-Limapuluhenam-

2.1K 282 117
                                    

[LIMAPULUHENAM]

***

SORE ini, tepat pada pukul 15.45 , Revan, Viola dan yang lainnya telah sampai dipantai Dewata -Bali-. Kenapa mereka harus jauh jauh ke Bali? Sedangkan di Jakarta saja juga memiliki pantai? Itu alasannya hanya karena Bara yang ingin merasakan sensasi berbeda. Anak sultan mah bebas!.

Disaat semuanya sedang beristirahat divilla, Viola malah keluyuran ke pesisir pantai tanpa minta izin ke yang lainnya. Bisa bisa balik ke Villa Viola malah diamuk sama temen temennya karena pergi tanpa izin dulu.

Hantaman ombak kecil ke kakinya membuat Viola tersenyum tipis. Ini adalah pertama kalinya ia kepantai Seingat dirinya..

Tatapannya tertuju pada segerombolan anak anak perempuan yang tengah membuat istana pasir. Tetapi ada beberapa anak laki laki lainnya yang selalu menggangu. Wajah kesal anak perempuan yang sedang membangun istana pasir itu tampak lucu menurut Viola, karena bibir yang dimanyunkan, menghentakkan kaki mereka ketanah juga sesekali memarahi anak laki laki yang mengganggu mereka. Ah menggemaskan!.

Tatapan Viola kini terganti pada seorang perempuan yang terduduk dipasir sembari menunduk.

Viola mengernyit. Ia berjalan mendekat. "Hei? "

Perempuan tersebut mendongak. Matanya tampak melebar melihat kehadiran Viola, berbeda dengan Viola yang tampak bingung.

"V-Viola?! "

Dahi Viola berkerut heran. "Sorry, lo kok tau nama gue? "tanya nya.

Perempuan tersebut sedikit terkejut. Tasya. Iya, perempuan tersebut adalah Tasya. Tunggu?, kenapa Tasya bisa ada disini?.

"Kalo boleh tau? Siapa na-"

"VIOLA!!!"

Tubuh Viola tersentak kaget karena teriakan dari belakangnya. Ia berbalik, matanya melebar melihat Revan yang menatapnya tajam.

"Mampus gue. "gumam Viola pelan. Revan berjalan mendekat. Sampai dihadapan Viola, ia menatap Viola cemas. "Kenapa main pergi aja sih?! "

Viola menjadi gelagapan sendiri. "A-anu, lu-lupa minta i-izin tadi. "

Revan berdecak. Ada aja alasan. Dikira ia akan percaya apa?.

Kini tatapan Revan beralih keseorang perempuan dibelakang Viola yang tampak terkejut.

"Lo?! "Terkejut? Tentu saja! Setelah ia melakukan kejahatan kepada Viola cewek itu malah pergi dan hilang kabar? Revan amat membenci perempuan yang berada dibelakang Viola saat ini.

"Ngapain lo kesini? "tanya Revan dingin dengan wajah datarnya, ucapannya yang terkesan menusuk membuat Tasya kicep.

"Setelah apa yang lo lakuin ke Viola? Lo pergi gitu aja? Tanpa minta maaf? Memang perempuan biadab lo. "Revan tersenyum sinis. Ia kemudian menggenggam jemari Viola. "Ayo. "kemudian menarik Viola untuk kembali ke Villa yang telah disewa Bara.

"Dia itu siapa? Aku gak inget soalnya. "tanya Viola dengan suara pelan.

"Tasya. "jawab Revan singkat. Wajah cowok itu tampak datar. Membuat Viola sedikit takut. Walaupun Revan selalu bersikap lembut padanya, melihat wajah Revan yang seperti ini membuat dirinya sedikit gugup.

REVIO - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang