-Empatpuluhtujuh-

2.1K 300 94
                                    

[EMPATPULUHTUJUH]

***

TUBUH Viola menegang mendengar ucapan Revan. Cowok itu cemburu jika dirinya berdekatan dengan Aldo?. Viola meneguk salivanya kasar.

"Gue mohon. "ucapan lirih yang terdengar ditelinga Viola membuat cewek itu kembali menegang. Apalagi disaat Revan yang memeluk dirinya dan menyembunyikan kepalanya dileher putih Viola.

"Jangan deket deket lagi sama Aldo.. "

"I-iya. a-aku gak akan de-deket deket lagi sama Aldo. "cicit Viola tertahan.

Senyum tipis mengembang dibibir Revan. Ia membalikkan badan Viola yang semula menatap kearah depan, kini menjadi menatap kearahnya. Membuat Viola lagi lagi menjadi gugup.

Chup

Mengecup sekilas bibir pink Viola membuat Viola terbungkam. Bisa gak sih Revan gak buat Viola jantungan?!. Apalagi yang baca banyak yang jomblo. 

***

Viola berjalan dengan riang nya dikoridor sekolah yang tampak sepi. Hari ini ia ada jadwal piket mangkanya datang pagi pagi sekali. Tapi sepertinya ia terlalu pagi, bukti nya sekolah masih sangat sepi. Tak apalah, Viola suka kesunyian.

Viola berjalan kearah kelasnya. Sampai didepan kelas, tidak ada orang sama sekali. Viola mengedikkan bahunya acuh, kemudian masuk kedalam kelas.

Baru saja meletakkan tas dikursi nya. Suara pintu yang seperti  dibanting mengagetkan Viola.

Viola membelalakkan matanya saat melihat seorang perempuan berpakaian bebas yang sepertinya pernah ia lihat wajahnya. Tapi.. Siapa? Dan.. Kapan?.

Perempuan itu berjalan mendekat dengan senyum miring. " Kayaknya ini waktu yang tepat untuk ngabisin lo, Viola. Well? Sekolah lagi sepi dan gak ada orang sama sekali.. "senyum sinis terbit dibibir perempuan yang berada persis didepannya.

Viola meneguk salivanya. Perasaannya sudah tidak enak melihat perempuan didepannya ini.

Viola mundur, dan perempuan itu berjalan mendekat.

Tuk

Dibelakang Viola adalah tembok, ia tidak bisa apa apa lagi saat ini. Semoga saja ada yang datang menolongnya.

Viola memekik kuat saat rambut miliknya ditarik dengan kuat oleh perempuan didepannya ini.

Perempuan itu menghempaskan kepala Viola ke dinding dengan kuat. Membuat suara dentuman yang terdengar jelas.

Viola meringis kesakitan. Kepalanya terasa amat sakit saat ini.

Perempuan tadi menjauh. Mengambil sapu yang terdapat dipojok kelas. "Gue gak akan biarin satupun orang deketin Revan! "

BUG!

BUG!

BUG!

Tubuh Viola dipukul menggunakan sapu dengan kuat. Viola memekik kesakitan karena perempuan yang entah siapa namanya ini terus memukulinya sampai dirinya luka luka dan mengeluarkan darah.

Takk!

Sapu dengan ganggang besi tersebut patah disaat perempuan tersebut memukul kepala Viola hingga mengeluarkan darah. Membuat kesadaran Viola hilang digantikan dengan gelap dan rasa sakit yang menghantamnya.

Perempuan didepan Viola tersenyum senang. "Semoga lo mati hari ini juga! "kemudian ia keluar dari ruang kelas meninggalkan Viola juga bercak darah yang memenuhi lantai, bahkan sampai mengenai beberapa meja dan kursi murid murid teman sekelas Viola.

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang