Rose menatap kertas yang ada di tangannya.
Beasiswa
Terkadang dia berfikir kenapa dia harus menjadi pintar dan mengetahui semuanya?
Ingin sekali dia menjadi bodoh dan menjalan hidup tanpa tahu apapun. Tapi tuhan begitu baik padanya.
"Ottoke?"
Dia menyimpan kertas itu di dalam bukunya lalu dia masukkan ke dalam tas.
"Rosie..."
Dia berbalik mendapati Jennie yang sedang berlari kecil menghampirinya.
"Nee?"
"Kudengar kau dipanggil Kim Sonsaengnim?"
"Ya.. Itu benar"
"Apa yang dia katakan? Apa kau membuat kesalahan? Apa yang terjadi?"
"Hey... Kau ini seperti wartawan ya?" Rose mencubit hidung Jennie gemas. "Kajja, kita ke kantin. Aku sudah lapar" Rose merangkul kepala Jennie dan menyimpan kepalanya diketiak.
"Yak! Aku susah berjalan!" protes Jennie.
"Terima saja, dasar pendek"
"Yak! Tupai rabies!"
"Kucing galak"
"Rambut Sule!"
"Pipi mandu"
"Dasar tiang"
"Tidak masalah, aku tinggi jadi bisa melindungimu" ucap Rose santai.
"Menyebalkan"
Itu hal biasa dilakukan mereka, kadang mereka bersikap manis, kadang seperti musuh besar, kadang seperti keluarga.
Namun itu bukan hal biasa dimata temannya yang lain, dimata mereka Chaennie adalah perfect couple sekolah mereka.
Namun mereka menyayangkan karna hubungan chaennie hanya sebatas teman. Sad:'(:'(
"Ahjuma! Aku pesan makanan untukku dan istriku" ucap Rose.
"Ahh dan jangan lupa minum untukku dan bayiku" ucap Jennie membuat Rose menatapnya datar.
"Kalian romantis sekali"
"E-eh Lisa" Jennie mulai salah tingkah.
"Perhatikan tingkahmu J, kau terlalu terlihat" ucap Rose dengan matanya yang sibuk melihat jajaran huruf tanpa gambar di tangannya.
"Silahkan"
Ahjumma itu memberikan makanan pesanan kami. "What? Kalian membeli makanan tapi tidak memesankanku?" ucap Lisa.
"Aniyo! Jangan milikku, pesanlah sendiri" ucap Rose menyembunyikan makanannya dari Lisa.
"Cih, Tupai pelit"
"Kita bisa berbagi" ucap Jennie tersenyum dibalas oleh Lisa.
Sebenarnya Rose tidak sepelit itu, hanya dia tahu Jennie akan senang jika dirinya bisa sepiring berdua Dengan Lisa. Tidak masalah hatinya sakit, asal bisa membuat orang yang dia cinta bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Triangle
Ficção Adolescentesederhana saja. aku mencintaimu, kau mencintainya, sedangkan aku sendiri mengabaikan hati yang selalu terjaga untukku. Cinta itu gila.