-Empatpuluh-

2.3K 279 46
                                    

[EMPATPULUH]

***

REVAN dan Viola kini tengah berada diperjalanan menuju rumah Revan. Kata Revan, Jessica ingin bertemu dengan Viola. Tentu saja Viola menerimanya dengan senang hati. Ia juga ingin bertemu Aurel.

Keduanya berada didalam mobil. Keadaan hening, Viola fokus dengan ponselnya, sedangkan Revan fokus menyetir.

Viola menoleh kearah Revan. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Revam.

"Revan? "Panggilnya.

Revan melirik Viola. "Kenapa? "

"Emm. Soal beberapa hari yang lalu.. Dirumah sakit, sewaktu Revan masuk keruangan inap orang lain. Kan ada cewek yang keliatannya seumuran sama Vio, cewek itu siapa? "tanya Viola.

Revan terdiam. Seketika wajahnya berubah menjadi datar. Viola yang melihatnya menjadi ciut. Apakah ia salah bertanya?.

"Ka-kalo Revan gak mau jawab, gak apa apa kok. "cicit Viola.

Revan menghembuskan nafasnya gusar. "Dia mantan gw. "

Wajah Viola tampak terkejut. Ia menatap Revan dengan tatapan yang sulit diartikan. "Terus Revan kenapa masuk keruangan cewek itu? "

"Viola! Bisa gak sih gak usah bahas dia!? "

Viola terdiam. Ia lupa jika Revan paling tidak suka pembahasan tentang Riri, mantan Revan.

Viola menunduk, ia memainkan ujung bajunya. Tidak berani melirik kearah Revan yang tampak kesal.

Revan mendesah pelan. Mood nya menjadi buruk hanya karena Viola yang menayakan tentang Riri.

***

Viola berjalan memasuki rumah Revan dibelakang cowok itu. Ia masih tidak berani menatap Revan karena terlalu takut. Jadinya ia berjalan dibelakang Revan dengan kepala menunduk.

"Eh Viola udah dateng? "suara pekikan dari Jessica terdengar. Tampak Jessica datang dari arah dapur dengan wajah yang tampak senang.

"Tante? "Senyum Viola mengembang. Ia menghampiri Jessica tanpa sadar jika Revan sudah tidak ada lagi didepannya. Cowok itu sudah naik kelantai 2.

"Eh kok manggil Tante! Panggil Mama aja! "

Viola tersenyum kikuk. "I-iya Tan eh maksudnya Ma!. "

Jessica terkekeh pelan. "Kamu mau bantuin Mama bikin kue brownies gak? "

Mata Viola berbinar. Ia sudah lama tidak menyentuh peralatan dapur. Karena Wulan yang melarangnya, Wulan tidak memperbolehkan Viola memasak, alasannya hanya takut Viola terluka saat mengiris sesuatu dengan pisau.

"Mau Ma! "Viola mengangguk cepat.

"Yaudah, yuk kedapur. "

Keduanya kemudian berjalan kearah dapur untuk membuat koe brownies. Membuat kue brownies tidak terlalu sulit bagi Viola. Karena dulu, ia pernah diajarkan oleh Nenek-nya untuk membuat kue brownies.

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang