANTAI ITU BUKAN PEKERJAAN",omel kaa-san setengah berteriak karena rasa kesalnya yang sudah di ambang batas.

"Jadi Naruto selanjutnya ada pilot, polisi, pelawak, sulap, penjahit, penjaga.."

'ck ck ck' "ANATA. Apa selama ini itu adalah pekerjaan yang selalu dirimu geluti tanpa sepengetahuanku?",tanya kaa-san sudah di ambang batas kesabaran.

"Tentu tidak. Mana mungkin",bantah tou-san atas tuduhan kaa-san.

"Kaa-san aku mau jadi seperti kaa-san",ucapku menengahi kaa-san dan tou-san yang adu mulut membahas permintaan bekerja dariku dari berjam-jam yang lalu.

"Memangnya Naru tahu pekerjaan kaa-san apa?",tanya kaa-san mengetesku.

"Memasak",ucapku begitu cepat sehingga tidak terlihat adanya keraguan dari jawabanku pada pertanyaan kaa-san sebelumnya.

"Benar. Tepatnya kaa-san adalah seorang Chef. Perjalanannya tidak akan mudah lho",ucap kaa-san yang sepertinya hanya menganggap kami berdua dan mengabaikan tou-san.

"Pasti menyenangkan",balasku kemudian dan kaa-san tersenyum.

"Baiklah kaa-san akan mulai mengajarimu. Tapi setelah sekolah ya?",ucap kaa-san yang akan mulai menyediakan waktunya untuk mengajariku.

"Tentu kaa-san",balasku.

Keesokan harinya...

Setiap pulang sekolah aku selalu diajari kaa-san memasak dan kaa-san selalu memuji setiap perkembanganku yang tentunya membuatku senang.

Tapi berbeda dengan biasanya entah mengapa dadaku terasa begitu sesak hingga pandanganku mulai mengabur.

"Hm~",senandungku senang dan memperhatikan penampilanku saat ini.

"Pasti akan menyenangkan",gumamku sebelum menghilang dari tempatku berada saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pasti akan menyenangkan",gumamku sebelum menghilang dari tempatku berada saat ini.

BAKEMONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang