Hari ini adalah pelajaran musikalisasi, jadi aku membawa gitar ke sekolah. Selesai pelajaran, aku menghabiskan waktu istirahatku di kelas sambil memainkan gitar.
"If you really...
Really love me, malhaejwo
Na eobs-i haludo beotil su eobstago really really...
Jibchaghal mankeum wohandago...
Really..."If you really...
Really want me malhaejwo
Neo jeoldae jamsido hannun an pandago really really
Daleun namjawaneun daleudago Really"Aku melihat ke pintu ada Jennie disana. Tersenyum kearahku dengan segelas jus mangga di tangannya.
"Hanbeon hae jumyeon du beon haejul ge ppoppo
Geuleohdago hambulo deul-daemyeon no no
Dul-i numman maj-eumyeon haha hihi hoho
Oelowossdeon jinannal-eun neolo inhae no more"Jennie tersenyum memberikan jus mangga itu padaku.
"Minumlah, agar suaramu tetap indah"
Aku tersenyum langsung menyedotnya dari tangan Jennie.
"Kau manja sekali hum?" ucap Jennie.
"I'm your big baby"
Jennie terkekeh. Lalu duduk di kursi. Sedangkan aku di meja sebelahnya.
"Ayo, nyanyikan lagu dengan suaramu itu untukku" ucapnya.
"Apapun untukmu."
Aku kembali memetik gitarku.
"Jigeum neoreun wohaneun
Nae sgyeori neukkyeojini
Neol barabogo isseodo missing you
Seotun nal won't you set me free...Baby nal teojil geotcheorom anajwo
Geuman saenggakhae mwoga geuri eoryeowoGeotjimalcheorom kisseuhaejwo naega neoege
Majimak sarangin geotcheorom""Kau romantis sekali untuk seukuran teman." ucap Jennie.
"Oleh karna itu. Apa kau tidak bosan terus terusan menganggapku teman?" tanya Ku balik.
"Ummm... Rahasia"
"Ish... Jika aku punya kekasih pasti dia sangat beruntung punya kekasih seromantis diriku" ucapku membanggakan diri.
"Uhhh percaya diri sekali. Tapi... Jika kau punya kekasih nanti, kau akn melupakanku" ucapnya sedih.
Aku mengusap rambutnya. "Benarkah? Apa aku pernah mengabaikanmu sehari saja?" dia menggeleng.
"Oleh karna itu, jadilah kekasihku, maka aku tidak akan melupakanmu. Tapi... Jika kau tidak mau juga tidak apa-apa... Mungkin aku akan melupakanmu karna kekasihku yang sangaaaaaaaaaat aku cintai" ucapku.
Jennie melengkungkan bibirnya kebawah. "Huaaaaa Rosie sudah tidak menyayangiku..." Jennie menangis.
Aku panik kemudian meletakkan gitarku dimeja. Setelah itu memeluknya, membenamkan wajahnya di peritku.
"Aishh uljima." ucapku mengusap kepalanya.
"Jangan melupakanku Rosie... Aku tida bisa tanpamu" ucapnya.
"Nee. Aku tidak akan meninggalkanmu. Jangan khawatir. Eoh?"
"Kau berjanji?" tanyanya.
"Tidak"
"Huaaaaa" dia kembali menangis. Aku kembali memeluknya. "Sudahlah, tidak mungkin bukan jika aku terus bersamamu saat kau telah dinikahi orang lain nanti. Kecuali..."
"Kecuali?
"Aku yang menikahimu"
Dia menepuk lenganku. Aku tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Triangle
Ficção Adolescentesederhana saja. aku mencintaimu, kau mencintainya, sedangkan aku sendiri mengabaikan hati yang selalu terjaga untukku. Cinta itu gila.