Dear Rosie

2.3K 311 27
                                        

Sudah seminggu sejak kepergiannya. Aku kembali pendiam di sekolah. Melihat Orang-orang yang berlalu-lalang dihadapanku.

Aku hanya dekat dengan dia. Tapi sekarang dia pergi. Aku pergi ke Rooftop. Membuka tasku dan menyobek bukuku. Aku membuat pesawat kertas lalu menulis sesuatu disana.

Dear Rosie...
Jika kau benar-benar pergi
Kuharap kau bahagia.
Tapi aku serakah
Dan berharap
Kau tak baik-baik saja.

Ucapanmu bahwa kau baik-baik saja,
Ucapanmu bahwa kau tak baik-baik saja,
Kabar darimulah yang membuatku sedih.

Hidupmu yang selama ini
Baik baik saja,,
Fikiranmu yang selama ini
Baik-baik saja,
Kabar darimulah yang membuatku menangis.

Aku melipat kembali kertas itu lalu menerbangkannya. Kini tidak ada lagi Rosie, tak ada lagi rangkulan, tak ada lagi lindungan.

Aku rindu bergelayut padanya,
Aku rindu menganggapnya bayi
Aku rindu menyuapinya,
Aku rindu duduk dilahunannya.

Aku menatap ponselku. Gambar yang manis tapi membuatku menangis.
Kulihat aku dan Rosie sedang duduk bersama dengan dia dibelakangku. Ralat, aku duduk di pahanya.

"

Aku merindukanmu. Sedang apa kau sekarang Rosie..."

Aku meruntuki diriku sekarang. Kenapa aku mau saja dibodohi manusia itu?

***

Saat itu aku sedang mencari Rosie, namun tak menemukannya. Hingga aku melihatnya sedang bersama yeoja berponi disana.

Dia mengenalkanku dengannya. Nama yeoja itu adalah Lisa. Tadinya aku menjaga jarak dengannya karna kufikir dia menyukai Rosie. Ternyata tidak.

Dia orang yang menyenangkan.

Suatu hari, aku sedang duduk di kelasku. Rosie sedang ada urusan. Jadi aku duduk sendirian di kelas.

Aku menulis di buku Diaryku.

Dear Rosie...
Andai kau tahu perasaanku. Aku menyukaimu, namun...
Aku rasa aku cukup memendamnya saja.
Aku tidak mau egois dan akhirnya kita saling menjauh. Maaf lancang mencintaimu.

Aku tersenyum melihat tulisanku.

"Kau mencintai Rose? Jinjja?"

Aku terkejut melihat Lisa disana. Astaga, Lisa tahu rahasiaku.

"Yak! Maksudmu apa?"

"Hahaha, kau ketahuan mencintai Rose Jen"

"Aniyo."

"Oh ya? Apa yang kau tulis di dalam buku itu?"

Aku menggeleng

"Sudah pasti kau mencintainya"

"Kumohon jangan beritahu dia" ucapku memegang tangannya

"Wae? Bukankah bagus jika dia tahu perasaanmu?"

"Tidak, kumohon jangan beritahu dia."

Dia tersenyum. "Baiklah, aku tidak akan memberitahukan ini padanya."

Aku menghela nafas.

"Kau mau tahu cara membuat Rose luluh? Dan berbalik mencintaimu?"

Aku mendongkak menatap wajah Lisa.

"Hah?"

"Aku tahu beberapa hal yang memungkinkan dirimu untuk mendapatkannya. Anggap saja aku membantumu."

Friend TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang