-Enam-

4.3K 381 8
                                    

[ENAM]

***

"VIO!!!" teriakan yg berasal dari mulut Amanda, terdengar cempreng juga menggema dirumah besar ini. Sang pemilik rumah turun dari lantai dua dengan wajah polosnya.

"Amanda kenapa teriak teriak? Kok mukanya kayak panik gitu? "tanya Viola dengan polosnya, membuat Amanda berdecak kesal.

"Ck, gw kesini mau pastiin lo itu aman dan udah sampe rumah. Lo gw telpon kagak diangkat angkat! Eh tunggu tunggu! Itu lengan lo kenapa merah!? Lutut lo juga kenapa di plaster gitu?! Siapa yg udah lakuin ini ke elo!? Siapa orang yg udah berani nyakitin elo?! Jawab gw Vio!!! "sentak Amanda dengan pertanyaan beruntun.

"Amanda! Tanya tuh satu satu, Vio jadi bingung mau jawab yg mana dulu!. "ujar Viola. Amanda berdecak malas.

"Kenapa lo gw telpon kagak diangkat angkat? "

"Hp Vio mati. "

"Terus, ini kenapa lengan lo merah, ini juga! Lutut lo diplaster? "

"Tadi, waktu Vio mau pulang. Vio jatuh diaspal depan sekolah. Ternyata lagi rame, ga tau kenapa. Disitu juga ada Revan sama temen temennya. Terus, ada dua orang yg cengkram lengan Vio kenceng banget sewaktu Vio mau kabur. Orang itu kayaknya bukan dari SMA kita. Kalo lutut Vio, ini gara gara jatuh diaspal tadi. Tapi udah diobatin kok sama Revan dirumahnya. "Jelas Viola panjang.

"Apa? Rumah Revan?! " beo Amanda. Viola mengangguk polos.

"Gila! Lo cewek pertama yg dibawa Revan kerumahnya!? Setau gw, Revan itu ga pernah bawa cewek kerumahnya. Terus, Revan ngenalin lo ke ortunya gak? "Ujar Amanda.

Viola mengangguk. "Iya, Revan kenalin Vio sama Mamanya. Mamanya cantik, kayak masih muda. Kalo Papanya, tadi Vio ga liat. Kayaknya papanya kerja. Terus, ga lama itu,adiknya Revan dateng. Namanya Aurel, dia lucu plus cantik banget! Vio main sebentar sama Aurel. Main boneka punya Aurel. Aurel punya boneka panda banyak banget. Boneka beruang juga!" Jelas Viola lagi dengan panjang.

"Lo mau boneka? Mau gw beliin? " tawar Amanda. Buru buru Viola menggeleng cepat.

"Enggak usah Da! Ntar ngerepotin kamu!. "tolak Viola halus. Amanda hanya dapat menghela nafas pasrah. Dia tau kalo Viola itu pengen boneka. Walaupun dia udah besar, dia masih suka boneka. Apalagi boneka panda dan beruang. Terus, dia paling suka boneka ukuran besar. Sebenarnya, boneka Viola masih ada, tapi cuma tinggal 2 atau 3, itupun boneka yg ukuran kecil. Karena yg lain udah banyak yg sobek atau udah lusuh. Alhasil, di buang sama Viola.

Viola ga mau beli boneka lagi karena takut hamburin uang nya. Uang yg dia punya cuma sekitar 300 atau 400 juta. Walaupun masih terbilang banyak, Viola tetap hemat. Karena tau, dia hanya hidup bersama neneknya, dia enggak bekerja. Sebenarnya, perusahaan Papanya yg dulu ada. Tapi, harus tunggu Viola tamat sekolah dulu untuk memegang perusahaan itu. Untuk sementara, perusahaan itu dipegang oleh orang kepercayaan Papanya, sekaligus, orang yg menjaganya. Orang kepercayaan Papanya -Farhan- sudah menganggap Viola sebagai anaknya. Viola baik,polos, tidak banyak tingkah,pintar,cantik,manis, suka menolong. Siapa sih orang yg ga nyaman sama dia?. Cuma karena fitnah disekolah, dia jadi dibully terus terusan.

"Lo kalo mau apa apa bilang aja Vi. Kita udah sahabatan dari kecil. Bahkan, Mama sama Papa gw udah anggap lo kayak anak mereka sendiri! Jadi, jangan sungkan untuk minta ke gw. "Tutur Amanda.

"Viola ga enak sama Amanda. Amanda udah banyak nolongin Vio. Vio ga mau ngerepotin Amanda. "Jawab Viola jujur.

"Pokoknya, lo jangan sungkan minta sesuatu sama gw! Inget! Gw udah anggep lo saudara gw sendiri! Gw sayang banget sama lo Vi! Kita udah sama sama dari kecil. Mama sama Papa lo juga nyuruh gw untuk jaga lo terus. "Ucap Amanda.

Viola tersenyum haru. "Makasih Amanda! Viola juga sayang banget sama Amanda!! "

Amanda tersenyum. "Nenek mana? Gw udah lama ga ketemu Nenek? Kangen gw sama Nenek. "

"Nenek dikamar Da. Yuk ke kamar, liat Nenek. "

Amanda mengangguk semangat. Berjalan beriringan dengan Viola menuju kamar Maya yg sudah dianggap Nenek sendiri oleh Amanda.
***

Malam hari tiba. Dikeluarga Alexander tampak tenang, menikmati makanan masing masing.

"Oh iya Pah! Papa tau gak kalo Revan udah punya pacar? Mana pacarnya cantik lagi. Imut imut gitu? Pipinya chubby!. Pokoknya dia sama Revan itu cocok banget!!! "ujar Jessica dengan nada bersemangat.

"Serius?! Siapa namanya?" Papa Revan -Fandy- juga ikut antusias saat mendengar anak sulung mereka udah punya pacar.

"Viola Aghata Chasanndra, anak dari Wulan Sean Chasanndra dan Rian Fasya Wijaya. "bukan Jessica yg bicara, melainkan Revan.

Uhuk! Uhuk!

Dengan cepat, Jessica menyodorkan gelas berisi air putih kepada Fandy.

"Tadi kamu bilang apa? Rian Fasya Wijaya? "beo Fandy. Revan menganggukkan kepalanya pelan.

"Pa? Dia kan sahabat Papa?! "pekik Jessica.

"Mama! Jangan teriak! Telinga Aurel sakit kalo denger Mama teriak! "sahut Aurel yg sedari tadi hanya diam, mendengarkan Mama, Papa dan Kakanya berbicara tanpa mengerti apa yg mereka bicarakan.

Jessica menyengir. "Hehe, maaf sayang. Lanjutin makan kamu. "

"Dia kan sahabat Papa yg udah lama meninggal? Kamu serius? Kalo pacar kamu sekarang itu anaknya dari sahabat Papa?! "tanya Fandy.

"Iya Pa, Revan serius lah. Dia emang anaknya dari Rian Fasya Wijaya sama Wulan Sean Chasanndra yg meninggal beberapa tahun yg lalu karena kecelakaan pesawat. "Tutur Revan.

"Terus sekarang? Viola tinggal sama siapa? Ga mungkin kan cewek polos kayak Viola tinggal sendirian? "tanya Jessica.

"Dia tinggal sama Neneknya dirumah peninggalan orang tuanya Ma. "Balas Revan seadanya.

"Papa dulu ada janji sama Rian untuk ngejaga anak semata wayangnya kalo dia pergi lebih dulu ninggalin dunia ini. "Gumam Fandy pelan.

"Terus, Viola disekolah gimana? Dia satu sekolah sama kamu kan? "Ucap Fandy.

"Hmm, Revan satu sekolah sama Viola. Kalo soal Viola disekolah, dia selalu dibully. Ga tau kenapa. "Ujar Revan.

"Revan, Papa mohon untuk kamu jagain Viola! Papa gak mau sampe dia harus kenapa napa?! Papa juga bakalan kasih bodyguard untuk ngejaga dia. Tapi secara diam diam. Para bodyguard yg Papa suruh untuk ngejaga Viola bakalan mantau Viola kapanpun dari jauh. "Ucap Fandy panjang.

"Iya Pa, terserah Papa. Tapi Revan juga bakalan ngejaga Viola. "

"Papa percaya sama kamu. Ingat! Jangan bikin dia sakit, atau sakit hati gara gara kamu! Awas aja! Papa yg bakalan marahin kamu abis abisan! "ancam Fandy.

"Aelah, sebenarnya yg anak Papa itu aku apa Viola sih?! "dengus Revan kesal.

Fandy hanya mengedikkan bahunya acuh. Membuat Jessica terkekeh geli. Sedangkan Aurel, menatap ketiganya bingung.

"Kok bahas kak Viola sih? Oh iya! Besok suruh kak Revan bawa kak Viola kerumah ah! Aurel mau main lebih lama sama kak Viola! "batin Aurel sambil tersenyum lebar.

"Aurel? Kamu kenapa senyum senyum sendiri gitu? "tanya Jessica.

"Enggak Ma! Kak! Besok bawa kak Vio kesini yah? Aurel mau main sama kak Vio lebih lama. Kemarin Aurel cuma main bentar sama kak Vio. Awas aja kalo kak Revan kesini ga bawa kak Vio! "Ucap Aurel sambil menatap tajam Revan. Revan menggeleng gelengkan kepalanya tidak habis pikir sama tingkah adiknya. Gak Mamanya, gak Papanya, gak Adiknya, lebih mentingin Viola. Oke, sepertinya Revan harus bersabar malam ini.

***

Tbc~

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang