-Limapuluhsembilan-

2K 256 75
                                    

[LIMAPULUHSEMBILAN]

***

JESSICA menatap kearah anak pertamanya tajam. Tidak biasanya Revan seperti ini. Apalagi Viola, cewek itu tidak pernah mengamuk seperti tadi. Ngomong ngomong tentang Viola, cewek itu tadi sempat pingsan dan langsung dibawa ke UKS oleh Bara.

"Jelasin. "kata Jessica dingin. Jessica tidak pernah berbicara dengan nada sedingin ini.

"Kenapa kamu buat Viola nangis? Dia bilang kalo kamu berangkat sekolah bareng cewek lain? Apa itu benar Revan? "

Revan tetap diam. Tidak membuka mulut sama sekali.

"Revan? "panggil Jessica penuh penekanan.

Revan menghela nafas. Ia mulai menceritakan ssmuanya. Tidak ada yang kurang dan tidak ada yang ia tambah tambahkan.

"Jadi kamu menuruti permintaan laki laki itu? "tanya Jessica, nada nya masih dingin.

Revan mengangguk pelan. "Adrian udah nolong Revan Mah. "

"Cuma nolongin kamu sekali aja dia udah minta tolong. Apa dia enggak tau kalo kamu udah punya pacar? Adiknya juga! "

"Mereka gak tau. "jawab Revan pelan.

Jessica memutar bola matanya malas. "Sebagai hukuman, kamu Mama kurung di apartemen. Gak boleh keluar sama sekali, apalagi nongkrong! Papa kamu bakalan serahin bodyguard untuk jaga didepan pintu apartemen kamu! Kamu gak boleh ketemu Viola dulu! Satu minggu itu juga kamu gak boleh sekolah! Biar Papa kamu yang izinin. "kata Jessica tak terbantahkan.

"Ma... "bahu Revan merosot.

"Gak ada pembantahan. Hari ini kamu minta maaf sama Viola, dan berhenti untuk jagain adiknya Adrin-Adrian itu! Ngerti kamu?! "

Revan mengangguk lemas. Ia bangkit dan berjalan keluar dari ruangan pribadi Fandy. Ia berjalan menuju UKS, diperjalanan ia terus mengacak rambutnya, untung saja koridor sepi karena jam istirahat telah habis.

Sesampainya di UKS. Revan segera masuk, terlihat Viola sedang memainkan ponselnya. Fandy memang menyuruh Viola untuk istirahat saja di UKS, tidak perlu ke kelas.

"Vi.. "

Viola menoleh. Seketika wajahnya menjadi datar. Ia mengalihkan tatapannya dari Revan dan kembali memainkan ponselnya.

Bahu Revan merosot. Ia mendekati Viola. Ia duduk dikursi samping brankar UKS.

Viola meliriknya acuh.

"Maaf. "gumam Revan yang terdengar lirih ditelinga Viola.

Viola berbalik badan. Membuat Revan langsung mendongak. Ia menggenggam kedua tangan Viola. "Maaf! Aku ngelakuin itu untuk balas budi karena Kakak nya udah nolongin aku. "

Viola mengangguk. "It's okay, gapapa. "jawabnya singkat.

Revan tersenyum tipis. Ia memeluk Viola yang langsung dibalas oleh cewek itu dengan senang hati.

"Satu minggu kita gak bisa ketemu. "bisik Revan penuh penyesalan.

"Kenapa? "tanya Viola kemudian melepas pelukan mereka.

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang