Suasana sekolah nampak ricuh. Ternyata Lisa sudah kembali dari turnamen yang dia ikuti.
Siapa sangka gadis humoris sepertinya mengikuti turnamen Taekwondo. Ya... Dialah Lalisa, sahabatku dan Jennie Kim.
"Lili!" Jennie memanggil Lisa dengan girang lalu berlari kearahnya dan memeluknya dengan erat.
"Bogoshipeuyo" ucap Jennie.
"Nado bogoshipda" balas Lisa mengusap punggung Jennie.
Aku hanya menatap mereka dengan senyum tipis menghiasi wajahku. Aku kenapa? Aku hanya cemburu. Jangan khawatir, ini adalah hal biasa untukku.
"Kudengar kau menang manoban" ucapku santai dengan tangan yang kusimpan di saku blazer sekolah.
Bukan sok keren, tapi aku tidak mau Jennie melihat tanganku yang terkepal keras hingga melukai telapak tanganku.
"Seperti yang kau tahu." ucapnya.
"Baguslah, aku merasa terlindungi" ucapku santai.
"Nee. Bagaimana jika kita ke kantin? Aku akan mentraktir kalian" ucapnya menatapku dan Jennie.
"Tidak perlu, kalian saja. Aku masih ada urusan. Anyeong"
Aku pergi. Sebenarnya aku menghindari mereka. Siapa yang mau melihat orang yang kau suka bermesraan dengan orang lain?
Ya. Aku memang mencintai Jennie Kim, sahabatku. Aku tidak munafik, menyembunyikan perasaan. Cih, aku hanya belum mengatakannya saja.
Siapa yang tidak akan jatuh cinta jika seseorang selalu bergelayut manja padamu? Memperhatikanmu? Tapi sayang, dia juga menganggap spesial sahabatku. Mungkin lebih.
Aku butuh Kim Jisoo. Manusia Chikin itu tahu 1001 cara untuk menenangkanku.
"Ji..." rengekku padanya.
Dia yang sedang bermain game ponsel di perpustakaan terhenti.
"Wae?" tanya nya.
Aku hanya bisa memeluknya menyembunyikan wajahku dilehernya. Bukan apa-apa, aku hanya tidak ingin ada mata yang melihat air mata ini.
"Wae? Jennie?" aku mengangguk samar.
"Sudah kubilang, jangan terlalu memanjakannya. Kau tahu hatinya bukan untukmu Chaeng" ucapnya.
Aku hanya menunduk. Rasanya aku tidak bisa tak berbuat baik padanya maski hanya satu hari.
"I Can't"
"Itulah penyebabnya. Dengar Chaeng, kau menyukainya, tapi dia menyukai temanmu. Masalah yang banyak terjadi dalam dunia remaja. Tapi ingat chaeng, kau juga harus memikirkan hatimu itu. Tidakkan kau menyayangi hatimu yang sudah hancur setiap kali melihat Jennie bersamanya?"
"Aku ingin... Tapi aku-"
"Aku tak ingin memaksamu tapi... Ini demi kebaikanmu" ucap Jisoo.
"Kajja" ajaknya.
"Eodigago sippeoyo?"
"Aku tahu tanganmu terluka lagi."
Dia membawaku ke UKS. Mengibati telapak tanganku. "Apa kau tidak merasa tersiksa dengan luka ini?"
Aku menggeleng. "Luka di hatiku lebih menyakitkan"
"Cih..."
Kami kembali ke kelas. Kulihat Jennie duduk dan disampingnya ada Lisa.
"Rosie-ahh... Sepertinya-"
"-Arraseo" aku mengambil tas ku dan duduk disamping Jisoo. Teman sebangku Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Triangle
Fiksi Remajasederhana saja. aku mencintaimu, kau mencintainya, sedangkan aku sendiri mengabaikan hati yang selalu terjaga untukku. Cinta itu gila.