Presipitasi

8 1 0
                                    

Tuhan telah menciptakan ingatan, maka izinkan aku untuk mensyukurinya sebagai mesin waktu, mengingat masa lalu saat aku menyatakan perasaanku padamu. Kala itu langit sedang hujan. Suara tetesan hujan yang datang bersamaan seperti sebuah melodi yang ingin membuatku bernyanyi tentang lagu jatuh cinta. Orang orang sekitar seolah memerintah ku untuk menyatakan semua isi hatiku. Jika manusia bisa hidup tanpa hati mungkin saja, aku akan memberi hatiku padamu.

Disaat ingin menyatakan ruang pikiranku seolah sibuk memikirkan kata apa yang cocok untuk dirimu. Puisi puisi cinta seolah tidak membantu dan pergi dalam pikiran. Jiwaku merenung di ruang pikiran yang di tempelkan kata kata manis yang ingin kusampaikan kepadamu. Prosa prosa yang ku pikirkan terhempas ke ruang fana, dan tidak sesuai dengan irama puisi yang kubuat untukmu. Tetapi bibirku mendukung untuk berucap seutas kata yang simple tapi mengandung banyak akan makna terdalam " Kamu mau jadi pacarku? "

Kata yang terdiri dari beberapa bait tapi memiliki makna yang dalam. Setiap orang yang sedang kasmaran pasti akan senang jika kata itu terucap. Seolah seperti burung yang terbang bebas dan tanpa ada haluan apapun. Kala itu aku berharap kamu merasakan seperti itu juga. Merasakan menjadi seseorang yang bahagia di saat mendengar kata itu dari ucapan seseorang. Aku benci disaat harus menunggu jawaban balasan darimu.

Bisingnya deras hujan telah membawa kebencianku yang menunggu lama jawaban darimu. Entah mengapa aku menikmati menunggu jawaban mu sambil di temani dengan derasnya hujan yang berjatuhan dari langit. Lalu kamu pun berbisik kepadaku dan berkata " Iya aku mau. " Sebuah kata yang memasuki telingaku dan menjelma seperti sebuah alunan musik orkestra yang indah. Kala itu, hari itu aku melukis kenangan yang akan aku ingat hingga tua nanti.

~~~ sebab kamu, pernah hampir hilang waras ku ~~~

SeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang