Part 25

3.1K 356 70
                                    

Aku membuka mulutku perlahan mendengar kalimat selanjutnya.

"Ini aneh, iya kan? aku tidak pernah melihat wajahnya sekalipun, tapi sejak pertama melihatnya, aku tahu dia ibuku."

Mungkin princess Athanasia melihat Diana di dalam mimpinya.

"Apakah ayahmu mencintai ibumu?"

Aku berpikir mengenai apa yang harus aku katakan untuk menjawab pertanyaan ini, tapi aku bertanya kembali padanya.

"Apa yang kamu pikirkan saat kamu melihatnya?"

Tangan princess Athanasia yang menggenggam tangan Claude jatuh. Setelah itu dia menjawab dengan suara yang tenang.

"Dia mati karena aku kan?"

Aku juga tahu ini karena aku melihatnya dalam mimpi sebelumnya.

"Jadi aku mengerti mengapa dia sangat membenciku."

Apakah kau harus mengatakan pada princess Athanasia bahwa Claude telah menghilangkan ingatannya tentang Diana dengan sihir hitam?

Namun, sepertinya dia menemukan jawabannya sendiri dan tersenyum sedih dihadapanku.

"Aku ingin tahu dimana makam ibuku. Aku tidak pernah bertanya padanya sebelumnya karena aku takut papa akan semakin membenciku."

Akhirnya, dengan suara kosong yang keluar dari bibirnya, aku melihat wajahnya dalam diam beberapa saat dan akhirnya berbicara.

"Aku akan membawamu kesana."

Temperatur dari tangannya dingin, sedingin tubuh Claude yang ada di tempat tidur.

***

"Di sini"

Tempat dimana princess Athanasia dan aku berada adalah bukit kecil dengan angin yang berhembus dari segala arah. Pemandangan alaminya cukup untuk menerbangkan rambut kami karena angin yang
seperti surga dunia dimana Tuhan tinggal.

"Dia mengirim ibu kita kesini."

Tetapi pemandangannya menunjukkan kekosongan.

"Pergi kemanamun dengan bebas, seperti itu."

Faktanya, seharusnya keluarga inti kerajaan akan dimakamkan di tempat pemakaman keluarga raja, tapi Diana bukanlah benar-benar keluarga kerajaan.

Tentu saja, Claude bukanlah seseorang yang peduli tentang itu, jadi dia menahan jenazahnya dibawah perintahnya dibanding dengan memakankan Diana di pemakaman kerajaan jika dia ingin.

Tapi dia tidak berpikir itu sesuai untuk Diana.

Lagipula, untuk Claude, Diana adalah bagian dari udara yang berhembus di dunia.

Angin yang menyentuh rambutnya, princess Athanasia berdiri dalam diam di depan pemandangan yang agung.

Akhirnya, princess Athanasia berbisik dengan senyuman kecil dari bibirnya.

"Ya. dan ibuku akan selalu bersamaku."

Tidak ada yang berubah, tapi princess Athanasia terlihat berbeda dari kemarin.

Dia dan aku disini sedikit lebih lama dimana Diana tertidur dan kembali ke istana kerajaan.

"Athanasia!"

Saat ini Jannete di dalam kamar Claude. Secepat dia melihat princess Athanasia, dia menyentuh tangannya dengan air mata di pipinya.

"Papa, tetap tidak membuka matanya."

Ijekiel yang bersamanya, juga diam setelah menyapa Athanasia.

"Apa yang dikatakan dokter?"

"Tidak ada bedanya dari kemarin."

Side Story 2 : Lovely Princess World [Suddenly, I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang