DELAPAN BELAS

553 22 0
                                    

Pagi ini hujan turun dengan begitu derasnya. Untung saja Nita sudah sampai di sekolah sekitar dua menit sebelum hujan turun. Nita berjalan menuju kelasnya dengan sesekali memeluk tubuhnya. Gadis itu mengenakan baju lengan panjang warna hitam dengan logo hello kitty. Tak lupa celana olahraga berwarna hitam juga sepatu vans hitam yang melekat di kedua kakinya.

Sekolah masih terlihat sepi. Hanya beberapa anak osis yang berkeliaran dimana-mana.

Nita duduk di kursi panjang yang ada di dekat lapangan. Tidak meneruskan langkahnya untuk menuju kelasnya. Gadis itu mengeluarkan ponselnya lalu mulai membuka aplikasi facebook miliknya.

Karena terlalu larut dengan aksi stalkernya, Nita jadi tidak sadar jika baru saja ada orang yang duduk di sebelahnya sambil memperhatikan dirinya.

"Serius amat."

Nita menoleh cepat ke arah sumber suara dengan mata melotot. Dia lagi!

Saat Nita hendak berdiri dan berniat pergi dari tempat itu, manusia tidak tahu diri itu langsung menarik tangannya yang membuat dia duduk kembali.

Nita menatap tajam orang itu dan menghentakkan tangannya kasar.

"Mau kabur lagi?" tanya orang itu.

Nita membuang mukanya ke arah lain. Enggan menatap lebih lama ke arah orang itu.

"Lo masih marah sama gue?"

"Nggak!" jawab Nita cepat tanpa menoleh.

"Terus, ngapain lo masih lari-larian kalau ada gue?"

"Terserah gue dong!"

Orang itu menghela nafasnya panjang. "Mau lo apa sih, Ta?"

Nita menoleh sebentar. "Maksud lo?"

"Gue itu pengen berdamai sama lo. Bukannya malah kayak gini. Lari-larian kayak bocah. Gak tau apa maunya."

"Lo mau tau apa yang gue mau, Rul?" tanya Nita sarkas.

"Apa?"

"Gue mau lo jauhin temannya Shana!"

"Fira?" tebak Arul.

"Hmm."

"Kasih gue alasan yang logis kenapa lo nyuruh gue jauhin dia."

"Karena gue gak suka!" jujur Nita.

"Alesannya?"

"Gak tau. Gue gak suka aja liatnya."

"Jangan-jangan lo masih suka ya sama gue?" selidik Arul.

Shit!

"Seriusan lo, Ta? Masih suka sama gue?"

"Apasih! Ya enggaklah!" elak Nita.

"Jujur aja kali!"

"Nggak!"

Arul berdecak kesal. "Gengsi kok dipelihara!" cibir Arul.

"Tapi gue denger dari Shana, lo lagi suka sama senior. Bener?"

"Iya." jujur Nita.

"Jadi lo naksir dua cowok sekaligus?" tanya Arul tidak percaya.

"Enak aja lo! Gue cuma suka sama dia ya!"

Arul menunjuk dirinya sendiri. "Terus gue?"

Nita menatap Arul dengan tatapan jijik. "Emang gue bilang kalau gue suka sama lo?!"

"Lah? Tadi kan..."

"Gak usah ngehalu!" Nita memutar tubuhnya dan berhadapan dengan Arul, mantannya. "Gini ya, Rul. Jujur dari hati gue yang paling dalam kalau gue emang masih punya rasa sama lo. Tapi gak sebesar dulu. Gue masih ngehindar saat ketemu lo karena gue gak tau harus bereaksi gimana di depan lo. Gue juga gak suka kalau lo lagi dekat sama cewek lain sekolah ini. Bahkan sekarang gue jadi menjauh dari Shana karena dia deketin lo sama temannya padahal dia tau kalau gue masih punya rasa sama lo." gadis itu menghela nafasnya pelan sebelum melanjutkan kembali ucapannya. "Tapi lo tahu sendiri kan, Rul. Orang tua gue ngelarang gue deket-deket sama lo. Dan gue gak mau setelah perasaan gue lebih besar ke lo harus dipaksa berhenti dengan alasan kita itu masih dalam lingkup satu keluarga meskipun keluarga jauh." jelas Nita panjang lebar. Ya, itulah kenyataannya.

CINTA SENDIRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang