-Tigapuluhtujuh-

2.5K 275 84
                                    

[TIGAPULUHTUJUH]

***

VIOLA berjalan tidak tentu arah dengan wajahnya yang sembab. Ia memeluk tubuhnya sendiri. Ia sepertinya tidak sadar jika dirinya sudah masuk kehutan terlalu dalam.

Viola berpikir, apa benar yang tadi membawanya bukanlah Amanda?. Lantas siapa jika bukan Amanda?. Apa jangan jangan... Ah tidak tidak!. Viola sepertinya hanya berhalusinasi, mangkanya ia mengira jika ada orang yang membawanya dan menemaninya tadi.

Karena sudah lelah, Viola mendudukkan dirinya dibatang pohon yang sudah tumbang. Dengan dirinya yang masih memeluk tubuhnya sendiri. Ia kedinginan..

Viola menyenderkan tubuhnya dipohon yang berada dibelakangnya. Perlahan, matanya terpejam karena rasa kantuk yang sudah menyerang dirinya sejak tadi.

Semoga saja, disaat Viola tertidur, tidak ada hewan buas yang memakannya.

Sedangkan dilain tempat, Revan semakin frustrasi karena hilangnya Viola dan karena Viola yang belum juga ditemukan.

"Van? Gimana kalo kita cari didalam hutan? Gak tau kenapa, firasat gw Viola itu ada didalam hutan.. "ujar Bara. Seketika Revan menoleh.

Benar juga apa yang Bara katakan. Bisa saja Viola masuk kedalam hutan, mangkanya semua teriakan yang memangilnya tidak terdengar.

Revan mengangguk. "Kita cari didalam hutan! "putusnya. Ia berjalan lebih dulu memasuki hutan yang lebat dan gelap. Dengan senter dari hape-nya.

"Kita berpencar!! Andra, Dimas dan Reza kearah sana! Bara, Vino dan Aldi kearah sana! Bima, Dika dan Adi kearah sana! Gw bakalan kearah sana. "kata Revan.

"Lo sendirian berarti? "beo Aldi yang hanya mendapat deheman dari Revan.

"Mending lo berdua aja deh sama siapa kek, jangan sendirian. "ujar Reza tidak yakin.

"Gak, gw bisa! "Dan setelahnya, Revan berjalan meninggalkan yang lainnya.

***

Revan mengatur nafasnya. Ia sudah masuk terlalu dalam kehutan. Sudah sekitar 10 menit tetapi ia tidak juga menemukan keberadaan Viola.

Revan mengedarkan pandangannya. Seketika matanya melebar melihat seseorang yang memejamkan mata menyender pada pohon besar.

Itu pasti Viola. Revan langsung berlari kearah perempuan itu.

Ia berjongkok. Menyingkirkan beberapa helai rambut. Dan benar saja, ini Viola.

"Vio? "Panggilnya sembari menepuk pipi kanan Viola pelan.

Viola menggeliat pelan. Perlahan mata perempuan itu terbuka. Mata coklat Viola langsung melebar melihat Revan yang berada dihadapannya.

"Revan? "

Revan mengangguk cepat. "Iya ini gw. "

Seketika Viola langsung memeluk tubuh Revan. "Vio takut! "cicitnya.

"Sttt, udah gapapa. Kita balik ketenda ya? "didalam pelukan Revan, Viola mengangguk.

Revan kemudian menggendong Viola ala bridal style. Berjalan pelan menyusuri hutan hanya dengan bantuan senter dari hape-nya.

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang