DUA PULUH DUA

1.6K 74 20
                                    

Jika dihitung-hitung, sudah ratusan ribu pulsa yang Nita habiskan untuk menelepon ataupun mengirimkan pesan pada Ranfa. Namun jawabannya masih tetap sama. Nihil.

Terkadang, Nita ingin sekali menyerah. Tapi dia tidak bisa. Hatinya sudah terpaut dengan satu nama seorang cowok yaitu Ranfa Batari.

Dan lebih menyesakkannya lagi karena Ranfa sebentar lagi akan meninggalkan sekolah ini. Bersama dengan perasaannya yang kian menggebu tiada henti.

Lalu bagaimana dengan nasib asmaranya? Sebegitu suramnya kah?

Lagi-lagi Nita menghela nafasnya dengan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Sebentar lagi, dia akan menjadi senior di sekolahnya. Sebentar lagi, objek yang menjadi penyemangatnya di sekolah ini meninggalkan dirinya. Sebentar lagi, semuanya akan menjadi abu-abu tanpa kejelasan. Dan sebentar lagi, cerita yang dia buat sendiri akan berakhir dengan ending yang menyedihkan.

"Jadi, ini yang namanya jatuh cinta sendirian?" gumamnya pelan.

Nita tertawa miris. Menertawai kebodohannya yang hampir tiga tahun ia lewati.

"Sakit yah." lanjutnya.

Gadis itu melanjutkan langkahnya dengan tatapan datar menuju kelasnya. Bahkan teman-temannya yang berasal dari kelas lain ia lewati begitu saja. Padahal, Nita itu adalah gadis yang selalu tampil ceria setiap hari. Selalu ramah pada semua orang. Dan selalu tersenyum lebar meski ia sedang ada masalah.

Sebesar itukah pengaruh Ranfa pada sosok Nita Haswari?

*****

Kak?
Kak?
Kakak sibuk yah?
Kak?
Bales dong
Aku ganggu yah?
Maaf
Tapi aku rindu:'(
Atau kakak lagi gak punya pulsa?
Mau aku isiin pulsa?


Sepertinya Ranfa memang tidak berniat membalas pesan dari Nita barang sekali. Lagi-lagi, gadis itu hanya bisa menghela nafas lalu menangis merutuki nasibnya.

Namun semenit kemudian gadis itu kembali tersenyum saat ponselnya berbunyi menandakan kalau ada sebuah pesan yang masuk baru saja.

Ranfa: kenapa?

Dengan hati yang berbunga, Nita membalas pesan itu secepat kilat.

Kak Ranfa lagi ngapain?
Aku ganggu yah?
Hehe

Ranfa: lagi bernafas.

Hehe, yaiyalah bernafas kak. Kalau gak bernafas, mati dong kak :D

Ranfa: gk lucu!

Aku gak lagi ngelawak kok kak. Aku cuma lagi rindu aja.

Ranfa: udah gue blg jgn suka sma gue!

Kenapa? Itu hak aku dong mau suka sama siapa aja.

Ranfa: gue bisa nyakitin lo kapan aja

Ya itu hak kakak.

Ranfa: selama ini gue menghargai lo sebagai adik dari temen gue. Tapi semakin kesini lo semakin ngeselin yah. Bebal banget kalau dibilangin. Inget ya! GUE ITU GAK SUKA SAMA LO! GAK SUKA! PAHAM!

CINTA SENDIRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang