Aku menggandengmu berjalan di pantai waktu itu. Matamu mendayu, sore belum genap menyiapkan narasinya. Matahari belum selesai mementaskan dirinya, kita kaku berdiri menatap ke barat. Terpampang dua pemeran kisah yang sedang mengukir sebuah momen, kamu mengajarkan bahwa sebuah senja adalah ciptaan Tuhan yang paling indah.
Tapi entah mengapa aku menolak ajaran mu itu. Menurut ku ciptaan Tuhan yang paling indah adalah dirimu, entah kenapa di dalam pikiran ku hanya kamu, kamu dan kamu. Padahal banyak perempuan yang lebih cantik dan lebih wahh dari kamu, tapi mungkin juga waktu itu aku jatuh cinta pertama kali sama kamu. Alhasil aku mikirin kamu.
Harus kamu tahu, hatiku jatuh padamu. Terima kasih karena ingin menjadi setengah bagian diriku ini. Aku ingin kita melalui bersama sama dan saling menguatkan di saat bosan menerjang
Selalu saling mengingatkan di saat salah sedang bersandiwara. Apa pun yang kita lalui adalah yang kita sebut berjuang nantinya kita akan melalui bersama sama.
Beri aku waktu untuk memahamimu, untuk mengartikan sosok dirimu. Agar apa yang kita jalani tidak putus di tengah jalan. Mungkin saja jika hari demi hari kita selalu bertemu akan saling mengerti akan diri masing masing. Tetap menjadi dirimu jangan berusaha untuk di lihat perfect olehku. Biar tempat ini dan sosok senja menjadi saksi bahwa aku benar benar akan membahagiakan mu dan selalu bersamamu hingga waktu yang memisahkan.
~~~ disaat sore hari dan senja sudah memancarkan indahnya aku selalu teringat tentang kebersamaan kita dan momen momen yang terukir di ingatan ~~~
