Goes to Aussie

2K 286 16
                                    

Setelah selesai dengan pesta perpisahan SMA, Jennie bertekad mengejar Rose ke Aussie. Dia belajar tak kenal waktu agar mendapatkan beasiswa untuk kuliah disana.

Dia sadar orang tuanya tidak sanggup membiayai sekolahnya di luar negri. Oleh karena itu dia mengambil jalan lain.

Setelah berjuang hampir dua tahun, akhirnya dia mendapatkan beasiswa itu. Dia sangat bahagia dan mulai mengemasi barang-barangnya.

Pintu kamarnya terbuka menampilkan ibunya.

"Jen..."

Jennie menoleh. "Nee? Ada apa?" tanya Jennie.

"Apa kau yakin ingin pergi?" tanya ibunya halus.

"Aku yakin. Kenapa?"

"Aussie itu jauh. Apa kau mau meninggalkan eomma sendiri?"

"Aku pergi hanya sebentar eomma. Aku berjanji akan pulang membawa kejutan untuk eomma."

"Eomma tidak perlu kejutan. Eomma hanya perlu dirimu."

"Eomma..." Jennie menggenggam tangan ibunya. "Aku pergi untuk kembali. Aku berjanji akn menjaga diriku disana. Sesekali mungkin aku akan pulang"

"Tapi bagaimana dengan kehidupanmu disana?"

"Aku akan baik-baik saja, Percayalah padaku. Aku bukan anak kecil lagi"

Ibunya menghela nafas. "Baiklah. Jika itu maumu. Segera kembali, agar eomma tidak kesepian"

Jennie mengangguk lalu memeluk ibunya erat.

***

Sedangkan ditempat lain, sebuah mobil Ferrari melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia memarkirkan mobilnya sembarangan lalu mengeluarkan ponselnya.

Dia memanggil seseorang namun tak kunjung diangkat. Hingga dia memanggil untuk kesekian kalinya dan panggilannya diangkat.

"Yeoboseyo"

"Yak! Kau puas??!!"

"Hey? Kau baru menelfonku. Kenapa tiba-tiba berbicara begitu?"

"Oh ya? Kau tidak tahu jika dia akan menyusulmu kesana?"

"Aku bahkan tidak tahu dia siapa. Kenapa aku harus tahu?"

"Jangan berbohong Park! Kau sudah pergi. Jangan serakah dan mengambil semuanya. Jennie milikku!"

"Aku tidak peduli. Jika Jennie memang milikmu, maka pertahankan dia"

Lisa memutuskan sambungan telefonnya. "Menyebalkan!"

***

"Kenapa sayang?"

Yeoja jangkung itu menatap kekasihnya yang sedang duduk dihadapannya.
Dia menggeleng lalu meletakkan dagunya dipundak yeoja yang lebih pendek.

Mereka sedang duduk di taman buatan dengan berbagai bunga tumbuh disana.

"Tidak ada."

"Apa ada masalah?" tanya yeoja pendek berbibir hati itu.

"Aku tidak punya masalah jika itu denganmu sayang. Apa kau sudah selesai?"

Yeoja pendek itu menggeleng. "Bunga disini sangat indah. Aku bingung harus memetik dari mana"

Yeoja jangkung itu tertawa dan memberingkan tubuhnya di atas rumput. "Ambil sesukamu. Ini bukan taman nasional. Ini taman buatanku"

"Chaeng-ahh"

Yeoja jangkung itu menatapnya. "Untuk apa kau membuat taman ini?"

"Untuk orang yang aku sayang di masa depan" ucapnya menyatukan kening mereka.

Friend TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang