-Empatpuluhsembilan-

2.2K 301 110
                                    

[EMPATPULUHSEMBILAN]

***

VIOLA mendengarkan dengan teliti cerita yang diceritakan oleh Amanda. Ah, ternyata ia memiliki pacar seorang ketua geng yang selalu menjadi incaran kaum hawa. Viola menatap kearah Revan yang kini juga menatap kearahnya.

"Vi, gue harap ingatan lo bisa kembali. "Salsa tersenyum tipis. Dia sudah mengetahui tentang Viola yang lupa ingatan karena sewaktu ia masuk dan memeluk Viola, Viola tidak mengenalinya sama sekali. Tentu saja Salsa terkejut. Amanda langsung memberitahu nya jika Viola kehilangan ingatannya.

"Thanks Sal. "Viola tersenyum tipis. "Jadi. Kapan gue bisa pulang? "Terkejut. Itulah yang melambangkan semua orang yang berada didalam ruangan ini.

Viola? Menggunakan kata Lo-Gue? Seriously?!.

"Vi.. L-lo? "Amanda menganga tidak percaya. Seumur hidupnya, baru pertama kali mendengar Viola menyebut kata "Gue".

Revan tidak kalah terkejut. Apa karena kehilangan ingatan Viola malah menggunakan kata Lo-Gue?. Errr, Revan sedikit tidak nyaman. Viola yang dulunya lembut dan polos, kini telah berubah.

"Hari ini lo bisa pulang.. Dokter bilang sama gue tadi. "kata Amanda. Viola mengangguk mengerti. Ia melirik kearag Revan yang kini terus menatap kearah nya. Apakah ada yang salah dengan dirinya sampai sampai Revan tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Viola?.

***

"Revan! "Viola berteriak memanggil nama Revan. Revan menoleh sembari menaikkan sebelah alisnya keatas, membuat Revan memberhentikan langkahnya yang ingin pulang kerumahnya untuk mandi, badannya terasa amat lengket.

"Besok aku mau sekolah? Kamu jemput ya? "Sudah 3 hari ia tidak bersekolah, dirumah sakit sangat membosankan menurut Viola.

Lagi, Revan dibuat terkejut. Tadi diruang inap Viola, cewek itu menggunakan Lo-Gue. Sekarang Aku-Kamu. Revan sampai dibuat pusing.

Revan mengangguk. "Gue pulang. "

Chup

Mengecup singkat pipi tembam Viola, kemudian keluar dari ruang inap yang sekarang hanya ada Viola seorang karena Amanda dan Salsa yang pergi kekantin rumah sakit untuk membeli makanan.

Viola tersenyum senang sembari memegangi pipi nya. "Viola yang dulu bukan Viola yang sekarang. Viola yang dulu mudah disakiti, Viola yang sekarang akan menyakiti orang yang sudah menyakitinya. "Viola tersenyum miring.

"Loh? Revan nya mana? "

Viola menoleh. Amanda dan Salsa baru saja masuk dengan tangan Amanda yang memegang kresek putih.

"Udah pulang. Soalnya dia mau mandi. Nanti Revan bakalan kesini lagi kok. "jawab Viola yang hanya mendapat anggukan kompak dari Amanda dan Salsa.

"Itu apa? "tanya Viola menunjuk kresek yang dipegang oleh Amanda.

"Roti sama snak. "

"Mau dong! "wajah Viola terlihat antusias jika ada makanan dihadapannya.

Amanda dan Salsa hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Mau tidak amnesia ataupun amnesia, Viola tetap saja menyukai makanan apapun itu. Keculi kacang kacangan, karena Viola alergi itu.. Sama seperti Revan yang juga alergi kacang kacangan.

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang