Kutunggu komenan kalian.
Don't mess up my typo.Artinya don't mess up itu apa sih?
Pagi-pagi, Rose sudah rapi dengan kemeja kotak-kotak, celana jeans hitam, dan sepatu Vans nya. Modis sekali.
Dia turun ke bawah dan melihat ibunya sedang mau nyiapkan sarapan.
"Good Morning Mom" sapa nya.
"Good morning Chae. Pagi-pagi begini kau sudah rapi, memangnya kau mau kemana hum?"
"Aku ingin ke Caffe. Lea sakit, jadi aku harus mengurusnya" ucap Rose.
Mommy Park mengangguk. Lalu Rose menyantap sarapannya tanpa menunggu yang lain.
"Aku sudah selesai. Aku pergi dulu. Bye mom..." ucapnya lalu memasuki mobilnya.
Alice melihat itu mengerutkan keningnya. "Buru-buru sekali. Dia akan pergi kemana mom?" tanya Alice.
"Dia akan ke Caffe."
"Caffe? Bukannya dia punya pegawai?"
"Hu'um. Tapi pegawainya sakit. Jadi dia yang harus turun tangan sendiri."
Alice mengangguk faham.
*****
Jennie sedang menggosok giginya. Entah kenapa sedari tadi jantungnya berdegub lebih kencang.
"Apa yang akan terjadi?" gumamnya.
Setelah itu dia memakai seragamnya lalu pergi ke tempat kerjanya. Setelah sampai, dia membuka pintu, ternyata masih sepi.
Dia berjalan menuju dapur dan tersentak kala melihat seseorang sedang membuat kopi disana.
"Omo!"
Orang itu berbalik dengan cangkir kopi ditangannya. Orang itu menghirup aroma kopi itu.
"Good morning" sapanya.
"G-good morning Ros -Bos" ucap Jennie lalu tersenyum.
Rose mengangguk lalu berjalan menuju meja bartender. Dia duduk disana dan Jennie mengikutinya.
"Ingat Jen, dia bos mu sekarang, jangan bersikap Childish atau bergelayut manja padanya. Tahan Jen tahan" ucap Batin Jennie.
"Hari ini..." Rose memulai pembicaraan. "Lea sakit. Jadi aku akan membantumu disini. Seharian."
Seharian
Seharian
Seharian
"Jadi kau akan menemaniku seharian?" ulang Jennie dan Rose mengangguk.
"Jadi mohon kerja samanya."
Jennie mengangguk semangat. Tak apa seharian bekerja bersamanya, asal itu dengan Rosie.
Lonceng pintu berbunyi. Menandakan ada pelanggan masuk. Rose tersenyum dan mulai melayaninya. Sedangkan Jennie memperhatikannya. Gerak-gerik nya, senyumnya, aksen Australia nya, ughh dia sangat merindukannya. Tapi saat sudah bertemu dia tidak bisa memeluknya untuk melepas rindu.
"Satu pasta dan americano"
Jennie mengangguk dan mulai memasak. Semakin siang pelanggan semakin ramai. Mungkin karena ini sudah akhir pekan.
"Waiters!" Rose mengedarkan pandangannya dan melihat pelanggan sedang mengacungkan tangannya.
"Wait"
"Can I help You?"
"Yes, can I..."
Rose menulis pesanannya lalu menyerahkannya pada Jennie. Dan Jennie segera membuatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Triangle
Novela Juvenilsederhana saja. aku mencintaimu, kau mencintainya, sedangkan aku sendiri mengabaikan hati yang selalu terjaga untukku. Cinta itu gila.