Seorang yeoja bermata kucing sedang berlari kedalam kelasnya dengan air mata yang menghalangi pemandangannya. Sesekali dia mengusap matanya dengan lengan seragamnya.
Dia sampai di kelas. Hal pertama yang dia lakukan adalah mencari yeoja berambut Ash-blue.
"Rosie!" panggilnya.
Yang dipanggil mengalihkan pandangannya beralih menatap yeoja itu. Dia berdiri dan menghampirinya dengan berbagai pertanyaan dibenaknya.
"Kau kenapa lagi J?" tanyanya lembut.
"Aku... Hiks..."
Orang yang dipanggil Rosie itu menghela nafasnya lalu membawa tubuh itu untuk dia dekap.
Setelah merasa lebih tenang, dia melonggarkan pelukannya.
"Sekarang katakan padaku"
"Aku... Lupa... Membawa... Tugasku... Aku pasti akan dihukum sonsaengnim" ucapnya masih terisak.
"Hanya itu?" yeoja itu mengangguk.
Rose menarik tangan Jennie ke tempatnya. Dia mendudukkan dirinya."Aku bisa saja membantumu dengan memberikan tugasku untukmu. Tapi itu tidak jujur"
Sonsaengnim datang. "Siapa yang kumpulkan tugas kalian" ucapnya to the point.
"Ada yang tidak mengerjakan tugas?" tanyanya.
Jennie menunduk lalu mengangkat tangannya.
"Kau... Berdiri" ucap sonsaengnim galak.
Rose ikut berdiri. "Kenapa kau juga ikut berdiri?"
"Aku juga lupa tidak mengerjakannya. Joesonghabnida" ucapnya menunduk.
Jennie menatap Rose tak percaya namun sedetik kemudian Rose menarik tangannya untuk mengerjakan hukuman yang sonsaengnim berikan.
"Kenapa kau melakukan ini Rosie?" tanya Jennie.
"Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian." ucap Rose.
"Tapi kenapa? Bahkan kau mengerjakannya. Kenapa kau mempedulikanku?" tanya Jennie lagi.
"Cause your my Best Friend J" ucap Rose.
Jennie tersenyum kembali memeluk Rose. Entah kenapa dia sangat suka memeluk yeoja jangkung ini.
"Gomawoyo"
"Nee. Apa kau lelah?" tanya Rose menyeka keringat Jennie yang membasahi pelipisnya dengan sapu tangan yang dia keluarkan dari balik blazer sekolahnya.
Jennie mengangguk. "Kau duduk saja tunggu aku. Biar aku yang menyelesaikan ini" ucap Rose memberikan senyuman terbaiknya.
"Tapikan aku juga dihukum"
"Sudahlah, aku tidak mau kau terlalu lelah. Aku takut kau sakit. Jika kau sakit aku duduk sendiri" ucap Rose.
Jennie mengangguk lalu pergi ke kantin membelikan Rose minum.
Selesai dengan hukumannya, Rose keluar toilet. Blazer nya sudah dia lepas dari tadi. Kedua kancing atasnya terbuka karna dia gerah, sedangkan dasinya? Dia pakai untuk mengikat rambut.
Rose melihat Jennie yang sedang menunggunya diluar.
"Sudah?" Rose mengangguk. Jennie memberikan minuman yang dia beli. Dengan cepat Rose meneguknya hingga menyisakan separuh.
Jennie melihat leher Rose mengkilap karna keringat mengusap leher itu dengan saputangan tadi.
"Gwenchanha?" tanya Jennie. Rose mengangguk. Keduanya duduk di bangku yang berada di koridor sekolah.
Jennie mengancingkan kemeja Rose setelah itu memasangkan dasi di kerahnya.
Sangat romantis, namun mereka tak lebih dari sekedar Teman. Hahahaha sad:'(:'(:'(:'(
"Kira-kira kapan Lisa kembali?" tanya Jennie.
Rose mengedikkan bahunya. "Molla, mungkin dia masih merindukan orang tuanya di Thailand sana" ucap Rose kembali meneguk minumannya.
"Kau sendiri? Apa kau tidak merindukan keluargamu di Aussie?" tanya Jennie.
Rose menunduk lalu tersenyum tipis. "Anak mana yang tidak merindukan orang tuanya saat jauh dari mereka? Tentu aku merindukannya, tapi bagaimana lagi? Aku masih harus menjalankan kewajibanku sebagai siswa disini. Setelah itu aku akan kembali pada mereka" ucal Rose.
"Apa kau akan kembali ke Aussie setelah lulus nanti?" tanya Jennie mulai berkaca-kaca.
"Molla"
Setelah beberapa lama, Rose tak lagi mendengar suara Jennie. Dia menoleh, Jennie sedang menuduk menatap ujung sepatunya.
"Wae?"
Jennie menggeleng. "Jangan berbohong, ayo katakan"
Jennie mendongkak. "Tteonajima" ucapnya lirih.
Rose tersenyum tipis lalu merangkul Jennie kedalam dekapannya. "Aku akan disini. Selalu bersamamu. Tapi aku akan pergi, saat aku tidak punya alasan lagi berada disini" ucap Rose lembut.
"Aku alasanmu disini Rosie, tteonajima" ucap Jennie.
"Tapi... Kita tidak tahu rencana tuhan bukan? Ingat J, jika aku pergi nanti, aku tak sepenuhnya pergi. Aku akan selalu ada disini" ucap Rose menunjuk dada Jennie. "Dihatimu. Aku akan benar-benar pergi jika aku memang sudah tak ada lagi dihatimu"
"Nee." Jennie kembali memeluknya.
Dah lah, males ngetik, andai ada doraemon gw mau minta alat buat ngetik fikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Triangle
Novela Juvenilsederhana saja. aku mencintaimu, kau mencintainya, sedangkan aku sendiri mengabaikan hati yang selalu terjaga untukku. Cinta itu gila.