Hari ini adalah hari berkemah, semua peserta kemah sudah memenuhi halaman depan sekolah, tak terkecuali aku sendiri.
Ya... Akhirnya aku ikut berkemah setelah dipaksa habis-habisan oleh kucing betina itu.
Aku mengeratkan jaket yang aku pakai. Ini musim gugur, pantas saja jika dingin. Kulihat yeoja yang kusuka sedang mengobrol dengan sahabatku.
"Matamu akan keluar jika terus menatap mereka"
Aku menoleh melihat orang yang selalu menghiburku disini. "Jichu"
"Kau ikut juga, kukira kau benar-benar serius saat mengatakan akan duduk di balkon dengan ditemani coklat panas daripada mengikuti perkemahan."
"Kau tahu sendiri jika aku selalu dipaksa kucing menggaskan itu"
"Ohh iya, kau kan selalu kalah jika dengannya, dasar lemah"
"What? Hey, Listen. Aku bukan lemah, aku hanya tidak mau membuatnya menangis, karna sangat susah membujuknya saat dia sedang menangis."
"Dia cengeng sekali"
"Yak!"
"Jehehe mian," Jisoo bungkam saat aku meninggikan suaraku. Aku tidak terima ada orang yang menghina Jennie, meskipun sedang bercanda.
"Kau duduk dengan siapa?" tanya Jisoo.
"Jennie"
"Jinjja? Kukira dia akan duduk dengan Lisa"
"Dia hanya ingin terlihat cantik dihadapan Lisa, mana mungkin dia mau duduk berdampingan dengannya, bisa-bisa Lisa melihat caranya tertidur. Yaa... Meskipun menurutku dia tetap cantik saat tertidur atau mendengkur"
"Dasar kau ini terlalu diperbudak cinta" ucap Jisoo menepuk bahuku.
Aku menatap dalam matanya lalu menghembuskan nafasku. "Ji..."
Dia menoleh. "Wae?"
"Mianhae..."
"Untuk?"
Aku menggeleng lalu memeluknya. "Mianhae, pasti hatimu sangat terluka karna aku"
"Chaeng... Kau..."
"Aku pintar Ji, aku tahu. Maaf yah, aku akan mencoba membalas perasaanmu. Jujur aku sangat tersiksa dengan perasaan yang kupunya padanya"
"Jangan maksakan dirimu. Aku cukup bahagia dengan keadaan kita saat ini"
"Gomawoyo" aku memeluknya lalu mencium pipinya gemas.
"Rosie..."
Aku melepaskan pelukan kami lalu menatap Jennie yang menatapku. "Bis nya sudah siap, kita naik sekarang"
Aku mengangguk lalu mengikutinya meninggalkan Jisoo dengan rombongan osis lainnya. Namun aku kembali saat baru maju beberapa langkah.
Aku memeluknya. "See you Jichuu. Talaghae" ucapku.
"Yak! Menggelikan"
Aku terkekeh llu menyusul Jennie.
***
Perjalanan begitu jauh. Aku hanya menatap jalanan dengan headsets yang menyumpl telingaku. Ini sudah malam, tapi aku masih terjaga.
Aku merasakan ada yang menyandar di pundakku. Atensi ku beralih menatap Jennie yang sedang menguap.
"Kau mengantuk?" dia mengangguk.
"Tidurlah"
Dia bersandar di bahuku. Aku mengusap punggungnya. Bisa kuhirup aroma shampoo yang selalu dia pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Triangle
Teen Fictionsederhana saja. aku mencintaimu, kau mencintainya, sedangkan aku sendiri mengabaikan hati yang selalu terjaga untukku. Cinta itu gila.