"Jennie?" aku melihat Jennie sedang menatapku dengan tatapan berlinang air mata.
"Rosie..."
Ucapannya begitu lirih, aku merasakan hatinya begitu terluka. Jangan menangis sayang, aku tidak bisa melihat air matamu yang berharga jatuh.
"Waeyo?" tanyaku lalu membawanya kepelukanku. Dia menenggelamkan wajahnya didadaku, dia menangis sejadi-jadinya dipelukanku.
Akan aku cabut mata orang yang membuat Jennie-ku menangis. "Katakan, siapa yang membuatmu menangis?" tanyaku lembut sambil mengusap air matanya.
"L-Lisa... Hiks"
"What? Lisa? Dia apakan dirimu?" tanyaku membolak balikkan badannya.
Dia menggeleng pelan. "Dia tidak menyakitiku"
"Lalu?"
"Dia... Hiks... Dia dipeluk Bambam"
"Memangnya kenapa? Bukankah mereka memang sahabat? Wajar jika mereka saling memeluk"
"Aku cemburu"
Kumohon jangan katakan itu...
Kau membuatku semakin terluka..."Bagaimana jika mereka saling mencintai?"
"Itu hak mereka"
"Tapi aku juga mencintainya" ucapnya memelukku erat.
Bukannya kehangatan yang kudapat, aku merasakan sakit dihatiku. Kata-kata yang selama ini kuhindari kini kudengar juga.
Kenapa Jen...
Kenapa tidak aku saja yang kau cintai?
Kenapa tidak aku saja yang kau khawatirkan?
Kenapa tidak aku saja yang kau perjuangkan?
Kenapa tidak aku saja yang kau rindukan?Waeyo?
Aku merasakan mataku memburam oleh air mata. Aku mendongkak, aku tidak akan membiarkan Jennie melihatku menangis, siapa yang akan menguatkannya jika aku lemah?
Hingga aku merasakan tissue mengusap air mataku yang keluar tanpa permisi.
Aku tersenyum. Jisoo... Kau begitu baik. Kenapa tidak kau saja yang aku cintai?
Dia tersenyum lalu kembali duduk. Aku melepaskan pelukan Jennie. Dan mengajaknya duduk. Akhirnya kami duduk dikarpet bersama. Aku ditengah.
Jennie menyandarkan kepalanya dibahuku. Tangannya menggenggam tanganku possesif.
Kau membuatku semakin jatuh cinta padamu, kumohon hentikan Jen, aku tak ingin depresi dan berakhir di sungai Han.
Kumerasakan elusan dibahu kananku. Jisoo tersenyum teduh seolah mengatakan semua baik-baik saja.
"Rosie..."
"Heummm?"
"Aku mengantuk"
"Tidurlah. Aku akan menjagamu" ucapku mengelus rambutnya saat genggamannya terlepas.
Jisoo diam saja, karna sejujurnya hubungan Jisoo dan Jennie tidak terlalu dekat.
Entahlah karna apa, tapi yang kutahu, Jennie pernah marah karna aku menghabiskan seharian penuh bersama Jisoo dan mengabaikannya yang bersama Lisa. Ya... Karna saat itu aku sedang cemburu padanya.
"Chaeng" panggil Jisoo.
"Ne?"
"Aku pulang dulu eoh" pamitnya.
"Eh? Cepat sekali. Tidak ingin menemaniku?"
"Sudah ada aku Rosie, biarkan dia pulang" ucap Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Triangle
Teen Fictionsederhana saja. aku mencintaimu, kau mencintainya, sedangkan aku sendiri mengabaikan hati yang selalu terjaga untukku. Cinta itu gila.