-Sembilan-

4K 384 24
                                    

[SEMBILAN]

***

"GW dapet lokasinya?! "heboh Bara berada didepan komputer yg tadi sedang melacak kebaradaan Viola.

Sontak saja, semua menatap kearahnya.

"Dijalan merpati nomor sembilan puluh dua, di rumah tua yg enggak berpenghuni lagi. "Ujarnya seadanya.

"Kita kesana sekarang!! "final Revan cepat.

"Wait! "

Revan memberhentikan langkahnya. Melirik Andra dengan satu alis yg ia naikkan ke atas.

"Kita perlu bawa beberapa anggota Van. Disana pasti Alex nyiapin banyak anggota Lastro untuk ngejaga Viola biar enggak kabur. "turur Andra.

"Hmm. "deheman singkat yg hanya Andra dapatkan dari Revan, membuat dia berdecak kesal. Revan terlihat mengotak atik kan ponselnya sebentar, setelah itu meletakkannya kembali disaku celana sekolahnya. Iya, mereka semua tidak sempat hanya untuk berganti baju menjadi baju biasa. Biarkan lah, toh kalo kotor bisa beli lagi? Mereka kan holkay semua!.

Revan berjalan keluar, diikuti anggota inti Galaxy yg lainnya. Menaiki motor ninja merah masing masing, lalu menghidupkan mesinnya dan menjalankan ke tempat yg dituju oleh mereka. Dengan Revan yg berada dipaling depan, memimpin jalan.

20 menit, akhirnya mereka sampai didepan rumah yg tampak tidak berpenghuni. Didepan rumah itu, juga terdapat 10 anggota Galaxy yg sedang stay menunggu kehadiran sang ketua juga anggota inti Galaxy yg selalu berada disisi ketua Galaxy.

"Langsung masuk aja atau pake strategi? "tanya Aldi.

"Langsung. "jawaban singkat Revan, lagi lagi membuat Aldi berdecak kesal. Selalu saja jawabnya singkat, ga pernah sama sekali Revan ngomong panjang lebar. Untuk ngejelasin semacam strategi kepada mereka saja singkat. Untung mereka sabar, kalo enggak mungkin Revan udah dicelupin ke rawa rawa.

"Lima orang jaga jaga diluar, siapa tau nanti mereka mau kabur, dan lima orang lagi, ikut kita kedalem. "ucap Reza kepada anggota Galaxy. Sepuluh anggota Galaxy hanya mengangguk patuh.

***

"Vio dimana? "batin Viola saat ia baru saja membuka matanya akibat pingsan tadi. Kepalanya terasa sedikit pusing.

"Aww! " ia hanya dapat bicara juga meringis dalam hati. Karena mulutnya yg ditutupi dengan lakban hitam. Dirinya juga diduduki dikursi kayu dengan tangan dan kakinya yg diikat tali tambang dengan kencang.

"Kayaknya tangan Vio berdarah deh? "batinnya lagi. Ia merasakan jika tangannya yg diikat dengan tali tambang itu serasa sakit, mungkin karena ia terlalu banyak bergerak dan alhasil tangannya tegores.

Tap
Tap
Tap

Mendengar suara langkah kaki mendekat, membuat Viola langsung mendongkak. Matanya sedikit membulat melihat sekitar ada 10 orang yg berdiri sambil menatapnya.

Glek!

Susah payah, dirinya menelan salivanya. Jantungnya telah berdetak 2 kali lebih kencang karena errr takut.
"Cantik juga. "

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang